Aku selalu bilang bahwa kebenaran pasti akan terungkap. Dan
tatngal 26 September-lah keyakinanku akan kebenaran goyah. Tidak pernah ada
kebenaran di dunia ini. Semua telah menghancurkanku. Kamu telah mengajariku
arti kebenaran dan ‘kamu’ telah mengajariku arti kepercayaan.
Tapi, aku salah menilai, kebenaran itu ada. Aku telah salah
menilainya. Dan harus kuakui ini adalah salahku. Aku telah salah menyalahkan
semuanya. Aku telah salah menuduhnya. Ini adalah tentang masa laluu. Masa lalu
yang begitu menyakitkan. Tapi semua itu nyata. Semua itu terjadi.
Dua tahun yang lalu, aku berjanji pada seseorang yang tak
aku kenal, aku berjanji bahwa aku akan membuatnya menjadi yang terbaik dan aku
berjanji bahwa aku akan menjaganya.
Aku tahu sahabatku adalah orang yang tak percaya akan
kemampuannya. Dia adalah orang yang butuh dukungan bahwa dia bisa
melakukannnya. Dia adalah orang yang harus memiliki contoh pada siapa yang
harus mengikuti, dan apa yang harus ia lakukan.
Dua tahun setengah, kami berteman cukup baik. Oh tidak,
bahkan sangat baik. Kami saling membagi satu sama lain, termasuk dalam mata
kuliah. Hmm.... tapi tidak untuk contek menyontek saat ujian. Hanya tugas saja.
Hahaha, sedikit bernostalgia. Di musim dingin ini, aku rindu
saat kita menunggu mata kuliah audit, shalat di mesjid, dan jajan di kantin AN.
Aku rindu saat kita mengobrol via sms atau chatting yang tak lain adalah keluhan
bagaimana ini, aku belum mengerjakan tugas, aku nggak ngerti sebenarnya dosen
itu ngomong apa sih. Dan pada akhirnya kita membicarakan fandom ini. Hahahah,
tanpa kusadari, aku merindukan itu semua. Aku yakin, kamu yang di sana pun
merindukannya semua.
Kurasa, itu semua sudah merangkum bagaimana persahabatan
kita. Tapi semuanya hancur ketika aku mengetahui kamu hanya mengedit
aplikasiku. Dan di 26 September-lah aku tahu kamulah yang terbaik. Aku tahu aku
sirik, tapi wajarkah aku sirik? Sesuatu yang aku impikan, sesuatu yang awalnya
ideku, bahkan sampai sekarang aku masih memakainya harus dihargai atas nama
orang lain.
Dari dulu, aku punya impian. Semnjak SD, aku selalu bermimpi
ini. Dari SD sampai sekarang aku tak pernah menjadi yang pertama dan membuat
orang tuaku bangga akan diriku. Dari situlah aku bermimpi, walaupun aku tidak
pernah menjadi yang pertama, tapi aku ingin menjadi yang terbaik. Saat SD, aku
masih terlalu polos untuk mengejar impianku. Saat SMP datang, aku bukan lulusan
yang terbaik. Saat SMA, jangan ditanya, SMA adalah masa terburukku. Masa dimana
aku mendapat “WARNING” aku terancam tidak lulus gara-gara try out biologi dan
bahasa inggrisku selalu jelek. Dan satu-satunya yang aku harapkan adalah masa
kuliahku. Sudah kubilang, aku tidak pernah menjadi yang pertama, jadi yang aku
harapkan adalah menjadi lulusan terbaik dengan predikat yang ga dimiliki orang.
Aku ingin menunjukkan pada orang tuaku bahwa ini adalah aku, anak kalian, dan Cuma
anak kalian yang mendapatkannya. Bukankah itu adalah hal yang spesial? Tapi
saat kuliah pun aku tidak mendapatkannya. Padahal selangkah lagi. Aku mulai
menyalahkan DIA.
Kalau aku tidak membantunya mencarikan perusahaan, apa aku
yang akan mendapat predikat TA terbaik itu?
Kalau dulu aku tidak meyakinkan
access itu lebih baik dari VB (bagi kami), apa mungkin aku yang akan
mendapatkannya?
Kalau dulu aku tidak memberikan buku dan CD itu, apa mungkin
aku yang akan mendapatkannya? Kalau dulu aku tidak memberikan aplikasiku, apa
mungkin aku yang akan mendapatkannya?
Kalau dulu aku tidak mengajarinya, apa
mungkin aku yang akan mendapatkannya?
Aku ingat impiannya adalah lulus dengan IPK 3.5, dan itu
sudah cukup Tapi faktanya, dia menjadi cumlaude dengan IPK yang lebih dari
harapannya. Bahkan dia mendapat predikat sebagai TA terbaik. Predikat yang aku
impikan selama satu taahun terakhir.
Mengapa? Mengapa aku masih berpikir seperti ini? Kenapa?
Karena aku selalu merasa aku yang telah membuatnya menjadi
lebih baik. Aku yang telah mengajarinya beberapa hal. Oh tidak, bahkan banyak
hal.
Aku tahu, aku sadar dia pun telah mengajariku banyak hal.
Dan hingga akhirnya aku terjebak dalam fandom ini. Tapi aku telah berjanji,
bagaimana pun itu aku akan tetap bertahan sampai mereka terkenal layaknya Bon
Jovi, Michael Jackson One direction, westlife. Saat mereka sudah benar-benar
terkenal, aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan. Apa aku akan bertahan?
Aku selalu merasa aku tidak pernah merebut fandom ini
darinya. Mungkin itulah yang ia rasakan juga. Ia tidak pernah merebut semuanya
yang kurasa pantas kumiliki.
Aku hanya ingin kita berjalan di jalan yang berbeda. Aku hanya ingin semua yang pernah kita alami hanyalah kenangan masa lalu, dan tidak pernah terbuka kembali.
Sekarang, aku tidak tahu siapa dirimu, aku lupa bagaimanacra
menghubungi dirimu. Dan aku tidak punya kontak tentang dirimu.
Jika lembaran baru itu datang, datanglah sebagai orang asing bagiku, orang yang tak pernah mengenali siapa dirku.
Om....
Aku telah menepatinya.
Menepati janji seorang sahabat pada seseorang yang telah
mengasuhnya sejak kecil.
Kebenaran itu ada....
Dan semua ini bukanlah masalah kebenaran, semua ini adalah
sebuah janji yang harus ditepati.....
Tapi mengapa janji ini begitu menyakitkan bagiku?
Tiap orang punya tersendiri bagaimana ia harus keluar dari
kesedihannya. Dan tiap orang punya cara tersendiri bagaimana ia harus memulai
kembali hidupnya.
Pic : owner + BeginEnglish.ru
Credit : Shein Shein
No comments:
Post a Comment
Comment = respect = encourage ^^
Thank you ♥♥♥♥♥