Showing posts with label cerpen Vazha. Show all posts
Showing posts with label cerpen Vazha. Show all posts

Monday, 30 May 2011

UlangTahun yang mengenaskan

Hi, aku va. Aku masih sekolah dan duduk di kelas 2 SMA dalam program IPA. Hari ini, 30 Mei 2011 hari yang sibuk, terutama jika kau melihat ke mesjid di sekolahku. Maklumlah, UAS sebentar lagi, sementara itu, materi ada yang belum diujiankan. Contohnya adalah dakwah. Karena waktu pelajaran PAI tidak mengizinkanku untuk berdakwah, akhirnya pulang sekolahlah waktu yang tepat untuk aku berdakwah. Dan horray, Allah mengizinkanku untuk berdakwah pada pulang sekolah

Setelah selesai tes dakwah, aku mengantar temanku, ndy ke lab biologi untuk mnegmbalikan flashdisk guru biologi, namun ternyata guru yang kami cari-cari tak ada di sekolah. Hmmm… kemungkinan besar sudah pulang. Akhirnya kami beruda kembali ke mesjid. Ndy menemui temennya, muth untuk pulang bareng muth, sedangkan aku, karena melihat temanku, Tam, aku menghampiri dirinya untuk membicarakan kegiatan ekstrakulikuler.

Lalu, aku membuka sepatuku dan duduk di teras mesjid, tepatnya di tangga menuju lantai 2. Aku duduk lalu mengobrol dengan Tam, lalu Bill dating, dan percakapan kami pun menambah seru. Enggan rasanya beranjak dari tempat itu. Yang paling rame adalah, kita membicarakan STAN, aku, Tam, dan Bill tertarik dengan STAN.

Adzan ashar berkumandang, aku sedang tidak sholat, untuk itu, aku meneruskan kembali mengobrol dengan Bill dan Tam. Setelah teman kami yang lain sudah selesai sholat, akhirnya, Tam dengan teman sekompolotannya yang berumah di Dago pulang. Hmm.. Akhirnya tinggallah kubu Cimahi, aku, Muth, Ndy, dan satu lagi yang secara ga langsung aku nggak pernah kenalan dengan orang itu, Zu.

Karena semua pada pulang, aku pun akhirnya memtuskan untuk pulang dan meminta di jemput. Ku keluarkan HP ku dari saku rok ku, lalu jari-jemariku sibuk memijit tombol HP Ndy telah bersiap-siap, begitupun dengan Muth, dia mengencangkan tali sepatunya. Lalu aku mencari sepatuku, tapi tidak ada.

Aku meminta Ndy untuk membantu mencari sepatuku, namun sepatuku tidak ada. Ku cari ke jajaran tempat penyimpanan sepatu cowo, mungkin ada yang yang jahil, tapi tidak ada juga. Lalu kucari ke selokan, mungkin jatuh, tapi tidak ada juga. Kemana sepatuku???

“Ndy, sepatu aku nggak ada?” keluhku pada Ndy

“Curiga sepatumu ketuker sama orang, liat deh sepatu yang item itu. Nggak punya pasangannya”

Aku pun berpikir, kata Ndy 100% benar. Hmm… Aku sangat kesal dengan pemilik sepatu itu. Ko bias dia membawa sepatuku? Kumasukkan kakiku pada sepatu yang tak ku kenal itu. Dan di aku gede banget, mana yang sebelah kiri. Dan itu sama dengan sisa sepatuku. Aku berpikir, masa iya wee orang yang ketuker sepatunya sama aku nggak nyadar kalo sepatunya ketuker? Bayangin ya, nomor sepatuku aku tuh 36, sedangkan seatu dia ada sekitat 39-an.

Huaa, ingin rasanya menangis. Aku coba menunggu, namun orang itu tak kunjung datang juga. Tadinya aku ingin pulang, namun aku berpikir 2x, bagaimana aku pulang dengan 1 sepatu? Aku meminta pendpat temen..

“Atuhlah, gimana aku bias pulang?”

“Udah va, pake aja sepatu yang dia!”

Ku coba pakai, namun, hasilnya jelek. Mana kegedan pula.

