Monday, 29 September 2014

Pasar Persaingan Sempurna, Monopolistik, Monopoli, dan Oligopoli

Latar Belakang           : Pasar merupakan salah satu dari berbagai sistem, institusi ,prosedur, hubungan sosial dan infrasturktur dimana usaha menjual barang, jasa, dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Menurut organisasinya, pasar dibedakan menjadi empat, yaitu pasar persaingan sempurna, pasar monopolistik, pasar monopoli dan oligopoli.
Tujuan                         : Mengetahui perbedaan dan persamaan antara pasar persaingan sempurana, pasar monopolistik, pasar monopoli dan oligopoli.

Persamaan dan Perbedaan Pasar Persaingan Sempurna, Monopolistik, Monopoli, dan Oligopoli
­­­­
Pasar Persaingan Sempurna
Monopolistik
Monopoli
Oligopoli
Penentu Harga
Price taker
Price setter
Price setter
Price setter
Sifat
Dapat keluar masuk pasar
Dapat keluar masuk pasar
Sulit masuk ke dalam pasar
Sulit keluar masuk pasar
Barang
Homogen
Bukan barang close subtitute
Homogen
Homogen
Harga jual produk
Harga sesuai dengan harga pasar atau lebih rendah dari harga pasar
Harga ditentukan dari citra perusahaan
Harga ditentukan oleh produsen
Harga tidak mudah berubah
Jumlah penjual
Banyak penjual
Banyak penjual
Tidak banyak penjual
Tidak terlalu banyak
Promosi Iklan
Diperlukan
Sangat diperlukan
Kurang diperlukan
Sangat diperlukan
Cara memperoleh keuntungan maksimum
Jumlah barang yang diproduksi/ dijual
Usaha non harga
Jumlah barang yang dijual dan penetapan harga jual barang tersebut
Menetapkan harga jual terbatas
Contoh
Pasar hasil pertanian
Yamaha dan Honda
PT. PLN, PT Pos dan Giro
Exxon, Chevron, Texaco
Kelebihan
1.    Konsumen atau masyarakat mempunyai pilihan yang lebih banyak terhadap barang dan jasa yang diperlukan.
2.    Bagi produsen mempunyai kebebasan yang penuh atas corak pilihan dalam menggunakan faktor-faktor produksi.
3.    Memaksimumkan efisiensi.

1.     Banyaknya produsen di pasar memberikan keuntungan bagi konsumen untuk dapat memilih produk yang terbaik baginya.
2.    Kebebasan keluar masuk bagi produsen, mendorong produsen untuk selalu melakukan inovasi dalam menghasilkan produknya.
3.    Diferensiasi produk mendorong konsumen untuk selektif dalam menentukan produk yang akan dibelinya, dan dapat membuat konsumen loyal terhadap produk yang dipilihnya.
4.    Pasar ini relatif mudah dijumpai oleh konsumen, karena sebagian besar kebutuhan sehari-hari tersedia dalam pasar monopolistik.

1.  Lebih efisien dalam penggunaan input lebih rendah
2.  Jumlah output lebih sedikit
3.  Perusahaan dapat menentukan harga barang.

1.      Memberi kebebasan memilih bagi pembeli.
2.      Mampu melakukan penelitian dan pengembangan produk.
3.      Lebih memperhatikan kepuasan konsumen karena adanya persaingan penjual.
4.      Adanya penerapan teknologi baru
5.      Penjual dapat mengendalikan harga

Kelemahan
1.  Inovasi produk tidak membawa manfaat yang kekal atau jangka panjang, karena setiap produk baru mudah ditiru.
2.  Menimbulkan biaya sosial bagi masyarakat sebagai dampak dari penggunaan sumber daya yang terdapat di sekitar lingkungan industri.
3.  Biaya produksi semakin tinggi. Untuk menyesuaikan dengan pasar persaingan sempurna memerlukan perubahan produk yang berakibat naiknya harga produksi.
4.  Distribusi pendapatan tidak selalu rata

1.    Pasar monopolistik memiliki tingkat persaingan yang tinggi, baik dari segi harga, kualitas maupun pelayanan. Sehingga produsen yang tidak memiliki modal dan pengalaman yang cukup akan cepat keluar dari pasar.
2.    Dibutuhkan modal yang cukup besar untuk masuk ke dalam pasar monopolistik, karena pemain pasar di dalamnya memiliki skala ekonomis yang cukup tinggi.
3.    Pasar ini mendorong produsen untuk selalu berinovasi, sehingga akan meningkatkan biaya produksi yang akan berimbas pada harga produk yang harus dibayar oleh konsumen

1.      Harga barangnya lebih tinggi atau mahal dibandingkan dengan pasar tradisional

1. Menciptakan ketimpangan distribusi pendapatan
2. Harga yang stabil dan terlalu tinggi bisa mendorong timbulnya inflasi
3. Bisa timbul pemborosan biaya produksi apabila ada kerjasama antar oligopolis karena semangat bersaing kurang
4. Bisa timbul eksploitasi terhadap pembeli dan pemilik faktor produksi
5. Sulit ditembus/dimasuki perusahaan baru
6. Bisa berkembang ke arah monopoli
7. Produsen bisa melakukan kartel





