Showing posts with label Kedokteran. Show all posts
Showing posts with label Kedokteran. Show all posts

Saturday, 5 March 2011

Dehidrasi Bikin Lemot

http://kalongdarat.files.wordpress.com/2009/09/pusing.jpghttp://dokterkafi.files.wordpress.com/2008/10/pusing3.jpg
Dehidrasi berarti kekurangan cairan tubuh karena jumlah cairan yang keluar lebih banyak daripada jumlah cairan yang masuk, diikuti dengan gejala ringan dan sedang seperti lelah, haus, tenggorokan kering, badan panas, sakit kepala, air kencing pekat, denyut nadi cepat hingga gejala berat seperti halusinasi dan kematian.
Selain itu, dehidrasi ternyata bisa membuat lemot alias lemah otak. Seperti kita ketahui bahwa hampir sebagian besar komposisi otak terdiri atas cairan. Ketika otak tidak mendapatkan asupan air yang cukup bisa menyebabkan seseorang mengalami gangguan kognitif (kepandaian) di otak. Menurut penelitian para ahli kurang 1 persen cairan saja bisa kita bisa mengalami gangguan ingatan. Penelitian lain mengungkapkan ketika tubuh kekurangan air atau dehidrasi, cairan di otak akan menurun sehingga asupan oksigen yang harusnya mengalir ke otak pun berkurang. Akibatnya, sel-sel otak menjadi tidak aktif dan berkembang, bahkan bisa menciut. Sayangnya, dehidrasi sering disepelekan.




Lupa Minum
Selain lupa minum, dehidrasi juga dapat disebabkan oleh keringat berlebih, suhu panas, pendarahan, dan gangguan penyakit. Orang yang paling beresiko terhadap dehidrasi adalah pekerja lapangan. Namun tidak sedikit pula pekerja kantoran bahkan mahasiswa yang terkena dehidrasi dikarenakan malas dan lupa minum. Salah satu penyebabnya adalah keberadaan AC yang memberikan efek tidak haus.
http://avicinna.files.wordpress.com/2010/01/gelas.jpghttp://foodmapper.files.wordpress.com/2008/04/orange-juice.pnghttp://www.bfeedme.com/wp-content/uploads/2007/01/strawberry-lemonade-recipe-1-10-07.jpg
Disunting dari Majalah Dokter Kita Edisi Desember 2009

*Lemot = Lemah Otak (bahasa slang)

saya dapet dari blognya http://www.intanrisna.blogspot.com/

Saturday, 4 September 2010

Apa itu Limfoma???

Limfoma, apaan sih itu?” Kalimat seperti ini kerap kali terucap ketika seseorang mendengar istilah limfoma. Awam terhadap limfoma, membuat mereka juga kurang peduli pada penyakit ganas ini. Padahal, penyakit ini telah merenggut jutaan nyawa di seluruh dunia. Apa itu limfoma? Ini adalah suatu jenis keganasan (kanker) kelompok sel yang dikenal dengan nama sel limfosit. Sel ini berkembang dan membelah secara tidak normal sehingga menyebabkan terjadinya pembesaran kelenjar getah bening.

lymphoma-cancer

Sel limfosit beredar dalam pembuluh limfe (pembuluh getah bening). Di beberapa tempat, aliran getah bening ini membentuk tonjolan seperti biji kacang yang disebut kelenjar getah bening. Dalam kondisi normal, sel limfosit merupakan salah satu sistem pertahanan tubuh. Sementara sel limfosit yang tidak normal (limfoma) bisa berkumpul di kelenjar getah bening dan menyebabkan pembengkakan.

Karena itu, siapapun wajib mewaspadai bila merasakan adanya pembengkakan kelenjar getah bening, terutama pada leher, ketiak, atau pangkal paha. Apalagi jiwa pembekakan itu juga disertai dengan gejala penurunan berat badan lebih dari 10 persen dalam enam bulan, demam sampai sekitar 38 derajat celsius, banyak berkeringat pada malam hari, merasa cepat lelah, dan nafsu makan berkurang. Bila merasakan gejala-gejala ini, disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter.

Perlu pula Anda tahu, sel limfosit ternyata tak cuma beredar di dalam pembuluh limfe. Sel ini juga beredar ke seluruh tubuh di dalam pembuluh darah. Karena itulah, limfoma bisa juga timbul di luar kelenjar getah bening. Dalam hal ini, yang tersering adalah di limpa dan sumsum tulang. Selain itu, bisa juga timbul di organ lain seperti perut, hati, dan otak.

Secara umum, kata dr Ronald A Hukom SpPD KHOM, konsultan hematologi dan onkologi medik dari Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta, limfoma terbagi dalam dua jenis, yaitu: limfoma non-hodgkin (LNH) dan limfoma hodgkin (LH). Data menunjukkan, angka kejadian LNH lebih sering dibandingkan LH. Keduanya memiliki gejala yang mirip. ”Perbedaannya terutama didasarkan pada hasil pemeriksaan biopsi jaringan tumornya,” kata Ronald.