Ndy melihat ada temannya, Ri datang dengan memakai sendal hijau. Ndy menyaarankan aku untuk meminjam sandal kepada Ri. Awalnya aku ragu, tapi mengingat denga keterbatasan sepatuku, akhirnya aku mau. Ndy meminjamkan sandal hijau yang dipakai Ri itu kepadaku. Akhirnya, Ri mau meminjamkan sandal untukku. ‘Makasih Adek kelas’ kata ku dalam hati, namun sempat terucap dari bibir juga. Aku benar-benar berterimakasih pada Ri, karena adek kelas itu mau meminjamkan sandal yang dipakainya (walaupun itu milik DKM) kepada kakak kelas yang tidak dikenalnya. Akhirnya aku dapat pulang dengan muka, karena aku tidak menjadi nyeker.

Aku baru mendengar cerita ini dari Ndy saat malam hari melalui YM. Ternyara setelah aku pulang ada kejadian yang tak mengenakan dan salah paham antara Rid an Pa To.

“Ada yang liat sandal swallow ijo punya bapak nggak?”, kata Pa To.

“Nggak pak!” Jawab Ndy, penuh dengan perhitungan dan pemikiran, sandal mana yang di maksud, Sendal yang aku pakai memang sandal hijau, tapi bukan ber merk swallow.

Tidak ada yang mengetahui keberadaan sadal milik Pa To, akhirnya Pa To pergi.

Ditemuinya Ri sedang berjalan dengan sandal hijau swallow milik Pa To. Akhirnya Pa To memarahinya, dan…… dia menampar Ri. Ri menjelaskan bahwa dia tidak tahu kalau sandal yang dipakainya adalah sandal milik Pa To. Ri menjelaskan bahwa Ri kira ini adalah sandal mesjid karena dia kenal dari teh Ndy, bahwa sandal itu milik DKM. Pa To pun mencari yang bernama Ndy.

“Mana yang namanya Ndy?” kata Pa To

Ri menunjukan pada Pa To bahwa orang yang dihampirinya adalah Ndy. Dengan takut dan ragu, akhirnya Ndy berkata, “Iya, saya pak! Ada apa?”

“Kamu yang memveti tahu kalau sandal ini milik DKM? Kamu tahu? Ini sandal milik Bapa!”

Ndy, masih bingung, apa yang dibicarakan oleh Pa To. Namun sdikit demi sedikit Ndy bias mencernanya dan dia pun menjelaskan, “Begini Pak, ini ada salah paham. Saya nggak bilang sandal itu punya mesjid, tapi tadi saya Tanya sama Ri, sandal ijo yang di pake dia itu punya mesjid sandal dia apa bukan? Soalnya mau dipinjem sama temen saya,”

Akhirnya Ri mengakui kesalahannya. Dia mengirwa setelah dia memberikan sandal ijo yang tadi dia pake kepada saya,, Ndy menyarankan dirinya untuk memakai sandal ijo swallow. Tapi ternyata Ri salah mencerna.

Ri….

Maafin saya, karena saya kamu di tampar oleh Pa To. Dan hari ini aku merusak ulanmg tahunnya Ri. Seharusnya, di ulang tahunnya, dia mendapatkan tamparan ucapan selamat ulang tahun, namunulang tahunnya kali ini diwarnai dewngan tamparan kemarahan Pa To. Mungkin kalau saya nyeker, kamu nggak akan kena tampar.

Ya, aku tahu, ini salah ku. Gara—gara sepatuku hilang, Ri kena tampar. Coba kalau sepatu aku tak hilang, mungkin tidak aka nada kejadian seperti ini. Coba kalau aku mau nyeker dan tak meminjam sandal kepadamu, mungkin kamu tidak akan pakai sandal Pa To.

Maaf Ri, saya telah merusak hari ulang tahunmu. Semua ini mengajarkan padaku, Hidup itu penuh kemandirian. Jangan tergesa-gesa, dan 1 lagi, Orang itu punya masalah sendiri-sendiri.

Sunday, 9 May 2010

2 Status

Online, online, dan online, itulah yang dilakukan setiap hari oleh Aurel siswi kelas 1 SMA. Di rumah, Aurel tidak mempunyai teman, ia hanya memiliki teman di sekolah. Ia mencari teman di dunia maya untuk mengisi hidupnya di rumah atau dimanapun ia berada saat teman sekolahnya tak ada disisinya.