A.      Pasar Persaingan Sempurna
1.        Penentuan Harga/Output Yang Dihadapi Suatu Perusahaan Secara Individual Dalam Persaingan Sempurna

Gambar 6.1. Kombinasi harga/output yang optimal bagi suatu perusahaan dalam persaingan sempurna
Pada gambar 6.1, perusahaan tersebut memilih untuk berproduksi pada tingkat output Q*, di mana harga (P) sama dengan biaya marjinal (MC) dan laba adalah maksimum. Laba di atas normal bisa juga terjadi dalam jangka pendek walaupun dalam keadaan persaingan sempurna.
2.         Pendekatan biaya total dan penjualan total dalam pasar persaingan sempurna
Tabel 6. Produksi dan penjualan
Jumlah Produksi (Q)
Harga (P)
Penjualan Total
(TR=PxQ)
Penjualan rata-rata (AR)
Penjualan Marginal (MR)
0
150
-
-
-
1
150
150
150
150
2
150
300
150
150
3
150
450
150
150
4
150
600
150
150
5
150
750
150
150
6
150
900
150
150
7
150
1050
150
150
8
150
1200
150
150
9
150
1350
150
150
10
150
1500
150
150


Gambar 6.13. Kuantitas produksi
-          Kurva TC pada produksi di bawah 2 unit berada di atas kurva TR berarti perusahaan mengalami kerugian.
-          Produksi di atas 2 unit sampai 9 unit TC di bawah TR berarti perusahaan memperoleh keuntungan
-          Apabila dibuat garis tengah antara TC-TR yaitu pada produk 7 unit berarti perusahaan mengalami keuntungan maksimum
-          Titik A dan B di titik BEP (Break Even Point).
B.       Pasar Monopolistik
1.    Penentuan Harga/Output Dalam Persaingan Monopolistik

Persaingan monopolistik mengandung unsur-unsur monopoli dan persaingan sempurna. Pada gambar 6.5, dengan kurva permintaan D1 dan kurva penerimaan marjnal MR1, maka output optimum Q1 akan diperoleh pada titik di mana MR1 = MC. Di sini, laba monopoli jangka pendek yang diterima adalah sama dengan P1LMAC1. Laba tersebut mungkin sebagai hasil pengenalan suatu produk baru atau karena adanya permintaan yang sangat tinggi.



 










Gambar 6.5. Kombinasi harga/output dalam persaingan monopolistik
Namun demikian, sejalan dengan waktu, persaingan akan terangsang oleh adanya laba monopoli jangka pendek ini, dan banyak perusahaan-perusahaa baru yang akan memasuki industri tersebut. Oleh karena itu, aspek persaingan dari persaingan monopolistik ini akan tampak dalam jangka panjang. Jika semakin banyak perusahaan yang memasuki industri tersebut dan menawarkan barang pengganti yang sangat dekat (tetapi tidak sempurna), maka pangsa pasar (market share) dari mula-mula akan menurun. Ini berarti bahwa permintaan perusahaan dan penerimaan marjinal (MR) akan bergeser ke kiri, seperti D2 dan MR2 dalam gambar 6.5. Output optimal perusahaan tersebut (di mana MR2 = MC) bergeser menjadi Q2, dan harga P2 sama dengan AC2, maka laba ekonomis menjadi nol. Jika barang pengganti yang ditawarkan persis sama (tidak hanya mendekati sama) maka dengan adanya perusahaan pendatang baru, D2 akan lebih mendekati horisontal dan keadaan persaingan sempurna, D3 dengan P3 dan Q3 akan terjadi.
C.      Pasar Monopoli
1.      Keputusan Harga/Output Dalam Monopoli

Jika suatu perusahaan yang monopolistik menyamakan MR dengan MC-nya, maka pada saat yang sama ia menentukan pula tingkat output dan tingkat harga pasar untuk produknya. Keputusan ini dilukiskan dalam gambar 6.2. Di situ perusahaan tersebut menghasilkan output sebesar Q unit pada tingkat biaya C biaya per unit dan ia menjual outputnya tersebut pada tingkat harga P. Laba, yaitu sama dengan (P – C) kali Q, ditunjukkan oleh bidang PP'C'C dan itu merupakan laba maksimum.