Saat ini, sekitar 1,5 juta orang di dunia hidup dengan LNH, dan dalam setahun sekitar 300 ribu orang meninggal karena penyakit ini. Dari tahun ke tahun, jumlah penderita penyakit ini juga terus meningkat. Sekadar gambaran buat Anda, angka kejadian LNH telah meningkat 80 persen dibandingkan angka tahun 1970-an. Data juga menunjukkan, penyakit ini lebih banyak terjadi pada orang dewasa dengan angka tertinggi pada rentang usia antara 45 sampai 60 tahun. Makin tua umur, makin tinggi risiko terkena penyakit ini. Tapi secara umum, LNH bisa menyerang semua usia, mulai dari anak-anak sampai orang tua. Sementara dari sisi jenis kelamin, kasus LNH lebih sering ditemukan pada pria ketimbang wanita.

Bisa sembuh
Di Indonesia, limfoma merupakan jenis kanker nomor enam yang paling sering ditemukan. Menurut Prof Dr dr Arry Haryanto Reksodiputro SpPD KHOM, konsultan hematologi dan onkologi medik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)/Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, limfoma juga merupakan jenis kanker yang paling cepat berkembang menjadi berat. ”Penyakit ini butuh waktu paling singkat untuk menjadi berat. Bila tidak diobati, dalam waktu sekitar enam bulan penderita bisa meninggal dunia,” ujar Arry. Walau sangat ganas, penyakit ini bisa disembuhkan. Bahkan, sekitar 40 persen bisa sembuh dengan obat yang tidak mahal. ”Makin dini ditangani, makin besar kemungkinan untuk disembuhkan.” Selain itu, kemajuan teknologi kedokteran, juga makin memperbesar peluang kesembuhan.

Walau sudah dinyatakan sembuh, bukan berarti kanker ini tak bisa kambuh. Bahkan LNH termasuk jenis kanker yang seringkali kambuh. Karena itu, setelah terapi selesai, pasien tetap dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter secara rutin untuk mengawasi atau mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya kekambuhan.
Lalu, apa sebenarnya penyebab timbulnya limfoma? Sejauh ini memang belum diketahui secara pasti. Namun, seperti dikatakan Ronald, ada beberapa faktor yang diperkirakan mempengaruhi atau mendorong timbulnya limfoma. Faktor-faktor itu antara lain: menurunnya daya tahan tubuh, infeksi virus, infeksi bakteri, paparan herbisida dan pelarut organik, diet tinggi lemak hewani, merokok, juga paparan sinar ultraviolet.

Walau ada gejala umum yang menjadi pertanda penyakit ini, namun setiap orang bisa merasakan keluhan dan gejala yang berbeda-beda. Karena itu, untuk mendiagnosis penyakit ini, dokter tak cukup hanya dengan melihat gejala yang dikeluhkan pasien, tapi juga didukung dengan serangkaian pemeriksaan seperti: biopsi jaringan tumor, tes darah, foto rontgen, ultrasonografi (USG), dan bila perlu dilakukan pula pemeriksaan sumsum tulang. Selain untuk menegakkan diagnosis, rangkaian pemeriksaan ini juga berguna untuk mengetahui tingkat penyebaran penyakit.

Saat melakukan pemeriksaan, dokter akan menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan itu. ”Penting diketahui bahwa diagnosis yang tepat amat diperlukan bagi keberhasilan pengobatan yang akan diberikan,” tutur Ronald. Untuk pengobatan LNH, tersedia beberapa jenis terapi yang bisa dilakukan yaitu: radioterapi, kemoterapi, imunoterapi, serta transplantasi sel induk darah. Terapi mana yang akan dilakukan, sangat tergantung pada beberapa hal, antara lain: jenis penyakit, sejauh mana penyebaran penyakitnya, lokasi yang terkena, kondisi fisik (kesehatan) pasien, dan usia.

Adakah upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit ini? Ronald mengatakan, karena sampai saat ini penyebab pasti dari limfoma belum diketahui, maka upaya yang dapat dilakukan adalah menghindari atau menurunkan faktor risiko, yaitu menjaga kebersihan diri dan lingkungan dari infeksi virus, bakteri, jamur, maupun parasit, menjauhkan diri dari paparan toksin (racun) lingkungan, menghentikan kebiasaan merokok, serta sebisa mungkin tidak mengonsumsi bahan-bahan atau makanan yang bisa memunculkan zat karsinogenik (pemicu kanker) di dalam tubuh.

sumber : sehatherbal.blogspot.com

Sunday, 29 August 2010

Kemoterapi


Kalian tau ga kempoterapi itu apa?