Pada tanggal 24 November 2009, Aurel dikejutkan oleh sebuah id yang meng-add dia, id-nya yaitu eb.daniel. Daniel? Ya, Aurel terkejut dengan nama Daniel. Nama itu mengingatkannya pada seorang teman SMP-nya. Mulanya, Aurel takkan meng-approve-nya, karena ia menyangka id itu milik Daniel teman SMP-nya. Daniel adalah teman SMP-nya yang nakal dan suka meng-hack id orang. Tapi akhirnya, Aurel meng-approve-nya, ‘ya sudahlah, selama dia tidak macam-macam biarkan saja,’ pikir Aurel.

Ternyata, pemilik id itu tidak seburuk yang ia bayangkan. Namanya memang Daniel, tapi dia masih siswa kelas 3 SMP, dan ternyata dia termasuk dalam genk evening boys (eb). Aurel hampir mengenali semua anggota eb, dan ia hampir memiliki semua id anggota eb. Id allovaurellove sudah tidak asing lagi di kalangan eb. Awalnya, Aurel hanya mengenal Izhal, namun karena saat itu Aurel sedang mencari band untuk audisi band pensi sekolahnya, jadi Aurel meng-add anggota eb, ataupun sebaliknya, karena hampir semua anggota eb mempunyai band, jadi Aurel berurusan dengan mereka. Daniel tidak mempunyai band, untuk itu ia baru meng-add Aurel.

Semakin hari, Aurel dan Daniel semakin dekat dan akrab. Daniel memanggil Aurel dengan sebutan kakak, dan Aurel memanggilnya Daniel. Bagi Aurel tiada hari tanpa Daniel. Jika Daniel tidak online, Aurel suka menanyakan kabarnya lewat sms, dan begitupun sebaliknya. Pada tanggal 29 Januari 2010, Daniel menelepon Aurel dan beerkata, “Ka, mau nggak kakak jadi sahabat aku? Soalnya aku ngerasa klop sama kakak?”

“Wah mau banget, mana mungkn sih aku nolak orang yang mau bersahabat dengan aku?”, jawab Aurel dengan senang.

“Makasih ya ka!”

“Kamu tau nggak? Kamu itu sahabat cowo pertama aku. Sebelumnya aku belum punya sahabat cowo loh!”

“Oh, iya ka? Aku juga gitu, sebelumnya aku juga belum pernah punya sahabat cewe!”

“Wah, kita sama. Oiya, mulai sekarang, kamu jangan panggil aku kakak, panggil Aurel aja ya!”

“Oke, sip deh!”

Semakin hari, mereka berdua semakin klop saja. Apapun yang terjadi pada hari ini, selalu Aurel ceritakan pada Daniel dan begitupun sebaliknya. Sampai- sampai suatu hari, Aurel membantu Daniel untuk mendapatkan cewe pujaannya. Dan akhirnya berhasil tepat tanggal 2 April 2010. Sempat ada rasa khawatir dalam diri Aurel, karena ia takut kehilangan sahabatnya. Namun, Daniel meyakinkannya bahwa tak ada yang berubah pada dirinya, Aurel tetap sahabatnya dan ia takkan meninggalkannnya atau perhatiannya terhadap Aurel akan hilang.

Siapa sih yang ingin kehilangan sahabat seperti Daniel? Daniel begitu baik, perhatian, pintar, dan soleh, tiap malam Daniel selalu membangunkan Aurel untuk sholat tahajud. Saat Aurel sedih, Daniel selalu meneleponya, menemaninya. Walaupun tak ada Daniel disisi Aurel, tapi Aurel bisa merasakan psikisnya, kehangatannya. Daniel memang laki-laki dewasa walaupun ia masih kelas 3 SMP. Selama 5 bulan Aurel kenal dengan Daniel, namun sedikitpun Aurel tak pernah melihat lekuka wajah Daniel, merasakan kehangatan tubuhnya. Tapi untuk masalah klop apa nggaknya, nggak usah ditanya, mereka berdua sangat klop.

