A. PEMAHAMAN PROSES KOMPOSISI
Pesan bisnis yang efektif bertujuan
untuk menarik perhatian pihak lawan komunikasi, karena itu pesan harus ringkas dan menunjukkan tujuan yang jelas. Tujuan
dalam penulisan pesan bisnis yang efektif adalah lebih bersifat untuk
menyatakan ide daripada mengesankan lawan komunikasi.
Untuk membuat pesan bisnis yang
menarik, tidak perlu menggunakan teknik atau membuatnya se-kreatif mungkin.
Tujuan pesan pun tidak perlu tidak perlu dibuat agar para pembaca kagum pada
pengetahuan yang luas dan kosakata yang kuat. Akan tetapi, pesan tersebut
harus;
1. Memiliki Tujuan
Pesan
bisnis dapat memberikan informasi, memecahkan masalah, dan sumber dapat digunakan
untuk mencapai tujuan. Setiap pesan yang dibuat harus memiliki tujuan yang
spesifik.
2. Berorientasi pada Audiens
Pesan
bisnis membantu audiens mengerti permasalahan, menuntut adanya kerja sama untuk
mencapai tujuan atau mengajak mereka untuk melakukan tindakan. Maka, setiap
pesan bisnis yang dibuat harus dipertimbangkan dengan latar belakang audiens,
sudut pandang audiensm dan kebutuhan audiens.
3. Singkat
Pesan
bisnis memperhatiakan waktu seseorang dengan meyajikan informasi yang jelas dan
efesien. Setiap pesan bisnis yang dibuat harus singkat tanpa mengurangi topik.
Proses komposisi bukan merupakan faktor yang bersifat wajib ditaati
sehingga langkah-langkah dalam penyusunan pesan tidak harus mengikuti rumus
tertentu yang bersifat matematis, melainkan diperlukan kesesuaian dengan
kebutuhan, kondisi, dan situasi komunikasi.
Proses komposisi adalah proses penyusunan pesan-pesan bisnis, yang meliputi
tahapan-tahapan :
1. Perencanaan,
meliputi maksud dan tujuan komunikasi, audiens yang akan menerima pesan, ide
pokok pesan-pesan yang akan disampaikan, saluran atau media yang akan digunakan
2. Organisasi
dan Komposisi, mengorganisasikan ide-ide dan dituangkan dalam bentuk draft
yang berkaitan dengan komitmen pemikiran yang dimulai dengan merangkai kata, kalimat,
paragraf yang sederhana, mudah dipahami, dimengerti dan dilaksanakan oleh si
penerima pesan serta memilih ilustrasi yang diperlukan untuk mendukung ide
pokok bahasannya.
3. Revisi,
proses perbaikan terhadap maksud dan isi pesan dari sisi substansi pesan yang
ingin disampaikan, gaya penulisannya, struktur kalimat yang digunakan dan
bagaimana tingkat pemahamannya serta memperhatikan penggunaan kata-kata,
kalimat dan paragraf telah di
ekspresikan dengan benar.
B. TAHAPAN PERENCANAAN PESAN BISNIS
Komunikator
yang baik menyadari bahwa tahapan dalam proses komposisi kadang-kadang terjadi
kesalahan komposisi. Karena itu dalam menyusun pesan tertulis perlu
memperhatikan beberapa tahapan sebagai berikut :
1. Penentuan Tujuan
Sebelum
memutuskan untuk menyampaikan pesan – pesan bisnis kepada pihak lain, anda
perlu terlebih dahulu menjawab tiga pertanyaan penting, yaitu apakah tujuan
tersebut realistis, apakah waktunya sudah tepat, dan apakah tujuannya dapat
diterima organisasi tersebut.
Tujuan penulisan pesan komunikasi perlu
diperhatikan pada saat seseorang merencanakan pesan bisnis. Faktor yang perlu
diperhatikan adalah menjaga itikad baik audiens dan menciptakan kesan positif
tentang pihak pengirim pesan tanpa mengesampingkan tujuan tertentu yang hendak
dicapai.
Tujuan
umum setiap pesan bisnis adalah menyampaikan informasi,
menganjurkan dan menjalin kerjasama dengan audiens. Disamping itu, penentuan
tujuan yang jelas bagi suatu organisasi dapat membantu proses pengambilan
keputusan yang mencakup, antara lain :
a.
Keputusan
untuk meneruskan pesan,
b.
Keputusan
untuk menanggapi audiens,
c.
Keputusan
untuk memusatkan isi pesan,
d.
Keputusan
untuk menetapkan media yang akan
digunakan.
Sedangkan
tujuan komunikasi bisnis meliputi :
a.
Memberi
informasi (informing) yang berkaitan dengan dunia bisnis kepada pihak
lain.
b.
