Saturday 26 November 2011

Aplikasi Koloid dalam Kehidupan Sehari-Hari

Aplikasi Koloid dalam Kehidupan Sehari-Hari
Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari, terutama dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam skala besar.
          Berikut ini adalah tabel aplikasi koloid: 
Jenis industri
Contoh aplikasi
Industri makanan
Keju, mentega, susu, saus salad
Industri kosmetika dan perawatan tubuh
Krim, pasta gigi, sabun
Industri cat
Cat
Industri kebutuhan rumah tangga
Sabun, deterjen
Industri pertanian
Peptisida dan insektisida
Industri farmasi
Minyak ikan, pensilin untuk suntikan
Berikut ini adalah penjelasan mengenai aplikasi koloid:
1.                   Pemutihan Gula
Gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan. Dengan melarutkan gula ke dalam air, kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah diatomae atau karbon. Partikel koloid akan mengadsorpsi zat warna tersebut. Partikel-partikel koloid tersebut mengadsorpsi zat warna dari gula tebu sehingga gula dapat berwarna putih.

2.                   Penggumpalan Darah
Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif. Jika terjadi luka, maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas yang mengandung ion-ion Al3+ dan Fe3+. Ion-ion tersebut membantu agar partikel koloid di protein bersifat netral sehingga proses penggumpalan darah dapat lebih mudah dilakukan.

3.                   Penjernihan Air
Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid tanah liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh karena itu, untuk menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan beberapa langkah agar partikel koloid tersebut dapat dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan cara menambahkan tawas (Al2SO4)3.Ion Al3+ yang terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk partikel koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui reaksi:
Al3+   +   3H2O     à    Al(OH)3   +      3H+
Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel koloid tanah liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian mengendap bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh gravitasi.
4.                   Agar-Agar
Padatan agar-agar yang terdispersi di dalam air panas akan menghasilkan system koloid yanmg disebut sol. Jika konsentrasi agar-agar rendah, pada keadaan dingin, sol ini akan tetap berwujud cair. Sebaliknya, jika konsentrasi agar-agar tinggi pada keadaan dingin sol menjadi padat dan kaku. Keadaan seperti ini disebut gel.

5.                   Pektin
Pektin adalah teoung yang diperoleh dari buah papaya muda, apel, dan kulit jeruk. Jika pektin didispersikan di dalam air, terbentuk sol yang kemudian memadat sehingga membentuk gel. Pektin biasa digunakan untuk membuat selai.

6.                   Gelatin
Gelatin adalah tepung yang diperoleh dari hasil perebusan kulit atau kaki binatang, misalnya sapi. Jika gelatin didispresikan di dalam air, terbentuk suatu sol yang kemudia memadat dan membentuk gel. Gelatin banyak digunakan untuk pembuatan cangkang kapsul. Agar-agar, pectin, gelatin juga digunakan untuk mpembuatan makanan, seperti jelly atau permen yang kenyal (gummy candies)

7.                   Cairan Kanji
Tepung kanji yang dilarutkan di dalam air dingin akan membentuk suatu suspense. Jika suspense dipanaskan terbentuk sol, dan jika konsentrasi tepung kanji cukup tinggi, sol tersebut akan memadat sehingga membentuk gel. Suatu gel yang terbentuk karena fase terdispresi menyerap medium pendispresi sehingga fase terdispresi mengembang, memadat, dan menjadi kaku.

8.                   Cat Tembok dan tinta (zat warna terdispersi di dalam medium air)

9.                   Cat Kayu dan Cat Besi (zat warna terdispersi di dalam pelarut organik)

10.               Gel Kalsium asetat di dalam alkohol

11.               Sol Arpus  (dammar)

12.               Sol emas, sol Fe(OH)3, sol Al(OH)3, dan sol belerang.

13.               Proses Menghilangkan Bau Badan
Pada produk roll on deodorant, digunakan adsorben (zat yang mengadsorpsi) berupa Al-strearat. Jika deodorant digosokkan pada anggota badan, Al-strearat mengadsorpsi keringat yang menyebabkan bau badan

14.               Proses Perebusan Telur
Telur mentah meruapakn suatu system koloid dengan fase terdispresi beruapa protein. Jika telur tersebut direbus akan terjadi koagulasi sehingga teluar tersebut menggumapl.

15.               Pembuatan Yoghurt
Susu dapat berubah menjadi yoghurt melalui fermentasi. Pada fermentasi susu akan terbentuk asam laktat yang menggumpal dan berasa asam.

16.               Pembuatan Tahu
Pada pembuatan tahu dari kedelai, mula-mula kedelai dihancurkan sehingga terbentuk bubur kedelai (seperti susu). Kemudian, ditambahkan larutan elektrolit, yaitu CaSO4.2H2O yang disebut batu tahu sehingga protein kedelai menggumapal dan membentuk tahu.

17.               Pembuatan Lateks
Lateks terbuat dari getah karet, salah satu system koloid. Pada pembuatan lateks, getah karet digumpalkan dengan penambahan asam asetat atau asam format.

18.               Penjernih Air Sungai
Air sungai mengandung padatan lumpur yang terdispersi di dalam air (sol). Sol tanah liat dalam air sungai memiliki muatan negative sehingga dapat diendapkan dengan penambahan tawas atau PAC. Di dalam air sungai, tawas atau PAC membentuk koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif. Pengendapan terjadi karena koagulasi koloid yang bermuatan negatef dengan koloid yang bermuatan positif.

19.               Pembentukan Delta
Delta terbentuk dari hasil pencampuran air sungai yang mengandung koloidtanah liat hasil elektrolit yang berasal dari air laut. Pencampuran tersebut menyebabkan terjadinya koagulasi sehingga terbentuk delta

20.               Pengolahan Asap atau Debu
Asap dan debu yang diohasilkan dari suatu proses industry dapat mencemari udara disekitarnya. Asap dan debu merupakan system koloid zat padat dalam medium pendispersi gas (udara). Padatan dalam asap atau debu dapat diendapkan dengan menggunakan lat Cottrel.
Asap dan debu dilewatkan melelui cerobing yang di dalamnya terdapat ujung-ujung electrode bermuatan dengan bertegangan 20.000 V hingga 75.000 V. Elektrode mengakibatkan asap dan debu akan tertarik pada electrode yang lainnya dan mengendap. Endapan yang terbentuk dipisahkan secara berkala sehingga gas-gas yang keluar dari cerobong sudah terbebas dari partikel padatan yang berbahaya.

4 comments:

  1. Heii, follow yaa www.nazlaaulia11.blogspot.com :)

    ReplyDelete
  2. Heii, follow yaa www.nazlaaulia11.blogspot.com :)

    ReplyDelete
  3. terimakasih banyak ya,blog ini sangat bermanfaat bagi saya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama.
      Terimakasih sudah berkunjung juga ^^

      Delete

Comment = respect = encourage ^^
Thank you ♥♥♥♥♥