Gambar 6.2. Penentuan harga/output dalam monopoli
Walaupun Q merupakan tingkat outputnya optimal jangka pendek, perusahaan tersebut akan berproduksi hanya jika penerimaan rata-rata (AR) atau harga (P) lebih besar daripada AVC. Keadaan ini terjadi dalam gambar 6.2, tetapi jika P di bawah AVC, kerugian akan diminimumkan dengan berhenti berproduksi.
Jika MR > MC, berarti jika produksi ditambah, kenaikan penerimaan yang diperoleh akan lebih besar dari kenaikan biayanya. Ini berarti bahwa seorang manajer dapat meningkatkan laba perusahaan dengan meningkatkan produksi jika ingin meningkatkan laba perusahaan. Kondisi laba maksimal yaitu kondisi tingkat output optimal pada saat MC = MR yang secara matematis kondisi laba maksimal pada perusahaan monopoli dapat ditunjukkan sebagai berikut:
p = R – B
Laba maksimum  akan diperoleh jika turunan pertama dari fungsi laba terhadap tingkat output sama dengan nol.
MR = MC
Gambar 6.2 menunjukkan bagaimana seorang manajer dalam menentukan tingkat output optimal. Kurva MR, memotong kurva MC pada tingkat output Qm, yang sekaligius menunjukkan tingkat output optimal. Harga maksimum yang masih dapat diterima oleh konsumen untuk output Qm adalah Pm. Jadi kombinasi harga dan output yang memaksimumkan laba bagi monopoli adalah Qm dan Pm. Besar laba yang diperoleh monopoli ditunjukkan oleh daerah yang diarsir, yaitu ( Pm - BRQM ) Qm.
Monopoli tidak berarti bahwa akan selalu mendapatkan laba ekonomi. Jika monopoli dapat memperoleh laba ekonomi dan dapat mencegah perusahaan lain masuk ke dalam industri, maka laba ekonomi yang diperoleh dapat dipertahankan dalam jangka panjang. Walaupun demikian laba yang akan diperoleh monopoli ditentukan oleh seberapa besar permintaan yang dihadapi relatif terhadap biaya produksi yang dikeluarkan. Gambar 6.3 menunjukkan hal ini. Pada tingkat output optimal Qm, harga pasar yang dapat diterima total penerimaan monopoli menderita kerugian sebesar daerah yang diarsir.

Gambar 6.3. Maksimasi Laba Monopolis



Gambar 6.4. Monopolis yang mengalami  kerugian

D.      Pasar Oligopoli
1.    Penentuan Harga/Output Dalam Pasar Oligopoli


Gambar 6.7. Kurva permintaan sebelum ada reaksi

Fenomena pergeseran kurva-kurva permintaan ini dilukiskan dalam gambar 6.8. Perusahaan A mula-mula menghasilkan output sebesar Q1 unit dan menjualnya dengan harga P1. Kurva permintaan D1 yang berlaku di sini, dengan mengasumsikan harga-harga yang ditetapkan oleh perusahaan-perusahaan lain tidak berubah. Dengan asumsi tersebut, penurunan harga dari P1 menjadi P2 akan meningkatkan permintaan menjadi Q2. Sekarang anggap bahwa hanya ada sejumlah kecil perusahaan yang beroperasi di pasar dan masing-masing mempunyai pangsa pasar yang cukup besar terhadap penjualan total. Oleh karena itu, jika suatu perusahaan menurunkan harganya dan memperoleh kenaikan volume penjualan yang cukup tinggi, maka perusahaan-perusahaan lainnya akan kehilangan sebagian besar volume usaha mereka. Kemudian, setelah perusahaan-perusahaan tersebut mengetahui mengapa penjualan mereka turun, maka mereka akan bereaksi dengan menurunkan harga produk mereka sendiri. Tindakan ini akan menggeser perusahaan A turun ke kurva permintaan kedua D2 yang menyebabkan penurunan permintaan perusahaan A dari Q2 menjadi Q3 pada tingkat harga P2. Kurva yang baru sama tidak stabilnya dengan kurva mula-mula, oleh karena itu pengetahuan akan bentuk kurva tersebut tidak berguna bagi perusahaan A: jika ia mencoba untuk bergerak sepanjang D2, maka perusahaan-perusahaan pesaing akan bereaksi yang bisa memaksa perusahaan tersebut berpindah ke kurva lainnya.


Gambar 6.8. Kurva permintaan setelah ada reaksi

Pergeseran kurva permintaan tidak akan menimbulkan kesulitan yang berarti dalam pembuatan keputusan tentang harga/output jika perusahaan A mengetahui secara pasti bagaimana perusahaan saingannya terhadap perubahan-perubahan harga. Reaksi-reaksi tersebut hanya akan mempengaruhi hubungan harga/permintaan dan sebuah kurva permintaan yang baru bisa dibentuk untuk memasukkan interaksi-interaksi di antara perusahaan-perusahaan. Kurva D3 dalam gambar 6.8 merupakan sebuah kurva reaksi, ia menunjukkan bagaimana penurunan harga akan mempengaruhi kuantitas yang diminta setelah reaksi perusahaan-perusahaan saingan diperhitungkan. Namun demikian, permasalahan dalam pendekatan ini terletak pada kenyataan bahwa ada banyak teori yang berbeda tentang perilaku antar perusahaan dan mesin-mesin teori yang menghasilkan model penentuan harga yang berbeda sehingga akan menghasilkan aturan-aturan pengambilan keputusan yang berbeda pula.

elearning.upnjatim.ac.id/courses/TEORIEKONOMI/

Untuk lebih jelas karena di artikel ini tidak ada gambar, silahkan klik download disini https://drive.google.com/file/d/0ByE45UObcchkQ0gtMUVkQmNEM2c/edit?usp=sharing

Thursday, 25 September 2014

Peraturan itu ada!!!!!