Memberi
persuasi (persuading) kepada pihak
lain agar apa yang disampaikan dapat dipahami dengan baik dan benar. Terutama
dilakukan pada saat melakukan negosiasi bisnis.
c.
Melakukan
kolaborasi (collaboring) atau
kerjasama bisnis antara seseorang dengan orang lain. Melalui jalinan komunikasi
bisnis seseorang dengan mudah dapat melakukan kerjasama bisnis, baik dengan
perusahaan domestik maupun perusahaan asing.
2.
Organisasi dan Komposisi
Pengorganisasian yang baik:
• Subjek dan tujuan harus jelas.
• Semua informasi harus berhubungan dengan subjek dan tujuan.
• Ide-ide harus dikelompokkan dan disajikan dengan cara yang logis
• Subjek dan tujuan harus jelas.
• Semua informasi harus berhubungan dengan subjek dan tujuan.
• Ide-ide harus dikelompokkan dan disajikan dengan cara yang logis
Apa sebenarnya manfaat pengorganisasian yang baik
?
1. Membantu audience memahami suatu pesan
2. Membantu audience menerima suatu pesan
1. Membantu audience memahami suatu pesan
2. Membantu audience menerima suatu pesan
Menghemat waktu : apabila pesan tidak
terorganisir dengan baik, penyampaiannya akan menghabiskan waktu
audence, mempermudah pekerjaan komunikator, pengorganisasian pesan-pesan yang baik dapat membantu pekerjaan
komunikator, sehingga dapat selesai lebih cepat dan hemat waktu.
Adapun hal-hal yang menyebabkan pesan tidak
terorganisir, yaitu:
a. Bertele-tele
b. Memasukkan bahan-bahan yang tidak relevan
c. Menyajikan ide-ide yang tidak logis
d. Informasi penting kadangkala tidak tercakup dalam pembahasan
b. Memasukkan bahan-bahan yang tidak relevan
c. Menyajikan ide-ide yang tidak logis
d. Informasi penting kadangkala tidak tercakup dalam pembahasan
Penentuan
tujuan yang baik tentunya harus mudah diaplikasikan dalam dunia nyata. Oleh karena itu, untuk
menguji apakah suatu tujuan yang telah ditetapkan tersebut sudah baik atau
belum, perlu dilakukan pengujian dengan empat pertanyaan berikut:
a. Apakah
tujuan tersebut relistik?
b. Apakah
waktunya tepat?
c. Apakah
orang yang mengirimkan pesan sudah tepat?
d. Apakah tujuan selaras dengan
tujuan organisasi perusahaan?
a.
Tujuan yang realistis. Pada umumnya orang tidak mudah untuk
cepat berubah. Oleh karena itu jika seseorang mempunyai tujuan yang mendasar
sebaiknya disampaikan secara realistis.
b.
Ketepatan waktu. Waktu yang tepat merupakan faktor penting dalam
pengiriman dan penyampaian pesan. Jika seseorang atau organisasi sedang
mengalami perubahan, pesan dapat disesuaikan dengan keadaan yang berlangsung
sampai dengan segala sesuatu menjadi stabil dan ada perhatian terhadap pesan
yang disampaikan.
c.
Ketepatan orang yang mengirimkan pesan. Meskipun semua tugas yang diberikan dapat
diselesaikan tanpa bantuan orang lain, pihak atasan mungkin memiliki kesempatan
yang lebih baik dalam menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan kepada seseorang.
d.
Tujuan yang selaras dengan tujuan
organisasi. Seorang
karyawan harus bekerja sesuai dengan tujuan organisasi. Hal ini memiliki
tujuanm agar setiap komunikasi yang terjadi didalamnya dapat berjalan dengan
baik tanpa ada hambatan yang disebabkan oleh perbedaan persepsi.
Apabila jawaban terhadap keempat pertanyaan tersebut
adalah “tidak”, sebaiknya pesan jangan disampaikan. Apabila tetap disampaikan,
tujuan tidak akan terscapai, atau hasilnya tidak seperti yang diharapkan.
3. Analisis
Audiens
Bila suatu komunikasi telah memiliki maksud dan
tujuan yang jelas, langkah berikutnya adalah memperhatikan audiens yang akan
dihadapi. Menyangkut siapa mereka, bagaimana pemahaman mereka, latar belakang
usia, pendidikan, jenis kelamin, minat mereka, dan apa yang ingin mereka
ketahui. Untuk menjawab semua itu perlu adanya teknik atau metode dalam menganalisis
audiens tersebut, hal itu dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai beikut
:
a. Mengembangkan profil audiens
Dalam kasus ini, komunikator perlu melakukan
investigasi untuk mengantisipasi reaksi mereka.
