Sunday 31 July 2011

Hall sobat, hari ini adalah tanggal 31 Juli, dimana ini adalah tanggal
terakir di bulan Juli sekaligus terakhir di bulan syakban. Besok
sahabat-sahabat aku, aku pengen ketemuan nih sama sahabat-sahabat aku,
aku pengen ketemuan nih sama sahabat-sahabat aku, kagin, kadel, dan
tantew.
Pagi-pagi kita janjian di mcd. Tadinya sih niat mau nganterin tantew
makan, eh nyatanya kita juga malah makan. Aku ama kagin beli bubur,
sedangkan tantew beli ayam + nasi. Udah gitu kita bingung mau kemana?
Akhirnya beli dvd gitu. Rencananya sih beli surat kecil untuk tuhan,
eh belum ada. Yowes akhirnya tantew beli dvd… apa ya lupa. Karena di
rumah tantew ada sodara, jadi kita ke rumah kadel aja. Oya kebetulan
kadel ada acara mesjid gitu, jadi ga bisa ketemu kita dari pagi. Pas
ke rumahnya kadel, penuh perjuangan loh. Jalannya muter-muter, karena
emang susah banget jalannya. Hahaha, make ada acara sandal kagin copot
segala. Ceritanya, sudah kita ke rumah kadel, dan jam 12 aku pulang
karena mau pergi ke rumah sodara yang ada di permana (kata kagin,
ceritanya jangan di post, ya tapi sebagian ma gapapa eya ka
yyayayya!!!!)
Di jalan, aku udah di teleponin ama kaka, suruh cepetan. Heu, aku sih
santai aja, soalnya aku pikir tar pas aku datang si kk juga masih
nyuci. Pas di terminal, aku mau naek delman, si kaka malah nelpon lagi
suruh cepetan. Aduh parah banget lah, waktu itu delmannya ga ada, jadi
weee, aku jalan -.-
Pas nyampe di rumah, langsung ditariklah, padahal aku belum solat ama
makan, tega ga sih sobat kaka aku tuh? Aku minta izin mau solat dulu,
akhirnya diizinin hanya sebatas solat. Pas gitu dipanggil suruh
cepetan, aduh padahal ya ini perut sudah meronta-ronta. Akhirnya aku
makan ulen sambil dibawa gitu.
Kita pergii ke permana. Sesampainya disana ya biasalah salam-salam
gitu. Terus ke teh dewi yang lagi jaait baju, sama liat model-model
baju jaman sekarang. Ya ngobrol, terus the dewi manggil akbar
"Ka, ini ada eva, itu loh yang suka ngerjain pr kaka"
Dalam hati aku sih aku bilang, terus kalo ada aku kenapa? Atuh dia the
cowo, dan aku? Aku cewe. Asa kaku weee.
Akhirnya akbar dating, terus kata the dewinya, "Tuh ada pr ga? Minta
ajarin sana. Oya kenalan dulu jangan Cuma d isms aja, ayo kenalan."
Akbar sama aku Cuma diem aja, da mau bilang apa. Akhirnya aku bilang
"Ih the kan udah ketemu waktu udah ketemuan 2 kali"
"oya atuh ngobrol ngobrol"
Aku Cuma nyengir aja. Aku sih malah sibuk sama hp aku. Begitupun
dengan akbar. Hahaahaha. So? Akhirnya akbar pergi lagi. Terus udah
gitu kaka aku ngobrol-ngobrol ama the dewi ttg akbar yang mau di lesin
b. ing. Eh aku juga malah kebawa2, kata kaka "Kamu juga ikut les aja
ya" Tau ga? Pas pulang ya aku langsung dibawa ke temapt les nya,
soalnya pemiliknya milik sodaranya the dewi. Dan aku disuruh les mulai
besok. OMG….
Karena ga ada pemiliknya, jadi aja, gajadi. Heheh. Terus ya pas
sebelum pulang makan dulu, dan pas pulang, si kaka bilang "Tuh tukeran
no Hp"
"Iya ka, tuh kasihin no hp, ym, twitter, fb, biar kalian deket" kata the dewi
*shock*
"Iya ya the, ini ma Tanya pr the dari teteh ke aku, baru ke eva, terus
dari eva ke aku,terus ke teteh, baru ke akbar. Kan aku gatau de maksud
pembicaraan kalian apa?" teteh
"Ya gapapa atuh the, kan bu pos"
"Ayo ka ambil hp nya!" kata the dewi
"Nanti aja ma!" akbar
"Kapan?" the dewi
"yaudah ma, suruh miss call aja!"
*ih, siapa yang butuh*
"de, hayoh miss call!" kaka
"yaudah nanti" aku
"eh sekarang, tar lupa lagi! Nih no nya" kaka
"ya nanti ih, aku lagi pake kartu modem"
"euuh, kartu kamu kemana?"
"ga ada pulsa, tadi mau ngisi kosong cenah!"
"Oh, yaudah nih ya kalian the sesame sodara harus jalin komunikasi
yang baik, ini ma masa lewat perantara" kaka
"Iya tuh ka bener, hayoh sms an ke, cerita-cerita kek!"
Aku sih nyengir aja. Abis gimana gitu. Sobat, rasanya percakapan tadi
kaya yang mau dijodohin tapi kitanya gamau ya. Hahahaha