Latar Belakang
1. Masuk 10 menit sebelum mata kuliah dimulai, kalau lebih dari itu silahkan tunggu diluar, dan kalau saya udah dikelas, kalian ga boleh masuk
2. Kalau ada PR, sebelum saya masuk, buku harus udah di atas meja, rapih, keadaan terbuka
3. Kalau PR belum bener ga akan saya tanda tangan
4. Nulis akun kredit tuh harus 3-5 huruf dari akun debet
5 ......
6 ....
7 ...
8 ....

Tujuan
Menunjukan kalo peraturan itu ada

Hipotesa
Karena banyak aturan jadi nurut aja sama ibunya

Pembahasan
Kasus 1:
Dosen : eh kamu, coba tolong ambilkan map biru di meja saya
Mahasiswa : *bingung, tapi akhirnya pergi ke ruang dosen juga*
Beberapa menit kemudian mahasiswa itu kembali ke kelas dengan setumpuk map
Dosen : MANEEEH!!!! AING NITAH NYOKOT MAP BIRU, KUNAON DIBAWA KABEH?
Mahasiwa lain nahan ketawa, sedangkan mahasiswa yg disuruh nunduk dan diem, tapi akhirnya ngomong juga
Mahasiswa : maaf bu, saya buta warna
Dosen : *kaget* kenapa kamu ga bilang dari tadi? *ngomongnya aga lembut*

Kasus 2
Kalau udah ada perbaikan PR, semua mahasiswa ngantri kaya anak bebek menuju meja ibu, nunggu bukunya diperiksa ulang dan ditanda tangan, dan kita harus bersikap "business like", dari cara nyerahin buku, ambil buku, dan jaga jarak sama dosennya, tapi ada mahasiswa yang ngerjainnya di laptop, pas mau diperiksa, dia ngasihin laptopnya ke dosen dan.....
Dosen : AING KUDU NANDATANGAN DIMANA??????
Mahasiswa: *bingung* Iya bu maaf, saya print dulu kalau gitu
Dosen : tau ah.... *buang muka kaya anak kecil*

Kasus 3
Dosen meriksa PR, lalu....
Dosen : **** kalau jurnal balik tanggal berapa?
**** : 31 dese.....
Dose  : TANGGAL BERAPA?
**** : 31 desember
Dosen : pertemuan selanjutnya kamu bawa kalender dan gantung di leher kamu!!!!
**** : iya Bu.

Pertemuan selanjutnya....
Dosen meriksa PR, lalu....
Dosen : *** mana kalendernya
**** : iya bu ini *riweuh benerin kalender*
Dosen : nah kitu dipake ya tiap ada matkul saya. Dan untuk yang lain, kalian tahunnya salah semua kecuali 2 orang yang bener, jadi untuk taunnya yang salah, mulai minggu depan dan seterusnya kalian bawa kalender, gantung di leher kaya **** selama SATU BULAN!!!!!! Kalau ada yang ga dipake pas matkul saya, hukumannya bertambah. Dan untuk kamu ****, masa hukuman kamu berakhir lebih cepat walaupun kamu kena hukumannya duluan. ...... Eh, tapi kamu juga yang sekarang salah ya? Berarti hukuman kamu lebih lama dari temen-temen kamu.

Bawa kalender gantung dileher selama sebulan..... berasa ospek dan pas denger itu, semua anak kelas shock, malu ada, kesel ada, pengen ketawa ada.....
Hasilnya????? Tunggu minggu depan

Simpulan
1. Satu, ibu selalu benar. Dua kalau ibu salah, kembali ke aturan pertama
2. Dengan ibu, pasang telinga dan mata
3. Peraturan ada untuk dijalankan dan dilpatuhi

Sunday, 31 August 2014

I Miss You, Group

Aku ga akan pernah lupain momen-momen dimana kata-kata itu ngehancurin aku. T.T
Bener apa kata orang, “Saat LO berada di atas, justru semakin banyak halangan dan rintangan yang bakal menerpa LO” .  Dan saat kamu menyerah terhadap rintangan itu, itulah yang disebut “KEHANCURAN”. Hhhh, aku tau, aku kalah, aku tau aku hancur, tapiiiiii. Ah tolong!!!!!!!!! *aku tidak bisa mendeskripsikannya*






Tau ga? Kata-kata itu begitu menyakitkan. Awalnya aku Cuma sebuah anggota biasa, dan entahlah dari mana, aku dijadikan moderator. Moderator di G+ itu sama aja kaya admin di sosmed-sosmed lain. Keistimewaannya moderator adalah dia bisa nge blok (ngeluarin) anggota, bisa ngubah post yang anggota post, bisa nge-accept orang yang mau gabung. Nah, untuk eksekusi, kaya aturan aturan grup, Cuma ownernya yang bisa ngelakuin itu semua. Nah, itu lah bedanya admin sama moderator di G+.


