OSPEK....
Yup, kata yang cukup mengerikan bagiku. Kata yang membuatku
menumbuhkan pikiran-pikiran negatif. Ya, miris memang kalau mendengar cerita mahasiswa yang
meninggal gara-gara OSPEK, seperti yang sekarang sedang gempar-gemparnya.
Disuruh ini itu, dengan bahasa kasarnya sih disiksa. Oke, di sini aku ingin
bercerita tentang aku, kuliah-ku, dan OSPEK...
Aku bersyukur, karena kampusku tak pernah
mengenal kata OSPEK jurusan yang memang lebih mengerikan dibandingkan OSPEK
yang ditangani langsung oleh BEM kampus. Mereka tak pernah menyiksa, bahkan
rangkaian OSPEK yang ditangani BEM lebih ke pengenalan kampus daaaaan, aku
hanya duduk manis di aula saja, dan tertidur pulas saat mendengarkan pejabat
kampus “mendongeng”.
Sebenarnya, kampus-ku mengenal kata ospek
jurusan, tapi lain dengan kampus biasanya. Kami harus melakukan ospek itu
selama 1 taun. Ya, 1 tahun lamanya. Di kampusku semuanya wajib mengikuti
himpunan jurusan, kalau tidak dianggap nohim (non-himpunan) dan itu artinya terlepas
dari ospek jurusan. Dan kalian tau? Aku adalah bagian dari itu, nohim.
Menurutku, tak merugi jika aku tak ikut organisasi itu. Ya, walaupun banyak
kerugian kalau dipandang oleh orang bijak. Pertama, aku tak akan mendapat
atribut jurusan, seperti jaket, syal, dan baju jurusan, tapi bagiku itu tak
masalah, aku lebih senang memakai pakaian-pakaianku ke kampus dan tentunya aku
juga tidak ingin menunjukkan identitasku sebagai mahasiswa akuntansi. Apa
pentingnya coba? Aku lebih suka inveisble. Kedua, aku tidak bisa menjadi
panitia kampus, seperti panitia dalam acara Pengenalan kehidupan kampus (OSPEK
yang diselenggarakan BEMA), itu juga tidak masalah bagiku. Sudah kubilang, aku
tidak ingin dikenal banyak orang sebagai Eva. Tapi, aku ingin dikenal sebagai
seseorang yang misterius, seperti Ilana Tan, aku suka cara dia menutupi
identitasnya. Banyak orang yang mengenal dia, tapi tidak tau jelas siapa dia.
Ketiga, aku tidak akan mendapatkan sertifikat bahwa selama aku kuliah aku
mengikuti organisasi. Yang ketiga ini cukup membingungkan. Pernah dengan tidak?
Saat kerja nanti keterlibatan kita dalam berorganisasi dipertanyakan. Katanya,
kalau kalau tidak pernah ikut organisasi bisa sulit bekerja. Hmmm, aku was-was,
karena selama 12 tahun aku bersekolah, tak satu pun aku organisasi yang pernah
aku ikuti. Hmmm, tapi disaat kebingungan itu-lah teman-temanku datang dan
memberi semangat, bahwa tidak semuanya seperti itu. Yeah, aku suka dengan
teman-temanku. J Aku yakin, aku memiliki kempampuan yang baik
dan bisa bersaing dengan orang-orang berorganisasi.
Baiklah, di sini aku akan bercerita sejarah
aku memilih nohim....
Aku memiliki marga A (bergolongan darah A),
aku memiliki komitemen yang kuat dan sebisa mungkin aku menepati janji-janjiku.
Saat aku mengikuti himpunan, aku beberapa kali tidak masuk (ikut kumpul) karena
teman-temanku seangkatanku sendiri. Mereka malas kumpul. Ya, aku pun begitu,
tapi kumpul adalah kewajibanku dalam organisasi, dan aku tidak suka melakukan
pekerjaan yang setengah-setengah. Hari-hari kulewati dengan beberapa kali aku
tidak kumpul. Sampai memuncaknya, aku dan teman yang ikut kumpul dihukum
gara-gara teman yang tidak ikut kumpul. Tidak hanya itu, senior dengan sinisnya
memandangi kami semua dan memarah-marahi kami. Aku tidak suka dengan
kepura-puraan mereka, cara mereka mengajarkanku. Aku tau, aku bukan orang yang
sempurna, aku juga sering melakukan kesalaha, tapi aku tak suka diajari oleh
orang yang dirinya sendiri saja tidak becus. Contoh, waktu kami tidak kumpul
organisasi, kami dimarahi, tapi saat waktu santai, mereka malah menjerumuskan
kami. Komitmen dikit kali. Aku kesal, mereka seolah-olah mengadu domba kami.