Kemoterapi merupakan pengobatan sistemik, sebagian besar diberikan dengan cara injeksi kedalam pembuluh baik vena, sebagian kecil dapat berupa tablet/capsul dan kadang-kadang ada yang diberikan subcutan atau suntik dibawah kulit, serta intratekal (diinjeksikan kedalam system syaraf) jarang sekali yang disuntikan ke otot. Apabila pasien diberikan suntikan intravena, seringkali digunakan kateter atau selang plastik kedalam vena untuk mencegah kerusakan vena serta mempermudah injeksi. Kemoterapi diberikan diberikan secara siklit, dapat secara mingguan, dua mingguan 3-4 mingguan. Pasien mendapatkan kemoterapi dosis tinggi diberikan dalam unit rawat inap. Kondisi pasien juga menentukan apakah dapat diberikan dirawat jalan atau rawat inap.

Tapi, kemoterapi juga ngasih efek loh sama tubuh orang yang di kemo, tau ga apa efeknya? Serem loh

Kemoterapi anti kanker akan menyebabkan sel kanker serta beberapa jenis sel sehat yang juga sedang membelah atau tumbuh mengalami kerusakan. Namun sel kanker akan mengalami kerusakan lebih parah dibanding kerusakan pada sel sehat. Setelah beberapa periode 1-3 minggu sel sehat pulih dan sel kanker juga akan pulih kembali namun mengalami kerusakan berarti, sehingga atas dasar inilah obat anti kanker dipergunakan. Untuk mencegah kerusakan permanent dari sel sehat, obat kanker tidak bisa diberikan sekaligus 4-8 siklus. Hal ini dimaksud untuk memulihkan sel sehat. Dilain pihak berangsur mengecilkan kanker sehingga akhirnya sel kanker menjadi sangat kecil tidak terlihat lagi dan bisa dihancurkan dengan sinar atau dihilangkan dengan operasi. Secara umum obat anti kanker mempunyai akibat terhadap sel kanker yang sedang cepat membelah itu, namun sel sehat yang cepat membelah pun termasuk kena akibat anti kanker tersebut. Diantara sel sehat yang terkena akibat adalah sel-sel darah dimana berfungsi memerangi infeksi, membantu pembekuan dan membawa oxygen keseluruh tubuh. Bila sel-sel darah terkena pengaruh, maka penderita akan gampang terkena infeksi, gampang memar dan serta mudah mengalami pendarahan. Demikian pula badan terasa lemah karena kurang energi yang dibakar oleh oxygen.

Sel-sel pada saluran cerna juga cepat membelah, sehingga akibat gangguan saluran cerna, pasien akan merasa tidak nafsu makan, mual muntah serta sariawan dan diare akibat rontoknya selaput lender mulut dan usus.

Rambut yang sedang tumbuh pun akan rontok, pertumbuhan terhenti, sementara haid menjadi tidak ada dan laki-laki sementara mengalami sterilisasi. Pada pusat kanker yang lengkap disediakan bank sperma untuk antisipasi apabilia terjadi sterilisasi permanent pada pria.

Untuk kemoterapi yang sangat agresif dimana kerusakan sel darah sangat berat, dipergunakan cangkok sum-sum tulang dari tubuh sendiri (autologus bone marrow tranplantation). Sel susm-sum tulang kita diambil dan disimpan dengan pengawet. Pada waktu kerusakan sel darah begitu berat akibat kemoterapi yang agresif, sel sum-sum tulang badan kita yang disimpan ditransfusikan kembali ketubuh untuk memulihkan kerusakan tersebut. Di Rumah Sakit Kanker “Dharmais” hal tersebut sudah dapat dilakukan. Pada prakteknya sehari-hari yang dikhawatirkan pasien terutama muntah, sariawan, nafsu makan hilang dan terutama wanita adalah kebotakan. Hal ini wajar, namun dengan penerangan dan persiapan lebih baik, antara lain pemeriksaan laboratorium berkala, obat anti muntah, obat nafsu makan serta obat-obat lain, semua dapat diatasi. Disamping itu gangguan tersebut tidak permanent akan pulih sebelum dilakukan siklus berikutnya.

Mengingat pengobatan kanker dengan kemoterapi memberikan efek samping yang cukup berat, sebelum mendapatkan kemoterapi pasien harus menjalani beberapa pemeriksaan agar tubuhnya tahan menghadapi akibat dari kemoterapi. Pemeriksaan awal tersebut ditetapkan oleh dokter onkologi medik, diantaranya pemeriksaan darah lengkap, test fungsi liver dan lain-lain.

Hmm, kasian ya yang punya penyakit kanker dan harus di kemo. Seorang laki-laki yang baru berusia 16 tahun harus menjalani kemoterapi, harus siap menerima efek kemoterapi. Di umur 16 nya, dia berjuang untuk menahan rasa mual, menahan rasa sakitnya sariawan. Aku tau, aku emang ga bisa bantu ngeringanin rasa sakitnya, tapi aku cuma bisa berdoa supaya kamu bisa keluar dari stadium menengah itu....