Waktu pas dijadiin moderator kaget tapi ada rasa bangganya juga sih. Walaupun Cuma di G+ dan dulu tuh anggotanya masih 140, dan sekarang udah dua kali lipatnya, tapi tetep aja seneng, dan aku ngerasa aku bertanggung jawab atas status “MODERATOR” itu. Aku jadi harus lebih rajin buat posting dan saat itu aku merasakan menjadi seorang Cassiopeia sebenarnya. Dulu aku paling males baca info-info detail tentang mereka. Dulu aku paling males banget liat fancam-fancam mereka, ya intinya cukup taulah kalau mereka tuh lagi dimana, video itu isinya tentang apa. Tapi pas begitu jadi moderator, aku jadi naik tingkatlah, jadi harus tau segalanya.

Hal yang paling membuat kamu bangga dan seneng adalah saat kamu posting, postingan kamu itu dihargai, banyak yang komen, banyak yang reshared, banyak yang ngasih +1, itu tuh rasanya bangga banget. Belum lagi nih, kamu jadi banyak temen, banyak orang yang add kamu, dan pengen jadi teman kamu, dan aku bukan kaya orang-orang yang kalo udah  banyak follower sombongnya minta ampun. Orang nanya aja ga dijawab, orang mau temenan aja ga diwaro. Intinya aku ga kaya gitu, aku orangnya welcome banget dan suka bilang makasih sama mereka-mereka yang udah mau jadi temen aku. Aku juga suka ngerespon orang-orang yang komen di postingan aku, entah itu dengan bales komen atau Cuma ngasih +1 (+1 itu sama aja kaya nge-like), tapi sebisa mungkin aku kasih komen karena itu sebagai bentuk penghargaan aku sama mereka yang udah ngehargain postingan aku.

Disana banyak yang komen pake bahasa ibunya sendiri, ya sih, mentang-mentang di sana udah ada fasilitas “translate”, jadi gitu deh. Kadang aku kesel banget sama orang yang posting pake bahasa ibu mereka sendiri, emang mereka ga bisa apa pake bahasa internasional? Ya emang sih translate juga ga nunggu berjam-jam, sekali klik langsung muncul translate-annya, tapi ya tetep aja ......... ah stop intinya males. Nah, terus aku sendiri? Ya aku sih sekalian belajar bahasa inggris aku, jadi aku pake bahasa inggris untuk komen atau posting apapun, ga pernah sekalipun aku posting dalam bahasa ibuku. Dan tiap kali aku chat ma orang, mereka ga nyangka kalo bahasa nasional-nya indonesia tuh ya bahasa indonesia. Hahahaha. Tapi aku sangat menghargai mereka yang ga pernah peduliin “LO dari mana sih?” dan mereka ga pernah maksa aku buat bisa bahasa mereka (beda banget ama di vk). Di G+ aku kenal sama orang dari Amerika, Brazil, Perancis, Italia, Vietnam, Korea, Chili, dan negara musuh umat muslim.

Waktu pas aku tau ada orang yang berasal dari negara musuh umat muslim, aku kaget banget, gimana aku nanggepinnya, tapi akhirnya aku chat juga sih. Dan saat itu aku sakit hati sama dia karena dia kecewa sama aku gara-gara aku suka sama Yoochun gara-gara dia punya asma. Dia bilang, “I think you are special, but you are nothing.” Bzzzz, kata-katanya nge jleb, itu loh kata-kata “NOTHING” nya.  Dari situ aku berhenti chat sama dia, tapi aku selalu ngobrol kalau dia yang duluan nyapa atau ngajak ngobrol, yah be profesional lah, dan aku juga menghargai pendapatnya dia.  Tapi, aku bener-bener suka banget sama dia waktu nge post apapun dia yang nge respon, termasuk waktu aku bilang “.... May be i will back be Ordirany nafi”. Dia keliatan khawatir sama aku, dan pas aku ceritain apa yang terjadi, dia bialng, “Please don’t do it”. Ah, pokonya I ove you banget deh Yael :*

Itu lah awal mula kenapa aku bisa jadi spamming gitu....

Pertama, aku terima dibilang spamming sama Mandaw, karena emang dia gatau apa-apa. Dan itu tuh kaget banget justru, ternyata kalau aku sharing di grup yang sifatnya public, bakal keliatan di followers kamu, padahal si followers ga ikut-ikutan grup kamu. Hhhhhh, disitu aku langsung blok-in orang-orang yang ga ngerti apa-apa tentang DB5K, dan sebelumnya aku bilang maaf kalau aku harus nge blok in, dan orang yang pertama kali respon adalah Yael. Hahahah.