Ya, mereka selalu bilang, mereka melakukan ini latian untuk menghadapi dunia
kerja. Hmm, tapi aku bisa bertahan dengan caraku sendiri di jalan yang benar,
karena aku yakin Tuhan akan selalu merestui langkahku jika aku benar. Ya,
walaupun itu pahit, tapi aku senang menjadi diriku sendiri dan mengikuti apa
yang menurutku benar.
Oke, begitulah kira-kira yang membuatku malas
untuk bertahan di himpunan. Aku memutuskan keluar kita salah satu atribut
angkatanku diambil (waktu itu aku baru mendapat syal). Diambil karena kami
dihukum. Nah, disana semua orang berdalih yang membuatku muak dengan
omongan-omongan mereka. Please gitu ya, tujuanmu kuliah ya belajar, kalau kau
sudah becus dengan belajarmu, langkahkan ke prioritas kedua, atau ya,
utamakanlah prioritas utamamu. Di situ aku ingin keluar. Dan tibalah saatnya
ketika pengambilan atribut. Ya, kita harus datang di saat musim hujan. Waktu
itu bulan januari 2013. Yup, musim hujan itu dingin sekali, dan jujur saja, aku
tak kuat dengan musim dingin. Yang kurasakan adalah, kedinginan tentunya,
gatal-gatal, dan sakit perut yang bisa membuatku bulak-balik ke wc. Saat
pengambilan atribut, aku memutuskan tidak ikut, dan aku tak bilang pada sang
koordinator. Aku sudah menjadi seseorang yang cuek. Yep, dan saat ada
pengambilan susulan atribut, aku tidak ikut. Aku takut. Aku tau senior tak akan
memberikan dengan semudah itu, pasti banyak syarat, dimarahi di depan umum, dan
yaaaa dipermalukan. Oh man, harga diriku lebih tinggi dibandingkan atribut itu.
Tanpa atribut itu aku bisa hidup dan mungkin hidupku jauh lebih tenang.
Percaya tidak? Awalnya aku juga ragu untuk
keluar dari sana, tapi hal yang membuatku yakin keluar adalah, aku menemukan organisasi
yang merupakan hobi-ku. Majalah kampus. Yeah, aku ikut itu dan mengikuti
serangkaian wawancara, dan aku diterima. Ya, aku fix tidak ikut himpunan.
Atribut kedua pun akan segera dibagikan, ada
rumor kalau yang tak memiliki atribut pertama boleh ikut, tapi sayangnya, aku
tak tergiur itu. Aku yakin, tak mungkin tak apa-apa, pasti nanti aku akan
dipermalukan. Aku putuskan tidak. Waktu itu yang memutuskan nohim adalah Aku
dan Anggi. Awalnya aku dan dia tidak begitu dekat. Aku mulai dekat, semenjak
dia nohim. Kami berdua berkeliaran di gedung jurusan tanpa atribut dan itu
sudah cukup menyita dan membuat senior geram.
Dulu, aku hanya dekat dengan Asti, Puput, dan
Nuridha saja. Ya, waktu ditanya mau ikut ospek untuk dapat atribut, aku jawab
aku tidak ikut dengan alasan atribut pertama dan aku kesal dengan senior yang
terlihat so di depan junior. Tak disangka mereka pun memutuskan tidak ikut
karena “ada teman” ditambah mereka juga punya alasan tersendiri. Setelah itu,
Fini yang cukup dengan Puput nanya dan akhirnya Fini juga ga ikut dengan alasan
dia sendiri. Winda yang dekat dengan Fini pun sama..... Akhirnya, aku, Asti,
Puput, Fini, Anggi, Winda, Nuridha memutuskan tidak ikut ospek itu. Ya
pendukungnya sih “teman juga ada yang ga ikut”. Nah, dari situ kami mulai
bercerita, apa sih alasan yang ngebuat kami ga ikut. Kita dengarkan satu
persatu, lalu ada yang bertanya juga, bagaimana kalau senior nanya ini, kalian
jawab apa. Sampai akhirnya tiba, kami dipanggil oleh ketua himpunan dan
tentunya diintrogasi. Ya, begitulah. Semenjak itu, kami jadi objek bagi senior,
senior menatap kami semakin geram, dan bisa dibilang kami terkenal di jurusan.
