Kali ini... lagi bad mood banget....
Entahlah.. mungin menulis bisa mengobati bad mood nya
aku....
Kali ini.... Aku ingin menceritakan tentang pertemuanku
dengan dia.
Pertemuan singkat yang terjadi di Rumah Sakit....
Saat itu, tanggal 19 Mei 2017, tepat di hari jumat sekitar
jam 11an. Aku membawa “pasien” ku ke Rumah Sakit terdekat karena dia butuh
dirujuk akibat luka bakar ditangannya. Aku membawa ke UGD, yang pada saat itu sedang
penuh. Pintu UGD kubuka, aku masuk bersama “pasien” ku, dan semua orang yang berada
di sana, termasuk dia melihat ke
arahku, seperti mengatakan “Siapa lagi yang datang, kenapa lagi?”. Karena UGD
penuh, seorang suster menyuruh “pasien” ku duduk di bangkar fleksibel yang
kosong. Suster pun bertanya kepadaku, pasien ini kenapa? Ko bisa terjadi
seperti ini? Dan bertanya mengenai administrasi lainnya. Aku bersama suster
berada di sebuah meja yang tidak jauh dari bangkar.
Aku melihat dia datang
ke arah pasien ku, dan menanyakan mana keluarganya. Aku pun menjawab bahwa
akulah keluarganya. Dia bertanya
kepada “pasien” ku mengenai kronologis kejadian dan mana yang sakit.
Entahlah.... pertanyaan-pertanyaan tak bisa kujawab.... aku jadi salah tingkah,
padahal, itu adalah kali pertamanya aku bertemu dengan dia. Akhirnya dia hanya
mengobrol dengan pasienku.
Yang membuatku kagum
tentangnya adalah cara dia berkomunakasi dengan “pasien” ku. Dia bisa
mencairkan suasana, dan dia berbicara menggunakan bahasa Sunda. Ada kata kata
yang tak bisa kulupakan:
Sok kang kieu keun....
Tiasa teu? Nyeri? Dimana? Di dieu. Sok, ayeuna paksakeun... leuleuskeun... sok
paksakeun....
Dia begitu sabar, dan baru kali ini aku melihat kesabaran
seorang dokter yang luar biasa seperti dia.
Teleponku berbunyi... dan ternyata itu dari spv ku.... dan ada masalah
kecelakaan lain, jujur saja, aku malas sekali menanggapinya.... untuk pertama
kalinya... aku benci dengan orang sakit. Aku keluar dari UGD, tapi tak lama
kemudian dia mencariku. Aku melihat
ada keraguan dari dia saat berbicara
denganku. Aku tau... banyak yang mengira aku belum cukup umur untuk mengurus
hal seperti ini. Haha... maklumlah.. tubuhku kecil dan itu tidak mencerminkan
berapa umurku.
Dia menjelaskan
mengenai kondisi “pasien” ku, dan dia memintaku
untuk mengurus administrasi rontgen.
Setelah selesai mengurus administrasi rontgen, aku menemani pasien ke ruang
rontgen. Setelah proses rontgen selesai, aku pun kembali ke ruang UGD, dan
perawat menyuruh “pasien” ku berbaring untuk dilakukan suntik nyeri. Tapi “pasien”
ku menolak dengan alasan takut jarum suntik. Aku pun membantu membujuknya
dan.................... dia mendekati
aku dan “pasien” ku. Dia tertawa
setelah wejanganku untuk pasien selesai. Dia
menambahkan.....
Itu sakit ga? Tuh katanya
sakit... kalo sakit sok atuh disuntik.. itu suntik anti nyeri....
“Pasien” ku akhirnya mau disuntik. Kami pun tinggal menunggu
hasil rontgen. Tapi, aku melihat dia berbicara
dengan dokter lain dan menunjuk ke arahku. Dokter lain pun memanggil dia dan meminta dia untuk menunggu hasil rontgen dulu, tapi dia memasang muka memelas dan menunjuk jam tangannya...
Waktu... Please...
udah siang mau Jumatan dulu.. Ya....
Seketika itu aku melihat... wibawa dokternya hilang...
Itu adalah hal yang tidak pernah aku lupakan....
Dan entahlah... Jujur saat ini aku kangen dengan dia. Rasanya ingin bertemu lagi...
Terkadang aku penasaran .... apa dia masih praktek di sana? Kalau iya, kenapa
aku jarang melihatnya? Aku yakin, dia masih praktek disana, karena beberapa
kali aku sering melihat resume medis yang ia buat....
No comments:
Post a Comment
Comment = respect = encourage ^^
Thank you ♥♥♥♥♥