Friday 29 July 2011

Antara aku, dia, mereka, dan kita

Sobat, aku kesel banget nih sama orang ini, maunya apa sih? Apa yang
dia inginkan dariku?

Disaat sahabatku dari SMP lebih memilih dekat dengannya, aku sendiri,
merasakan bagaimana kehangatan yang ia jalin dengan sahabatku. Jujur,
dulu aku ingin mengganti nama BF (Best Friend) dalam kontak HP ku,
karena aku berpikir dia adalah mantan sahabatku, dan apa pantas dia
menjadi sahabatku kembali? Tapi, aku juga menyadari, bagaimana pun dia
telah berjasa dalam hidupku. Bagaimanapun aku dapat berdiri karenanya.
Akhirnya aku mengurungkan niatku untuk mengubah kontak tersebut. Aku
hanya berpikir, biarlah jika ini sekedar formalitas, jika hatiku tak
menerima, biarkan saja, yang jelas aku tetap ingin menyebutnya sahabat
walaupun hati ini tak menyetujui.

Sobat, akhir semester 2, dan telah berlangsungnya PSP. Sahabatku ada
masalah dengan orang itu, dan dia pun menyadari bahwa orang itu
menyebalkan. Aku hanya tersenyum lega, karena akhirnya dia menyadari
itu. Akhirnya sahabatku kembali padaku. Dan aku bersyukur akan
kembalinya sahabatku kedalam pelukanku. Aku pun ingin memulai lembar
baru dengan dirinya. Aku tak ingin Orang itu mencampuri urusanku
dengan sahabatku lagi. MAu senang, sedih atau bagaimanapun, aku harap
orang itu tak peduli dengan aku dan sahabatku, tak mencampurinya, dan
tak usah so peduli atau prihatin kepada kami, karena kami yakin, kamji
dapat melaluinya.

Sobat, tapi waktu berbicara lain. Saat ku mulai dekat seperti dulu
dengan sahabatku, orang itu mendekati sahabatku lagi. Waktu itu,
sahabatku di rancaekek meninggal. Dan orang itu so peduli dengan
kematian sahabatku di Rancaekek Dia bercerita tentang almarhum dan
menceritakan kalau BBM-nya masih aktif. Aku sangat kesal. Mengapa dia
katakan itu? Kenapa dia baru katakan itu, apa maksudnya? Nggak usah so
peduli deh sama almarhum. Apa tujuan kamu berbicara seperti itu,Oke,
walaupun BBM-nya masih aktif tapi itu hanya sekedar BBM, hanya maya.
Tapi cobalah kau pergi ke bumi rancaekek dan tujulah pemakaman buah
dua. Dia sudah beristirahat disana dengan doa yang menyertainya.
Semenjak itulah orang itu dekat dengan sahabatku lagi.

