1 bulan yang lalu aku baru saja mendapat kabar, teman sd ku meninggal akibat kecelakaan, tanggal 17 April 2010. Namun, aku tak menyadari bahwa sms yang kubaca pada layar HP ku adalah nama teman sd ku. Mungkin saat itu otakku berputar lama karena aku sakit. Aku pun menghiraukan sms itu, dan tidur kembali, karena aku mendapat sms itu malam hari pukul 23.02. Hari itu hari sabtu, jadi tepat malam minggu. Karena kondisi fisik ku yang lemah, jadi kuputuskan hari minggu aku akan beristirahat total.
Hari seninnya, aku telah fresh kembali. Dan aku bertemu dengan seorang teman sd ku yang sekarang menjadi teman SMA ku.
"Eva, kemarin kemana? kok ga dateng? kita tungguin tau!" kata Nicky
"Kemarin? ada apa?" tanya ku heran
"kamu ko ga dateng?"
aku masih bengong heran dan aku pun baru inget "Oo, yang kamu sms in ke aku yang meninggal itu ya? Emang siapa?"
"Itu Dita, masa ga tau?"
"Dita? Yang dulunya kelas 10 apa?" Rasanya di SMA aku tak punya temen yang namanya dita.
"Ih, Dita temen sd kita!"
"Hah? Apa Dita temen SD kita?|"
"Iya, kok kamu ga dateng sih, aku udah mikir, ko eva jahat banget"
"Ih, kirai aku Dita sapa, lagian aku juga lagi sakit waktu itu!"
"O yaudah gapapa, tapi sekarang udah sembuh kan?"
"Iya"
Aku ga nyangka, Dita telah diapnggil oleh yang diatas. Dan terakhir kali aku melihatnya saat SMP kelas 7, setelah lebaran. DAn semenjak itu aku tak pernah ketemu lagi. Dan untuk melihat wajahnya saja, sebelum terbungkus kain kafan, aku tak melihatnya sama sekali. Sebesit kekecewaan aku rasakan. Aku menyesal, kenapa aku tak pergi? Padahal masih banyak waktu ku untuk beristirahat, dan biarkan aku sakit karena sakitku tak membuatku mati. Aku menyesal kenapa aku nggak dateng? Kucoba melupakannya dan akhirnya aku bisa melupakannya. Walaupun susah dan aku selalu mengingat kematian. Kematian itu kejam,...
Akhirnya aku bisa melupakan kematian juga. Namun kenapa aku mesti harus siap mendengar kematian lagi? Dan ini membayangi teman dekatku yang menurut dunia kedokteran dia harus melakukan kemo demi menambah umurnya 2-5 taun. Aku tau, yang menentukan itu hanya Tuhan, tapi aku udah ga siap buat melihat kematian teman temanku, terutama yang aku kenal. Aku udah takut akan kehilangan seseorang....
Karena kematian, rasanya aku ingin menjadi seorang dokter. Ingin menyembuhkan orang, terutama sahabatku yang tengah berbaring di rumah sakit advent, yang sedang menahan rasa mual akibat kemoterapi.
Sahabatku....
Saat aku menjadi malaikat putih, aku diahadapkan pada 3 pilihan.
1. Aku belum menyentuhmu karena kau telah bebas dari penyakitmu
2. Aku dapat mengusir penyakitmu dan menyentuhmu dengan tanganku hingga kau sehat?
3. Atau yang teraparah aku belum menyentuhmu sama sekali, karena kematian tlah menjemputmu???
Jika Tuhan mendengar, aku ingin aku bisa menyentuhnya dengan tanganku,
Mengobatinya dengan ilmuku
Merawatnya dengan kasih sayangmu....
No comments:
Post a Comment
Comment = respect = encourage ^^
Thank you ♥♥♥♥♥