Walaupun mereka telah saling mengenal selama 5 bulan dan bersahabat selama 3 bulan, tapi ikatan batin mereka sangat baik. Contohnya, pada waktu itu mag Aurel kambuh, dan disaat yang bersamaan mag Daniel juga. Saat akan menghadapi UN, Daniel flu, dan disaat yang bersamaan juga Aurel flu. Saat hari ke-2 UN, Daniel memberikan jawaban pada temannya, dia tidak menyontek tetapi dia hany sebagai perantara dan tiba-tiba kertas yang akan Daniel berikan pada temannya itu diambil oleh tim pengawas independent. Dan pada hari itu juga, ketika pagi hari, Aurel tidak sengajaa mengirim send all di gtalk-nya yang isinya ‘aku suka Rezha M.F :-*’. Dan yang terparah pesan itu sampai pada guru TIK-nya. Jadi pada hari itu Aurel dan Daniel sama-sama ketahuan. Waktu itu, hari Jum’at merupakan hari yang sial bagi Aurel dan Daniel. Aurel telambat masuk sekolah dan ia pun di hukum, selain itu juga ia lupa membawa keudung padahal hari Jum’at wajib memakai kerudung, dan akhirnya Aurel pun terkena hukuman. Sedangkan Daniel, ia tidak diizinkan oleh orang tuanya membawa motor, padahal hari itu ia akan jalan-jalan dengan pacarnya.

Tepat tanggal 1 Mei 2010, Daniel menelepon Aurel untuk mengajaknya ketemuan. Dengan senang hati Aurel menerimanya. Rencana, mereka akan bertemu besok di mall jam 1 siang. Mereka tidak bertemu di pagi hari, karena Aurel harus mengikuti upacara HARDIKNAS. Dalam lamunannya, Aurel membayangkan saat pertemuannya dengan Daniel, seperti apakah dia? Apa yang akan dibicarakan nanti? Lalu apa yang akan dilakukan?’, pikir Aurel.

“Aurel!” panggil mama Aurel.

Aurel pun kaget dan panggilan itu membuyarkan lamunannya. “Iya ma!” jawab Aurel.

“Besok kamu nggak kemana-mana kan?” tanya mamanya.

“Besok ada upacara HARDIKNAS ma!” jawab Aurel.

“Sampai jam berapa?”

“Jam 8 mungkin. Tapi, ada latihan angklung sampai jam 11 atau 12-an.”

“Oh, iya sudah berarti kita pergi ke rumah Tante Ovi jam 1 saja?”

“Apa ma? Besok? Jam 1?” kata Aurel setengah berteriak. Ia terkejut, besok kan hari pertemuannnya dengan Daniel, jam 1 pula.

“Iya, Tante Ovi baru saja melahirkan anak ke-3 nya.”

“Tapi ma, jam 1 Aurel mau maen sama temen, jadi Aurel nggak ikut ya!” rayu Aurel.

“Nggak! Kamu mesti ikut, Tante Ovi itu suka nanyain kamu kalau mama kesana!”

“Tapi ma...”

“Kenapa? Udah nggak usah banyak alasan. Pergi sama temen kan bisa kapan-kapan. Kamu takut bosen?” potong mamanya, Aurel belum menjawab tapi mamanya sudah berbicara lagi. “Kamu nggak usah takut, Tante Ovi kan punya anak laki-laki, umurnya nggak jauh beda dengan kamu, jadi kamu bisa main dengan dia.”

“Iya iya,” jawab Aurel dengan terpaksa.”

“Inget ya! Mama tunggu jam 1!”

“Iya mama!” jawab Aurel dengan nada yang ditekan.

Lalu Aurel pun masuk kamar dan mengambil HP-nya dan menelepon Daniel. “Malem, Daniel?”

“Malem juga, baru aja aku mau nelepon kamu!” jawab Daniel.

“ Oh iya? Emang ada apa?”

“Ada yang mau diomongin, tapi maaf banget, kalau inibuat kamu kecewa!”

“Wah? Kita sama! Emang apa yang bakal kamu omongin?”

“Kamu dulu dong yang cerita, kan kamu yang telepon aku!”