Apa mau kamu sebenarnya? Mengapa saat ku dekat dengan sahabatku kau
dekati sahabatku lagi. Apa yang kau inginkan dari aku? Apa yang kau
inginkan dari mereka? Dan apa yang kau inginkan dari kami?

Sobat, jujur, aku tidak suka dengan orang itu. Dia selalu
menggampangkan segala sesuatu. Mengapa dia tak pernah belajar dari
masa lalu? Aku tak bisa melakukan apa-apa sobat, aku ini hanya seorang
sekretaris yang harus tunduk dengan atasanku.

Sobat, bagaimana rasanya digantikan posisi itu? Sakit sobat. Rasanya
sakit... Sobat, aku kan hanya izin tidak mengikuti latihan pada saat
aku pergi ke luar kota. Bukan untuk selamanya sobat. Aku yang membuat
surat perizinan, tapi tak adapun surat untuk mempersilahkanku keluar
kelas, dan tahu-tahu dia berkata; "Kamu kemana aja ih? Kenapa nggak
ikut?"
Aku hanya tersenyum kecut, Sobat aku ingin memberotak, aku tak bisa
izin karena surat itu tak sampai dikelasku. Dan saat kutanyakan,
memang sudah ada yang menggantikanku. Aku memang sudah tak berarti
apa-apa sobat.

-Dadakan kembali-
Waktu itu, dia sudah berkata padaku untuk membuatkan surat izin. Aku
terheran, mengapa aku? Kita sudah kelas 3, masih pantaskah kita untuk
turun tangan? Saya rasa kita memang pantas untuk berpartisipasi bukan
untuk mengatur. Biarlah anak kelas 2 yang mengatur. Sudah saatnya kita
lengser dari jabatan. Dan sudah saatnya kita untuk berhenti. Tapi
mengapa? Mengapa dia ingin kita tetap bertahan? Apa yang dia inginkan?
Keeksisan? Bersikaplah secara rasional. Jangan memikirkan eksternal.
Pikirkanlah keadaanmu. Kamu sudah kelas 3. Sudah cukup menebar pesona
saat PSP dan kelas 2 serta kelas 1. Biarlah, dikelas 3 ini kita
terkenal dengan murid yang berprestasi secara akademik. Lagi-lagi aku
tak tahu apa pikiran dia.

