Hari ini maksain banget buat posting hari "spesial" nya gw.
Sayang kan kalo dilewatkan...
Hari ini tuh ga kerasa, ternyata udah 1000 hari gw kerja di sini.
Sama seperti hari sebelumnya...
sama seperti doa sebelumnya
sama seperti doa ketika pertama kali gw menginjakkan kaki di PT. X ini.... gw cuma pengen satu hal... resign dan dapatkan pekerjaan yang baru.
Tiap hari gw selalu bertanya pada Tuhan apa yang membuat Tuhan tidak mengabulkan doa gw yang pengen resign dan dapat pekerjaan baru?
Ya... tiap hari di daily moods gw, isinya adalah tentang keluhan, kapan semua ini berakhir? kapan Tuhan bisa dan mau mendengar dan mengabulkan doa gw.
Teori klasik bilang, Tuhan itu ga buta ,ga tuli. Tuhan hanya ingin menyiapkan yang terbaik bagimu...
Terbaik?
Terbaik yang seperti apa? Apakah 1000 hari waktu yang singkat buat gw nunggu?
- Pertama masuk PT. X ini. Gw ga pernah menginginkan ada di sini. Tapi, daripada nganggur? Disini waktu yang baik untuk mengisi kekosongan waktu gw. Akhirnya gw jalananin lah kehidupan di sini seperti apa. Setelah gw mengenal ketenagakerjaan, gw baru sadar, ternyata perusahaan swasta gini-gini aja. Akhirnya gw bersabar menunggu BUMN atau PNS buka lowongan. Gw bersabar sampe akhirnya PNS pun buka dan lagi-lagi Tuhan ga pernah ngasih restu buat gw. Gw berada di posisi 152 dari 151 yang dibutuhkan.
- Di tahun kedua gw ada disini, Tuhan memindahkanku ke holding. Disaat aku mulai betah dengan pekerjaan unit, tapi Tuhan memindahkanku ke holding dan berpisah dengan co-workers yang sudah nyaman. Bayangkan... berhubungan langsung dengan ibu bos adalah hal yang mengerikan bagi gw. Keinginan gw resign pun makin tinggi. Setiap hari gw ga bosen-bosennya gw liatin count down yang gw set. Disini cukup 2 tahun aja, dan gw berharap setelah itu gw bisa dapat kerjaan yang lebih baik. Tapi sampe waktu yang gw tentukan 2 tahun itu. Tuhan masih belum mau denger atau ngabulin permintaan gw. Tuhan dengan segala caranya membiarkan gw bertahan di sini.
- Masih di tahun kedua, dengan posisi yang berbeda. Tuhan membiarkanku mengenal bos yang dari awal masuk gw ga suka. Tuhan menjadikanku P-E-R-S-O-N-A-L--A-S-S-I-S-T-A-N-T bos. Apakah itu cukup adil bagi gw? Ga cuma itu, Tuhan juga bikin gw yang satu orang ini pegang double job sebagai legal officer. Tuhan apa ini cukup adil? Apa arti dibalik ini semua? Hari-hari gw udah ga sehat. Cara kerja gw udah ga sehat. Pergi pagi, pulang malem, Malemnya di rumah gw masih bawa setumpuk kerjaan. Katanya Tuhan itu menguji hambanya sampai dengan batas kemampuannya. Apa gw harus berteriak keras untuk membuktikan bahwa gw benar-benar menjerit gw udah ga sanggup? Berapa kali gw nangis pun Tuhan masih belum cabut "hukuman" itu buat gw dan gw rasa Tuhan mikir gw masih sanggup buat ini semua. Tapi... oh Tuhan... berikan gw jalan... berikan gw cara gimana caranya supaya Tuhan tau betapa ga sanggupnya gw dengan tugas ini. Betapa inginnya gw resign dari sini
- Mungkin Tuhan sedikit mendengar doa gw. Gw mau dipindahin lagi ke team hukum a.k.a Industrial Relationship atau Hubungan Industrial. Ya, di sisi lain, gw senang dengan hal yang baru. Di sisi lain gw senang bahwa gw akan terlepas dari permasalahan legal yang berhubungan dengan kepersonaliaan. Tapi, akankah lebih baik jika Tuhan memberikanku perusahaan baru dan boss baru?
Ketika keraguanku akan Tuhan mulai goyah, aku kembali lagi ke jalan yang mungkin kurasa lebih baik daripada sebelumnya. Bukan bermaksud riya, tapi aku hanya bingung dengan apa yang sudah aku lakukan. Aku kembali mengaji,aku kembali berdoa dan doaku tentang keinginan untuk resign dan mendapatkan pekerjaan baru tidak pernah kulupakan. Aku juga mulai solat malam. Apalagi kalau permintaannya bukan ingin mendapat pekerjaan baru. Tapi, seperti apa yang aku bilang sebelumnya. Tuhan masih tidak ingin mendengarkan doaku... Tuhan masih tidak mengizinkanku untuk keluar dari sini. Entah cara apalagi yang harus aku lakukan.