“Ok deh! Begini, besok aku nggak bisa ketemu kamu, soalnya mamaku memaksaku untuk ikut ke rumah saudaraku!”

“Wah, kita sama, tapi kalau aku sebaliknya, saudaraku akan datang ke rumahku dan mamaku melarangku untuk pergi keluar rumah!”

“Wah, kita sama! Jadi lain kali kita bisa ketemu kan?”

“Pasti, kalau masih ada umur pasti kita ketemu!”

“Ok! Sampai ketemu nanti. Dah...”

“Dah juga..”

Keesokan harinya di rumah Tante Ovi, Aurel diperkenalkan dengan anaknya. Ternyata anak itu bernama Daniel, dia sangat tampan, putih, tinggi,dan ramah. Lalu, Daniel mengajak Aurel pergi ke ruang tv. Disana mereka hanya menanyakan nama, sekolah dimana, hanya sebatas perkenalan biasa setelah itu mereka diam dan malah sibuk dengan HP. Aurel memang tidak biasa membuka obrolan, jadi ia hanya diam seribu bahasa. Jadi ang ia lakukan adalah chatting.

allovaurellove : Daniel.... J

eb.daniel : hi..... J

allovaurellove : Daniel, sekarang aku lagi di rumah saudara aku loh!

eb.daniel : Oiya?

Rumah saudaramu dimana?

allovaurellove : di pacuan kuda.

Eh rumah kamu juga di pacuan kuda kan? Berarti nanti aku bisa ketemu kamu dong!

eb.daniel : ok, nanti aku jemput, tapi kalau udah saudaraku pulang ya! Soalnya aku nggak boleh keluar rumah selama masih ada saudara.

allovaurellove : ok dech! ;)

Oiya, kamu tau nggak? Saudaraku ganteng banget loh! Coba aja kalau dia bukan saudara aku, mungkin aku udah ngeceng dia :p

eb.daniel : ah, kamu ada ada aja!

allovaurellove : Ih beneran!!! Nama dia sama loh kayak kamu!!

eb.daniel : Daniel?

allovaurellove : Iya...

eb.daniel : ko bisa kebetulan ya? :-/

Nama saudara aku juga Aurel.

allovaurellove : tunggu dulu....

Jangan-jangan yang duduk di sebelah aku ini kamu.

Lalu Aurel dan Daniel saling menatap. “eb.daniel?” tanya Aurel sambil menunjuk Daniel.

“Allovaurellove?” tanya Daniel sambil menunjuk Aurel.

“Jadi, kamu Daniel sahabat aku?” tanya Aurel. Ia tak percaya, ternyata orang yang dari tadi duduk disampingnya itu sahabatnya sendiri.

“Jadi, kamu itu saudara aku? Sepupu aku?” tanya Daniel. Ia tak percaya, ternyata sahabat yang selalu menemaninya itu adalah saudaranya sendiri.

Mereka pun tertawa. “Ternyata dunia ini sempit ya! Kalau aja dari dulu aku tau kamu saudara aku, mungkin tiap kali mamaku ke rumah Tante Ovi aku selalu ikut, pokoknya nggak pernah absen deh!” kata Aurel.

“Hahaha, ternyata sahabatku adalah sepupuku. Dari dulu kita pengen saling ketemu rasanya susah banget, nggak pernah jadi. Tapi pas ketemu, jadi malah pertemuan yang tak diduga!” jawab Daniel.

“Iya, berarti nanti kita bakal sering ketemu dong? Asyik ya!!!”

“Iya. Pokokya nanti kalau mamaku ke rumah Tante Lisa, aku pasti ikut.”

Lalu mereka berdua pun mengobrol. Akhirnya mereka bisa bertemu juga, setelah sekian lama mereka merencanakn pertemuan yang akhirnya tak pernah jadi. Dan hari itu, pertama kalinya bagi Aurel bertemu dengan Daniel sebagai sepupu sekaligus sahabat. Dulu, Daniel hanya menjabat 1 status dalam kehidupannya. Namun, sekarang, Daniel menjabat 2 status dalam hidupnya yaitu sahabat dan sepupu. ‘Sahabatku adalah sepupuku’