Tapi, ini begitu menyakitkan waktu kata-kata “Spamming” itu keluar dari temen kamu sendiri. Pertama dia bilang kaya gitu, masih Ok, aku rekomendasiin buat matiin notifikasinya lewat email. Kedua kali, aku kasih tau caranya gimana nonaktifin semua notifikasi, ampe aku ngomong itu di telepon. BAYANGIN, NELEPON CUMA BUAT NGASIH TAU GIMANA CARA MATIIN NOTIFIKASI. Terus pas yang ketiga kalinya, aku udah mulai gerah. Aku udah kesel banget, dan herannya, katanya notifnya masih keterima di email. Aku kaget, pasti ada yang salah sama setting-an google-nya, tapi aku juga ga ambil pusing karena aku tau, aku emang salah. Aku tau aku spamming tapi kan aku juga udah bilang jangan follow aku.

Dan semenjak itu aku diem, dan aku kangen berat posting di group, aku sampe bilang ke pemilik group “Ban or block me if I’m spamming on your group”. Aku bener-bener ngarep si pemilik bales, biar aku dapet kejelasan. Soalnya aku bener-bener tersiksa sama aku yang ga posting. Sumpah gatel banget lah ga posting. Tapi aku seneng sih waktu Yael bilang, kamu harus tetap posting. Hahaha. Oh Yael. Makasih banyak. Tapi rasanya beda aja sih kalo posting di grup ma di akun sendiri, soalnya kalo di grup ada tuntutan dan banyak yang ngerespon. Aaaaaaa, Aku kangen grup itu, aku pengen kembali ke grup itu, tapiiiii T.T... hmmmmm

Dan aku berterima kasih sama orang-orang yang masih respect sama postingan aku walaupun aku udah ga post di grup. Dan aku seneng waktu liat notif aku banyak banget. Aku seneng di G+ banyak notif. Aaaa, I love you G+, Cuma di sosmed itu aku ngerasa dihargai.


SIMPULAN
Hari ini aku belajar menghargai orang

Hari ini aku belajar untuk menjaga perasaan orang

Sunday, 17 August 2014

Laptop

Bersyukurlah bagi kamu yang punya laptop atau notebook jaman dulu....

Dua minggu lalu aku pergi ke BEC buat beli laptop yang baru *ceritanya*, terus kakak aku bilang, kalau bisa spesifikasinya harus lebih dari yang udah ada di rumah.  Oke. Di rumah aku pake notebook Toshiba Satellite L745. Sebenarnya aku juga masih sayang sama itu notebook, soalnya ada coraknya gitu dan si Hardisk-nya itu loh, 640 GB, RAM 2 GB dan kecepatan prosesor 2,2 GHz. Hmmm, udah cukup kan ya, apalagi liat hardisknya. ENAM RATUS EMPAT PULUH GIGA BYTE. Sumpah, aku sayang banget sama laptop aku yang ini, mengingat jarang banget yang punya hardisk 640 GB. Ya, walaupun aku emang ga maniak film, dan hhh, dari 640 GB itu aku Cuma masih pake 1/12 nya. Aku Cuma baru pake 54 GB. Hihihi, tapi tetep aja sayang, kan nyari yang hardisknya 640 GB tuh ya, susah banget.

Latar Belakang Ganti Laptop:

Aku beli laptop tanggal 6 Oktober 2012 yang lalu. Yah, belum 2 tahun kan, tapi laptop aku tuh udah penyakitan. Aku inget gejala yang ditunjukin sama laptop aku waktu pas 1 bulan setelah aku beli laptop. Aku nge charge laptop dalam keadaan mati dan aku tinggal selama 2 jam. Pas aku balik mau cabut itu charger dan nyalain laptop, tau ga? Ga ngisi dong baterainya, malah jadi 0% , padahal aku udah pastiin kalo pas charger dicolokin ke stop kontak, si lampu indikator baterai itu nyala dan lampu indikator ada arus listrik juga nyala.  Waktu itu degdegan banget deh. Akhirnya waktu itu aku charge dalam keadaan nyala, terus pas udah aku matiin, si lampu indikator yang pertanda kalau laptop itu lagi nyala, jadi nyala walaupun nyalanya warna orange, bukan warna putih. Awalnya aku mikir, mungkin aku salah nge klik, yang harusnya shut down malah jadi sleep atau hibernate. Aku nyalain lagi itu laptop ampe berkali-kali tapi terus nyala dan walaupun itu lampu nyala seharian atau berhari-hari, itu ga ngaruh ke baterai (pas dinyalain baterainya ga jadi berkurang). Bener-bener ga ngerti sama penyakitnya. Hmm, aku panik awalnya, ini laptop baru beli, tapi kenapa udah kaya gini lagi, aku juga ngajak kakak aku buat service ini laptop, tapi kaka aku bilang, sayang masih baru, kalau emang ga ada pengaruh apa-apa ya udah biarin aja. Aku udah cari penyakitnya di internet, tapi ga nemu, dan akhirnya temen kaka aku bilang, cobacabut baterai terus pasangin lagi. Akhirnya pas melakukan itu, laptop aku kembali normal lagi. Horeeeee......