Sobat, akhirnya aku terima perintah dia. Dan aku baru menyadari,
Flashdisk-ku dipinjam temanku. Akhirnya aku memberi tahu temanku
dengan paniknya untuk segera mengirimkan file yang aku butuhkan. Dan
dia pun dapat mengirimkannya pukul 7 malam. Baiklah tak apa, yang
pentiik tidak lewat dari pukul 8 malam, karena saat itu tempat untuk
mencetak lembaran surat sudah tutup, dan itu artinya aku harus pergi
ke suatu tempat yang mengerikan. Agar tidak membuang waktu, akhirnya
aku mengetik daftar nama yang berhak untuk mendapat izin tidak belajar
karena menjalankan tugas. Akhirnya pukul 19.20 aku sudah selasai dan
menuju printer, namun saat ku hendak mencabut FD-ku yang terpasang di
usb. Dia memberi tahuku, bahwa seorang penyanyi tak dapat menjalankan
tugasnya. Akhirnya aku menunggu kabarnya. Sudah sekian lama, dia tidak
memberi kabar, siapa yang menjadi penyanyi dari kandidat yang dai
tentukan. Tak ada jawaban hingga waktu akan menunjukan pukul 8 malam.
Aku segera menyuruhnya untuk segera membuat keputusan. Tak ada
jawabam. Akhirnya aku pun memutuskan membuat suart dalam 3 versi.
Penyanyi lama, penyanyi dan kandidat, dan kandidat saja. Dengan
buru-buru aku menuju temapt mencetak, yaitu di fotocopy-an. Aku
melewati rumah kosong yang kata papaku dan kakakku dia suka melihat
cewek berambut panjang tersenyum ke arahnya, ditambah rumah kosong itu
dilengkapi pohon jambu. Rumah itu gelap dan kusam sobat. Tapi aku bisa
melewatinya. Oh iya aku kesana sendirian tak ada yang mengantarku.
Satu lagi yang harus kulewati. Sekolah dasar yang hanya dihiasi lampu
5 watt. Sekolah itu bekas kuburan, dan banyak anak-anaknya yang
kesurupan, dan menurut penduduk sekita sering ada seorang cewek yang
memanggil, tepatnya sih nenek-nenek, udah gitu sering terdengar suara
gamelan yang dimainkan secara kompak dan enak. Sekolah itu cukup luas,
namun semakin ke ujung sudah tidak ada lampu yang menerangi sekolah
itu. Namun dengan keberanianku yang kupaksakan, aku pun melewati
sekolah itu. Dan papan fotocopy-an telah terlihat di depanku. Dan aku
hanya tertatih lesu karena rolling dor fotocopy-an itu menutup semua
awak bangunan. Fotocopy-an itu telah tutup. Aku tak tahu , apakah aku
harus pulang? Ataukah aku harus pergi menuju warnet dekat dengan
pemakaman itu? Aku sudah takut untuk pergi kesana. Tapi mengingat aku
tak mungkin mencetaknya di sekolah karena jam dispen pukul 7 pagi,
akhirnya dengan keberanianku yang tersisa aku pun pergi ke warnet
sebelah rumah kosong dan kuburann itu. Di jalan aku berharap, warmnet
itu kosong agar aku dengan cepatnya pulang ke rumah. Tak terasa awan
mendung pun menitikkan air matanya ke tubuhku. Hujan?? aku pun semakin
cepat melangkah.

Akhirnya warnet itu kosong. Dan ini adalah perjuagan ku pulang ke
rumah dengan hujan rintik-rintik yang membasahi tubuhku,. Hanya
kegelapan atau penerangan lampu 5 watt yang menemani perjalananku.

Akhirnya aku sampai di rumah dengan selamat. aku pun memasang status
yang menunjukkan kekesalanku yang bersifat menyepet orang itu. Dan
saat waktu menujukkan pukul 20.40 HP ku bergetar pertanda sms masuk.
Orang itu memberi tahuku bahwa pertunjukkan itu dibatalkan karena
ketidaksiapan tim kami. Sobat, tahukah kamu bagaimana perasaanku waktu
itu? Tak sadarkah diaa dengan posisiku saat itu? Aku ingin marah
sobat. Tapi aku juga tak mungkin marah kepadanya. TERLALU BANYAK ORANG
YANG MEMMBUTAKNYA MENANGIS. . Sobat, dia tak tahu perjuanganku waktu
itu. Sobat, aku tahu dia memiliki segalanya. Aku tak punya printer
tidak seperti dia. Tapi tak sedikitpun dia menawarkan untuk mencetak
di rumahnya. Sobat, aku sakit hati karenanya. Apa yang sebenarnya yang
dia inginkan dariku? Aku akan menjauhi sahaabatku agar akkau tak lagi
mengambil semua yang ku punya.

Campur aduk

Sobat, saya suka merasa kalau saya ini tak pernah dihargai. Begini
rasanya, Sakit. Saat orang lain membutuhkan aku, aku selalu
membantunya. Tapi kenapa aku selalu merasa dia jauh. mm, kalau dia
butuh saya, ya jujur saja, saya juga butuh dia. Nanti sama siapa lagi
aku pergi ke rancaekek kalau bukan dengan mereka. Hmmm, mencoba untuk
diam, tapi saya juga merasa sakit jika dilupakan begitu saja. Saya ini
bukan sebuah foto yang menyimpan kenangan. Saya ini ada. Saya nyata.
Saya berwujud, bukan berwujud secarik kertas. Namun rasanya saya ini
hanyalah secarik kertas yang dapat dibuang begitu saja. Sebuah foto
yang dapat dilupakan begitu saja, hanya lensa yang dapat merekam
dengan jelas bagaimana saya.