·
Menentukan
ukuran dan komposisi audiens
Audiens dalam jumlah besar akan
menunjukkan perilaku yang berbeda dengan audiens yang jumlahnya sedikit,
diperlukan teknik komunikasi yang berbeda pula. Untuk audiens yang berjumlah
kecil, materi dapat dikemas dalam suatu laporan sederhana untuk dipresentasikan.
Sebaliknya, untuk audiens dalam jumlah yang besar, materi sebaiknya dibuatkan
makalah atau laporan dengan gaya atau format penulisan yang formal.
·
Menentukan
siapa audiensnya
Bila audiens yang dituju lebih dari satu
orang, perlu diidentifikasikan yang paling dominan yang paling dominan diantara
mereka.
·
Mengetahui
bagaimana reaksi audiens
Setelah mengetahui audiens selanjutnya
perlu diketahui reaksi yang mungkin dimunculkan dari audiens tersebut. Jika
audiens yang terlibat merupakan orang yang kurang kritis, maka presentasi
sebaiknya disajikan langsung pada bagian kesimpulan dan saran, perlu dihindari
melakukan diskusi karena akan kurang efektif.
·
Mengetahui
pemahaman audiens
Dalam penyampaian pesan-pesan, perlu
diperhatikan hal-hal yang menyangkut diri audiens, seperti latar belakang
audiens, pendidikan, usia serta pengalaman. Jika terjadi perbedaan yang terlalu
jauh dengan komunikator maka perlu diputuskan seberapa besar audiens tersebut
harus dididik.
·
Mengetahui
bagaimana hubungan antara komunikator dengan audiens
Jika antara komunikator dan audiens belum
saling mengenal, maka tugas seorang komunikator menyampaikan sesuatu atau pesan
dengan penampilan yang meyakinkan. Hal ini bertujuan agar audiens termotivasi
untuk mendengar dan menyimak pembicaraan, sehingga pesan dapat tersampaikan
dengan baik.
|
|||||
|
|||||
|
|||||
|
|||||
|
|||||
|
|||||
b. Memuaskan kebutuhan akan informasi audiens
Kunci komunikasi yang efektif adalah dengan menentukan
kebutuhan informasi audiens, dan selanjutnya berusaha memenuhi kebutuhan tersebut.
Ada lima tahap yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan audiens, yaitu:
·
Menemukan
keinginan audiens
Untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi, maka
komunikator harus dapat menemukan apa yang ingin diketahui oleh audiens dan
segera memberikan informasi yang diminta.
- Memberikan informasi secara keseluruhan
beserta tambahannya
Harus dapat diusahakan setiap informasi penting
yang diminta oleh audiens tidak terlewatkan. Perlu dilakukan pemeriksaan
terlebih dahulu sebelum pesan disampaikan kepada audiens. Hal ini untuk
mengantisipasi agar apa yang diminta audiens sesuai dengan yang diberikan oleh
komunikator.
·
Informasi
yang diberikan harus akurat
Informasi yang disampaikan hendaklah informasi
yang benar-benar akurat serta dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Jika
terjadi kesalahan dalam penyampaian informasi, seorang komunikator perlu
menyampaikan permohonan maaf serta serta segera memperbaikinya.
·
Memilih ide-ide yang paling menarik bagi audiens
Berusaha untuk
menemukan hal-hal penting yang bersifat menarik bagi audiens. Memberikan
perhatian khusus pada hal tersebut agar audiens merasa terpuaskan dengan apa
yang telah disampaikan.
c. Memuaskan kebutuhan motivasional audiens
Berusaha
untuk mengubah pola pikir serta perilaku
audiens melalui pendekatan argumentasi
yang rasional. Beberapa jenis pesan,
harus dirancang agar memiliki tujuan, memotivasi audiens untuk mengubah
perilaku mereka. Tetapi, pemberian motivasi ini
sering menghadapi kendala. Salah satu cara mengatasi kendala tersebut dalah
dengan mengatur pesan – pesan sedemikian rupa sehingga informasi yang
disampaikan dapat diterima audiens dengan mudah. Pendekatan yang dapat
dilakukan adalah dengan memberikan memberikan argumentasi yang rasional.
Meskipun pendekatan dengan argumentasi merupakan cara yang baik untuk menarik
audiens, perlu juga untuk mencoba menggunakan pendekatan emosional audiens.
d. Penentuan Ide Pokok
Isi dari
pesan bisnis tersurat pada :
Topik pokok à subjek pesan yang lebih luas
Ide pokok à pernyataan tentang suatu topik,menjelaskan tentang isi dan tujuan topik.