Ternyata, si penyakitnya ga Cuma itu aja. Setaun kemudia, laptop aku masalah lagi dengan kipas. Aku inget banget, waktu itu Oktober juga. Waktu itu laptop aku mulai mati-mati mendadak dan ga kadang ga bisa dinyalain lagi. Awalnya aku nyalahin gara-gara aku instal myob, soalnya temen aku juga semua aplikasi di laptop eror gara-gara si myob. Terus aku ke tempat aku beli laptopnya, dan katanya itu masalahnya gara-gara Laptop aku over heat, dan harus ganti kipas, dan zonk-nya nih, garansi aku udah expired 1 minggu. Argggh. Terus kakak aku gamau dan ga percaya sama orang yang mau benerin laptop aku, akhirnya di bawalah laptop ini ke counter resmi toshiba, dan pas aku ceritain, si mas-nyange cek laptop aku dan bilang kalau kipas aku baik-baik aja. HHHH, ga mungkin baik-baik aja, orang itu sering mati-mati, dan kadang kalo lagi zonk, tu laptop ga bisa nyala. Cara nyalainnya? Dipaksa, kalau ga bisa nyala, didiemin. Sebelnya nih, pas laptop aku suruh nginep di counter toshibanya, aku harus nunggu, dan 1 minggu setelah nginep, barulah ada konfirmasi kalau laptop aku masalahnya di kipas, dan kalau diganti, hargnya 1,5 juta. Ha Ha Ha. Pas dikonsultasiin ke kaka aku, kaka aku pengen orang yang mau opearsi laptop aku adalah orang yang keluarga aku kenal, jadi dia tuh lebih teliti gitu lah. Dan akhirnya ada temen kaka aku yang emang kerja di bagian IT, dan bersedia ganti kipas laptop aku. Tapi, sama temen kaka aku tuh di cek, katanya kipas aku masih bagus, ini hanya kekurangan daya aja, makannya kadang-kadang si kipas ga muter sesuai dengan fungsinya. Terus, sama temen kaka aku dicobain ngambil tegangan dari sumber lain, entahlah ga ngerti ya, pokonya singkat cerita, emang kipasnya harus ganti, tapi jangan sama yang original, soalnya kipas untuk seri laptop aku yang ini kelemahannya di kipas, jadi kalau aku ganti sama yang original, pasti nanti penyakitnya sama. Akhirnya diganti dengan kipas yang lain dan laptop aku pun sehat (?) kembali.
Awal April, menjelang Asti ulang tahun, laptop aku diserang penyakit aneh lagi. Yang ini udah bener-bener ga ngerti penyakitnya apa, karena aku searching di internet pun ga ada. Charger aku masih normal loh, kalao aku charge, ada tanda di laptop aku kalau di ngisi, tapi, dia tuh ga ngisi, dia malah diem dan malah berkurang seolah-olah ga dicolokin  si charger-annya, tapi ada ko tanda si charger tuh masuk ke laptop aku, dan yang janggal tuh si lampu indikator baterai terpasang dan lampu indikator si laptop nyala tuh kedip-kedip kaya baterai low yang minta buat di charge. HELLO!!!! Aku udah charge kali. Awalnya aku hirauin aja, dan tiba-tiba si baterai aku tuh udah ada tanda silang dan baterainya Cuma 7% padahal si charger udah terapasang dan di baterainya udah ada tanda kalau di nge charge. Oke, sampe akhirnya tamatlah riwayat aku, baterai aku ga bisa di charge dan otomatis aku juga ga bisa nyalain laptop. Terus aku cobain pake laptop tanpa baterai dan aaargh, akhirnya bisa juga, tapi pas ga lama kemudian, laptop aku mati dong. Terus aku mulai panik, dan aku nyalain paksa, dan pas aku nyalain paksa, tibaa-tiba si lampu indikator pertanda ada baterai sama laptop nyala, nyala warna kuning dan kedap-kedip kaya minta di charge, aduh kan laptop aku ga dipasang baterai, gimana sih. Dan si laptop yang masih “starting” tiba-tiba mati, dan pas aku nyalain, GA BISA NYALA. Oke, tamatlah riwayatku, mana lusa ujian DBMS, ini laptop ngadat lagi, terus mamah aku nanya, dan langsung nyaranin aku buat beli laptop baru BESOK. Iya, aku sih mau-mau aja, seneng malah, tapi masalanya, hari selasa tuh FULL banget, pulang sore, belum ada tugas, mana sempet adaptasi sama laptop baru. Tapi, akhirnya pas malem nyala juga

Aku udah searching itu penyakit apaan sih. Terus aku juga udah konsul sama temen kuliah dan katanya itu adalah baterai bocor, terus aku bilang tapi baterai laptop aku masih kuat 3-4 jam kalau Cuma dipake ngetik doang, bahkan bisa 5 jam. Terus semua pada melongo, terus itu apaan ya? Hhhhh

