Friday 16 December 2011

Pelajaran dari Novel

Hari ini aku nangis gara-gara baca novel ******** hehe, maaf ya aku sensor karena aku ga begitu suka sama novelnya. Mmm, novelnya sih keren bagus, dan ngebuat kita kagum sama sosok tokoh cowo utama. Ceritanya dapet, dan sukses (buktinya aku sampai nangis). Ya keren deh, nyeritain persahabatan, ngebuat iri para pembaca tentang kedekatan mereka ber-6, ngebuat kita kagum sama orang-orang indonesia yang hebat yang ada di amerika sana, dan sukses mempengaruhi saya untuk mempengaruhi saya dalam memilih pacar. Saya jadi pengen punya pacar orang fisika loh. Dan jujur, aku jadi penasaran, fisika itu se fun apa sih? Gimana keren ga tuh novel? Tapi 1 yang aku gasuka. Kenapa di akhir ceritanya sedih banget dan nyimpang sama kehidupan. Ya, aku sih setuju-setuju aja akhir sedih dan ga sesuai, tapi ga kaya gini. Di halaman 248 ada kata-kata "life is not fair" ok, i agree about that, tapi please atuh ya, segaadil-adilnya hidup ada titik cerah atau secercah harapan yang keluar. Dan gimana ya, harusnya sesuatu bisa menginspirasi kita kalau dibalik kesusahan, dibalik ketidakadilan ada sedikit kebahagiaan. Aku jadi inget choco love dan dia bilang "gue suka cerita happy ending, soalnya sepait-paitnya kita ngejalanin hidup dan punya masalah besar, seorang yang bijak akan mengakhirinya dengan manis, ya seengganya ada pelajaran yang bisa kita ambil" dan sekarang, kerasa banget kalo itu benar.
Novel itu bercerita, seorang laki-laki yang memiliki impian menciptakan nuklir dan mendapat nobel fisika, tapi dia memiliki kanker otak. Tapi, saat dia bekerja dia diberhentikan. Dan saat itu perusahaan itu meledak. Semua menyangka laki-laki itu yang meledakan perusahaan itu. Padahal perusahaan meledak gara-gara konslet dan saat itu ada hujan dan petir. Namun, laki-laki itu dituduh yang meledakkan perusahaan itu karena dia pintar, cerdas, mengetahui tentang nuklir, muslim, dan dia pernah menyusup di salah satu universitas. Akhirnya dia ditahan dan di hukum MATI. Padahal jelas-jelas dia tidak bersalah, dan para penyidik pun tahu tidak ditemukan satu ons pun bahan peledak disana. Tapi tau ga dia tetep dihukum mati :'(. Ya walaupun di novel dia ditakdirkan mati, tapi kenapa disana ga diceritain dia lolos dari hukuman itu, tapi dia mati karena kanker otaknya. Ya, walaupun masih ada positive thinking dia dapet hukuman mati sebagai balasan dari kesalahannya di waktu SMA dulu. Tapi ya tetep aja, kenapa matinya ga kena kanker otaknya aja.

Yayya, semuanya bagaikan hidup. Kita pengen begini, tapi akhirnya jadi begini. Padahal semua itu yang terbaik untuk kita. Layaknya novel, mungkin pembaca ingin begini, padahal tau apa pembaca mengenai pilihan yang terbaik. Semua udah ada ceritanya dan ada takdirnya.

No comments:

Post a Comment

Comment = respect = encourage ^^
Thank you ♥♥♥♥♥