Memilih seorang teman itu memang sulit. Tak ada yang setia. Tak ada
yang mengerti. Tak ada yang bisa memnuhi keinginan saya. Mungkin saya
bisa melakukan apa saja demi seorang teman. Tapi jika dia telah
mengecewakan saya, saya tidak segan-segan untuk meninggalkannya.
Beginilah rasanya menjadi seorang teman.

Apakah teman itu pantas untuk dilupakan?
Apakah seorang teman itu pantas dibuang begitu saja?

Hei, kita tak akan begini tanpa seorang teman.
Tahukah kita bagaimana cara membalas budi seorang teman?

Saya tahu, sesuatu perbuatan kita itu akan dibalas oleh Tuhan, tapi
apakah kita tidak menyadari apa yang telah dilakuakan oleh seoarang
teman? Tidak kan?
Cobalah mengerti perasaannya, rasakan lah perasaan dia. Cobalah
membayangkan apabila kita menjadi dia, jika kita mendapat perlakuan
seperti itu, apa yang kita rasakan? Sesungguhnya sikap orang lain ke
kita merupakan cerminan sikap kita ke orang lain. Dunia begitu unik
kan? Allah telah mengatur segalanya sedemikian rupa. Kita dapat
merasakan penderitaan orang lain akan sikap kita, kita juga dapat
merasakan bagaimana rasanya ada diatas, dan bagaimana rasanya jatuh.
Itulah sebabnya kita harus menghargai orang lain.

"Orang yang mengerti akan arti kehidupan adalah orang yang dapat
menghargai dirinya sendiri dan orang lain"

Baby sister

Hari ini, aku sendirian dirumah. Cuma bareng keponakan yang baru umur 4
tahun, itu juga nanti tanggal 12 September baru umur 4 tahunnya. Kebayang
kan masih kecil. Hahaha.

Nah, rumah dia tuh di cimahi, ibunya guru SD. SD nya gajauh dari rumah aku.
Kalau papahnya jadi bagian TU di SMA 3 Cimahi. Nah, tadi mamah aku pergi,
kakak ketja, papah juga pergi. Akhirnya keponakan aku diem dirumah sama aku.


Keponkan aku tuh namanya Salsabila Awaliyah, dipanggilnya alsa atau chacha.
Nah dia sendiri manggil aku biva. Biasanya di rumah kita masak-masakan gitu
deh. Dari nyeplok telor terus dimasukin ke cetakan yang bullet-bulet, sampe
buat minuman. Nah, sebelum mama pergi, mama beliin dulu makroni buat aku ama
acha. Jadi selama mama ga ada kita berdua bisa masak. Masak apa aja juga
jadi. Makroninya bisa jadi pasta macaroni, di goring, disayur, yah pokoknya
ma dimacem-macemin gimana kreativitas akunya. Hahhahah. Paling chacha suruh
ngerendem makroni, atau dia juga suka loh goring-goreng makroni gitu,
tentunya dengan pengawasan aku.