Terkenal dengan aksi berontak kami, dan kekompakkan kami melawan mereka. Yeah,
dari situlah kami mulai dekat. Dekat dan dekat. Sebenarnya ada 3 orang teman
dekat kami yang memilih himpunan, dan tentu saja kami juga tidak mempengaruhi
mereka untuk menjadi pengikut kami. Kami menghargai perbedaan, malah mendukung
teman kami yang masih bertahan. Itu juga yang membuatku kagum pada
teman-temanku. Ketiga teman kami itu Aya, Mamih, dan Ilma.
Semakin hari, kami semakin dekat, mulai dari
belajar, saling nge buli, dan diskusi tentang himpunan kalau-kalau suatu saat
kami diintrogasi kembali. Percayalah, kami melakukan diskusi itu karena
sebagian besar dari kami bukan orang pemberontak dan berani mengeluarkan
pendapat. Disitulah kami berlatih. Bagian ini yang ahli adalah Fini, yang cukup
berpengalaman dalam berorganisasi. Kami semakin dekat, saking dekatnya banyak
yang iri kepada kami. Termasuk teman kelas kami. Mereka seperti anak SD, SMP,
SMA yang begitu egois. Bayangkan permasalahan GAP, kubu dibahas. Apa ada yang
salah dengan GAP ataupun kubu? Selama tidak saling menjatuhkan, tidak masalah.
Ini hanyalah masalah kenyamanan saja. Ya, sudah kubilang tadi, kami memang
dekat dan bisa dikatakan kompak. Kami selalu melengkapi satu sama lain. Nuridha
yang pintar bisa mengajarkan kami semua hal-hal yang berbau akuntansi. Aku yang
gila novel dengan hebohnya menceritakan tentang novel-novel yang kubaca dan menularkannya. Puput yang memiliki sifat
polos sering bercerita bagaimana pertama kali ia masuk ke MAN dan harus
beradaptasi dengan orang-orang muslim yang begitu taat. Fini yang sangat
berpengalaman dalam beorganisasi akan dengan senang hati berbagi trik-trik atau
kebiasan dalam berorganisasi, dan bagaimana cara menyelesaikannya. Winda yang
pendiam, peka dan bijak, akan selalu menjadi penengah bagi kami saat kami
sedang marahan, atau kondisi sedang memanas. Asti si K-Pop-ers yang unik adalah
virus tawa, dia benar-benar penghibur bagi kami semua. Kepolosan mamih selalu
mengundang gelak tawa kami. Ilma yang pendiam dan mengikuti arus kami membuat
kami dengan mudah bekerja sama bila kami sedang jail. Aya yang narsis dan jago
acting menambah kelengakapan kami semua. Kami tidak semuanya sama, banyak yang
berbeda. Kami tidak semuanya memiliki keyakinan yang sama. Tapi bersama itu
tidak harus selalu sama.
Aku senang dengan mereka, di saat kami semua
sedang memanas dan dilanda konflik “Kubu dan GAP” ada yang selalu menjadi air.
Inilah bedanya kami. Di saat ada asap, tidak semuanya menjadi kompor, ada yang
menjadi air. Mungkin kami mendukung, tapi tidak sepenuhnya juga kami mendukung.
Tidak seperti orang-orang yang sirik dengan kami dan menjelek-jelekan kami.
Oke, di lain waktu akan kujelaskan masalah “GAP dan Kubu”, benar-benar
pemikiran anak kecil banget loh....
kalau Jlo punya lagu Like A G6, like A G6, akau akan menciptakan lagu, Like a Childish like a childish
kalau Jlo punya lagu Like A G6, like A G6, akau akan menciptakan lagu, Like a Childish like a childish
Guys, ini semua adalah cobaan.
Ingatlah 121212......
Dan ingatlah 121213.... Udah satu taun kita
deket kaya gini. Selain deket karena sama-sama senasib di NOHIM.... kami juga
dipersatukan oleh sebuah novel, I FOR YOU dan itu jugalah yang mendasari kenapa
kami membuat klub buku.
Selamat tanggal 12 yang ke 1 temaaaaan :)
No comments:
Post a Comment
Comment = respect = encourage ^^
Thank you ♥♥♥♥♥