Metode
identifikasi terhadap ide pokok :
·
Teknik
Brainstorming dengan
cara mencurahkan pendapat yang memberikan keleluasaan pikiran, untuk mencari
berbagai kemungkinan, menguji berbagai alternative dengan mempertimbangkan
tujuan, audiens dan fakta yang ada. Teknik brainstorming yang sering
digunakan antara lain storyteller’s tour, random list, conclusions finding
recommendation (CFR) worksheet, journalistic approach, dan question and answer chain.
- Pembatasan Cakupan
Secara umum,
penyampaian informasi rutin kepada audiens yang telah dikenal hendaknya
menggunakan kata-kata yang singkat. Apabila kita menyampaikannya secara panjang
lebar justru akan memakan waktu lebih lama, terutama jika audiens adalah orang
yang tidak kita kenal. Ide pokok dari pesan-pesan selebihnya disesuaikan dengan
waktu yang tersedia, sehingga poin-poin yang penting tidak sampai terabaikan,
dan ide-ide pokok yang disampaikan mudah dimengerti dan diterima oleh audiens.
e.
Mengumpulkan Informasi.
·
Mempertimbangkan sudut pandang lain
·
Membaca laporan dan dokumen perusahaan lain
·
Berbidara dengan para penyelia, kolega atau
pelanggan.
·
Meminta masukan dari penerima pesan Anda.
f.
Adaptasi
Pesan Bisnis kepada Audiens
Cara-cara untuk beradaptasi terhadap audiensi meliputi
memilih nada dan kata yang tepat, menyoroti manfaat bagi pembaca, membangun
sikap dan menggunakan bahasa yang peka dan sopan.
1. Menyoroti Manfaat Penerima
Komunikator yang tegas membayangkan penerima dan
fokus pada manfaat bagi orang lain.
2. Mengusahakan Sudut Pandang
Komunikator yang efektif menekankan pandangan
dalam nada yang tulus dan tidak manipulatif atau mencela
3. Menghidari Bias Gender
Pada umumnya, dapat menghindari bahasa yang bisa
gender dan tidak memakai kata pria (man),
atau wanita (woman), dengan menggunakan kata benda dan kata ganti jamak
atau dengan mengubah kata yang bebas gender.
C. PEMILIHAN SALURAN DAN MEDIA
Pesan-pesan bisnis harus sesuai dengan
situasi yang ada. Ide-ide dapat disampaikan melalui dua saluran, yaitu
komunikasi lisan (oral) dan
komunikasi tertulis (written).
Pilihan mendasar antara berbicara atau menulis tergantung pada tujuan atau
maksud pesan, audiens dan karakteristik dari kedua saluran komunikasi tersebut.
1.
Komunikasi Lisan
Salah satu kebaikan dari komunikasi lisan (oral communication) adalah kemampuannya
dalam memberikan umpan balik dengan segera. Saluran ini digunakan bila pesan
yang disampaikan adalah sederhana, tidak diperlukan catatan yang permanen.
Komunikasi lisan mencakup antara lain percakapan, antara dua orang atau lebih,
pembicaraan melalui telepon, wawancara kerja, pertemuan kelompok, seminar,
workshop, program pelatihan, pidato formal, dan presentasi penting lainnya.
Agar komunikasi lisan dapat berjalan dengan baik dan menarik, perlu adanya
sarana pembantu yang dapat mendukungnya. Sarana pembantu tersebut biasanya
berbentuk audio visual seperti film, video clip, LCD Projector, dan tampilan
slide show.
2.
Komunikasi Tertulis
Pesan-pesan tertulis juga memiliki berbagai bentuk
seperti surat, memo, proposal, dan laporan. Salah satu kebaikan komunikasi ini
adalah penulis memiliki kesempatan untuk merencanakan dan mengendalikan
pesan-pesan mereka. Format tulisan diperlukan jika informasi yang disampaikan
bersifat kompleks, dibutuhkan catatan permanen untuk referensi di masa yang
akan datang.
Dalam memilih saluran dan media
berkomunikasi perlu dipertimbangkan tingkat kepentingannya, formalitas,
kompleksitas, tingkat kerahasiaan, emosional, dan biaya pengiriman serta
harapan audiens.
Maaf, untuk gambarnya kotak-kotak, tapi bagi Anda yang membutuhkan gambarnya, silahkan download di sini . Atau bagi yang membutuhkan power point-nya, silahkan download di sini
Tulisan ini (entah apa namanya, bisa paper, artikel, silahkan kalian buat sendiri namanya) dibuat oleh pemilik blog dan chairmate-nya Ini merupakan tugas mata kuliah Komunikasi Bisnis yang diberikan pada semester 2.
No comments:
Post a Comment
Comment = respect = encourage ^^
Thank you ♥♥♥♥♥