Penyelesaian:
Akhirnya aku tadi ke BEC buat beli laptop baru. Cie, asyik banget kan? Terus kata kaka aku, aku suruh milih VAIO, ah mau banget lah. Pas nyampe di BEC, si VAIO Cuma ada yang touchscreen sama yang slide gitu lah. Padahal aku pengen yang biasa, dan aku trauma juga sama sesuatu yang di slide, soalnya aku pernah punya HP sony yang di slide, terus rusak 2 kali. Hehehehh peace. Terus pas aku tanya, “Kok Vaio Cuma segitu lagi, emang udah ga produksi lagi?”, terus mas-nya bilang “Oh, sekarang Vaio udah ga produksi lagi, soalnya mau ngeluarin produk baru dan semuanya made in Japan”. Oh, bagus, dan mereka ngeluarinnya nanggung banget pas aku lagi butuh laptop. Terus aku konsul sama kaka aku, gimana kalo beli laptopnya pas Vaio made in Japan keluar? Terus kaka aku tanya balik, “Kapan Vaio made in Japan keluar? Masih lama kali”. Aku Cuma diem dan kaka aku nyaranin aku beli toshiba lagi, dan jelas aku nolak, karena aku ga puas sama laptop aku yang dulu. Tapi kaka aku nyuruh aku beli toshiba lagi. Akhirnya aku berkelana lagi deh.

Aku liat-liat spesifikasi laptop yang ada di estalase, ko jarang banget ya intel core i3, banyaknya AMD atau intel doang. Terus pas aku tanyain kecepatan prosesornya dibawah 2 GHz semua. OMG, itu kan lebih lemot dari yang punya aku berarti. Dan sampai akhirnya aku nemuin satu-satunya toshiba yang spesifikasinya aku mau. I core 3, RAM 6 GB, prosesor 2,4 GHz dan si hardisk-nya 640 GB. Hihih, mantap banget kan? Tapi ada satu lagi yang ngeganjel buat aku tentang si laptop itu. Ukurannya itu loh, gede banget, mana  ada numb lock-nya. Dan aku Cuma cengo waktu kaka aku setuju itu laptop yang spesifikasinya memenuhi standar aku. Gila, aku ngampus bawanya gimana, kayanya tas aku aja ga muat. Yah, oke, dari pada ga ada, akhirnya aku deal deh beli yang itu, dan tau ga? Ternyata KOSONG!!!!!!! STOCK-nya KOSONG!!!!! Terus aku ditawarin yang sejenis dengan prosesor AMD dan kecepatannya Cuma 1,8GHz, tapi si layar touchscreen. Oh man, tau ga? Aku tuh menghindari sesuatu yang berbau touchscreen dan slide, bisakah mereka terhindar dariku?  T.T. Kaka aku sih udah bilang udah beli itu aja, tapi aku gamau karena aku jorok dan kecepatan prosessornya masih jauh dibawah laptop yang aku punya ini. Akhirnya aku pergi dari toko itu dan berkelana lagi.

Terus aku masuk ke toko dan nanya-nanya, terus aku juga nanya ada merk toshiba ga? Terus pas keluar dari toko itu, kaka aku bilang, “Jangan nyari merk”. Ok, aku jalan-jalan lagi dan nemu laptop ASUS warna BIRU, dan spec-nya lumayanlah, terus aku bilang, “Aku mau yang itu”. Dan kaka aku bilang, “jangan yang itu, cari yang toshiba”. T.T

Akhirnya karena ga nemu akhirnya keluar dari BEC dan menuju sebuah toko *bisa dibilang supermarket elektronik* yang berada di jalan ABC. Terus di sana juga susah banget nyari laptop yang spec-nya aku mau, padahal dulu banyak kok. Terus si mas-nya keukeuh bilang, “Ga ada, core i3 yang prosesornya diatas 2” Terus aku jawab, “Laptop aku yang dulu core i3, prosesornya 2,2 GHz.” Baru deh aku tau jawabannya, ternyata sekarang core i3 tuh prosesornya dibawah 2 semua, katanya untuk mengejar hemat baterai. Hhh, udah ga ngerti, dimana-mana makin sini tuh makin canggih, bukan makin lemot, perasaan ya HP aja lebih mengejar kecepatan diabandingkan mengejar hemat baterai, lah ini kenapa laptop malah sebaliknya? Mungkin semua orang mikir, sekarang udah ada tablet, jadi fungsi si laptop tuh Cuma ngetik word sama media buat nge print doang, ga beda jauh dengan fungsi komputer. Akhirnya, kaka aku bilang, “Yaudah atuh, coba nanti bulan depan kesini lagi, ada yang bagus ga. Ga apa-apa nunggu sampe bulan depan?” Aku jawab, “iya ga apa-apa” Dalam hati, nunggu ampe Vaio keluar juga ga apa-apa da. Hihihi. Yah, wish me luck aja yah!!! ^^