Kata orang, orang baik itu akan selalu ada jalan menuju kebaikan. Akan selalu dimudahkan dalam segala halnya. Aku yakin, aku sudah menjadi orang baik. Tapi apa? Mungkin aku tidak baik di mata Tuhanku.
Sempat berpikir Tuhanku tidak bisa mengabulkan doaku. Apakah Tuhanmu bisa mengabulkan doaku?
Aku tau dengan seperti itu aku mempercayai adanya Tuhan selain Tuhanku. Itu aku pikirkan karena sampai saat ini, Tuhanku tidak pernah mengabulkan doaku ini. Seperti teori klasik bilang, Tuhan tidak akan menguji hambanya di luar batas kemampuannya. Aku sudah ingin berteriak dan menjerit bahwa aku tidak sanggup, tapi apa yang terjadi?
Ya,,, ada 2 hal yang aku pikirkan kenapa Tuhan masih tidak mau mendengar :
1. Tuhan tau aku masih sanggup dan ini bukanlah kemampua terakhirku
2. Tuhan tidak ingin mendengar dan mengabulkanku
Aku tau... Siapa yang menjadi Tuhanku itu bukan Tuhan yang selalu mengabulkan apa doaku, tapi Tuhanku adalah Tuhan yang menciptakan alam semesta ini.
- Katanya Tuhan itu maha melihat. Tapi, kenapa Tuhan tidak melihatku bahwa aku sudah tidak sanggup ada di PT. X ini
- Katanya Tuhan itu maha mendengar. Tapi kenapa Tuhanku tidak pernah mendengar apa yang aku inginikan? Resign dan mendapat pekerjaan baru.
- Katanyha Tuhan itu maha adil. Tapi kenapa Tuhanku tidak memberikan keadilan bagiku. Tuhanku tidak membalas hasil kerja kerasku dengan pekerjaan baru. Aku yang mengajarkan mereka yang telah mencapai impiannya. Aku tau mereka mencapai impian bukan karena bantuanku saja tapi karena Ridho Tuhanku juga. Tapi, mana ridho untuk ku Tuhan. Mana pekerjaan baru untukku Tuhan.
Dulu aku masih bisa bersabar untuk menunggu BUMN atau PNS dan tetap fokus pada tujuanku. Tapi sampai di maksimal usiaku ini. Tuhan tidak mendengar apa yang aku inginkan. Aku mulai berpikir mungkin BUMN atau PNS bukan jodohku. Akhirnya doaku berubah lagi.... Tak perlu menjadi seorang BUMN atau PNS... keinginanku cuma satu... keluar dari perusahaan ini dan mendapatkan pekerjaan yang baru.
Aku tidak mau lagi memohon... Tuhan... kabulkan dan dengarkan doaku ini....
Karena aku tau... Tuhan tidak mungkin mengabulkan dan mendengarkan doaku ini...
Tapi aku cuma mau berdoa menunjukkan aku tetap pada pendirianku ketika aku masuk sini pertama kalinya. Aku tetap ingin resign dan mendapat kerjaan baru.
Terimakasih atas kepahitan 1000 days ini. Tidak ada kabar baik sampai saat ini. Tidak ada hal yang bisa aku harapkan dari doa-doaku selain aku mencari cara lain, bagaimana aku bisa resign dan mendapatkan kerjaan baru tanpa harus mengandalkan doaku pada Tuhanku.
Berdoa pada Tuhanku hanya membuatku bertanya, apakah Tuhan benar-benar ada untukku dan pasti akan menolongku untuk resign dan mendapatkan kerjaan baru?
Tuhan.... berapa lama lagi rencanamu akan aku dengar....
Berapa lama lagi aku harus bertahan di sini?
Ketika waktu itu datang. Tidak ada seorang pun yang bisa menghalangiku ... tidak ada orang yang bisa mempengaruhiku bahwa aku membatalkan resign ku dan menarik lamaranku di perusahaan baru....
Ya... apalagi Tuhan mengizinkanku resign... apabila Tuhan memberikanku pekerjaan baru, Hal yang pertama aku lakukan adalah bersyukur dan membaca postingan 1000 days ku ini. Agar aku tau... 1000 days ini benar-benar terwujud dan Tuhan mengerjakan doaku sekian tahun... sekian bulan... sekian hari.....