Friday, 5 April 2013

Dampak Redenominasi


Redenominasi adalah menyederhanakan pecahan mata uang menjadi pecahan lebih sedikit dengan cara mengurangi digit (angka nol) tanpa mengurangi nilai mata uang tersebut. Tujuannya yaitu menyederhanakan pecahan uang agar lebih efisien dan nyaman dalam melakukan transaksi serta mempersiapkan kesetaraan ekonomi Indonesia dengan negara regional. Redenominasi dilakukan saat kondisi makro ekonomi stabil dan dipersiapkan secara matang dan terukur sampai masyarakat siap agar tidak menimbulkan gejolak di masyarakat. Penyebab terjadinya redenominasi yaitu nilai rupiah memiliki tingkat yang lebih rendah dibandingkan nilai mata uang negara lainnya. Adapun dampak dari redenominasi, yaitu pencatatan akuntansi menjadi lebih praktis, pemerintah harus mengeluarkan biaya yang cukup besar, dan mempengaruhi psikologis masyarakat.
Dampak positif adanya redenominasi yaitu pencatatan akuntansi menjadi lebih praktis. Nilai uang tidak berubah, sehingga masyarakat tidak perlu membawa uang banyak karena setiap Rp 1,00 mewakili Rp 1000,00.
Untuk melakukan redenominasi rupiah, pemerintah akan mencetak uang kertas dan uang logam yang baru, dan menarik uang kertas dan logam yang lama, sedangkan biaya mencetak uang tidaklah murah, sehingga jika dibandingkan antara dampak positif praktis dari segi akuntansi dengan besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk mencetak uang baru, maka hal ini tidaklah sebanding. Tetap saja rakyat dirugikan, sebab biaya pembangunan yang besar akan dipergunakan untuk biaya mencetak uang yang tidak memiliki keuntungan bagi sistem ekonomi Indonesia.
Bila psikologis masyarakat terpengaruh oleh rasa takut akan penurunan nilai uang oleh kebijakan redenominasi, maka hal ini berpotensi memicu kenaikan harga barang-barang. Dan bila ini terjadi, maka inflasi pasti akan menurunkan nilai uang. Akibatnya, keuangan pribadi pasti terganggu oleh penurunan nilai uang.
            Walaupun redenominasi membawa dampak negatif, akan tetapi redenominasi perlu dilakukan, mengingat nilai rupiah memiliki tingkat yang lebih rendah dibandingkan nilai mata uang negara lain. Untuk menghindari dampak psikolgis masyarakat, sebaiknya pemerintah melakukan sosialisasi kepada masyarakat, dan melakukan masa transisi, artinya pedagang mencantumkan 2 harga, rupiah lama dan rupiah baru. Setelah itu, rupiah lama ditarik pelan-pelan, dan rupiah baru akan sepenuhnya berlaku. 

No comments:

Post a Comment

Comment = respect = encourage ^^
Thank you ♥♥♥♥♥