Aku bangun jam 7 pagi, itu juga dibangunin ama acha. Acha pengen mandi sama
aku. Yasudah aku bangun, ke wc, sisiran, solat duha dulu, baru deh mandiin
acha. Mandiin anak kecil tuh lucu loh. Kenyal-kenyal gimana, apalagi dia
lumayan gendut hahaha. Udah dimandiin, mama aku pergi deh ke rumah sakit,
mau control. Nah, aku kan bingung mau pakein acha baju yang mana, akhirnya
aku suruh dia milih pake baju yang mana. Udah aja dipilih bajunya terus aku
bajuin. Lalu, Acha ke kamar aku ngambil iket rambut dia dan minta aku
ngiketin rambutnya plus dipakein jepit. OMG aku belum pernah ngiket anak
kecil, paling Cuma nyisirin aja. Pasti hasilnya jelek. Udah gitu rambutnya
acha tuh rada licin gimana gitu. Akhirnya aku iketin rambut dia. Dia minta
diiket 2 plus dipakein jepit. Dan inilah hasilnya. Rapi ga? (gambar dibawah)

Udah mandi kita masak. Acha tuh pengen martabak mie. Tapi di juga sadar
diri, dia tuh ga kuat kalo makan mie. Nggak tau kenapa. Akhirnya aku bilang
yaudah mienya diganti aja ama macroni, dan dia setuju. Dia yang ngerendem
sama ngocong telurnya. Aku sih Cuma nyuruh-nyuruh aja. Heheheh. Udah gitu
digorengnya sama aku, dan dia Cuma ngeliatin aja disamping aku sambil duduk
di kursi. Udah gitu aku suapin dia. Sobat, dia makannya rakus banget. Ampe
nambah 3 kali loh, heheh, emang sih makannya berdua sama aku, tapi beneran
loh, dia makannya yang paling banyak daripada aku. Sesudah makan, aku ama
acha nonton tv. Sesudah itu, aku mencium bau yang tak sedap.

"Acha kamu pup?"

Acha Cuma ketawa, terus aku bilang. "Ih, tahan dulu, nggak ada siapa-siapa
tahu"

Dia Cuma ketawa dan jawab iya. Tapi aku liat dia juga kayaknya udah nggak
tahan. Yaudah aku suruh ke wc. Dan dia juga langsung buka celana dan menuju
kloset. Nah loh mesti digimanain nih? Aduh aku tadinya mau suruh ibunya
pulang tapi nggak enak juga. Tapi aku juga ga bisa cebokin. Ouh.. padahal
aku juga tar kan jadi calon ibu. Heu tapi aku mikir, ah kan waktu masih
panjang, dan aku ga mau nyebokin dia, masih ada rasa jijik. Hahhaha J)
Yasudah, akhirnya solusi terbaik aku suruh ibunya pulang dulu, dan ibunya
acha pun pulang dulu. Udah selesai, ibunya pulang. AKu dan acha masak
agar-agar, terus dimasukkin ke cetakan dan pake meses. Nah kalo udah jadi,
pas mau dimakan kasih cokelat toping. Mmm, yummy kan?

Tuesday 26 July 2011

Pengen cepet libur ih. Tapi tapi, gimana ya?? Hari susah dialalui.
Hahaha karena kita menunggu, jadi setiap detik yang kita lewati terasa
banget. Huih tapi emang bener, dunia itu kejam banget Hahahah. Heu,
asa capek ya hidup teh. Dikejar waktu. Tapi kalau bagian inget libur
kayaknya gapai hari itu teh susah. Coba ya kamu rasain waktu kamu
malem hari lagi ngerjain PR. Saking antengnya ngulik tuh soal, nggak
kerasa waktu tuh udah nunjukin pukul berapa gitu. Dan saat itu kita
belum tidur, dan pengen tidur, tapi tapi soal belum dikerjain :(( atau
kalo yang ulangan, materinya belum dipahami. Nah loh mesti gimana?
Pasti kamu nyesel pengen balik lagi ke jam sebelumnya atau berpikir,
"coba aja kalau dari tadi ngerjainnya." Pokoknya, ya santai nggak
santai waktu tuh berharga banget lah. Dan waktu liburan tuh nggak
kebeli deh. BERHARGA BANGET. kenapa? Karena sulit didapat, dan
berjalannya cepat, mungkin setara dengan kerta magnet kali ya. (heheh.
lebe)

Sunday 24 July 2011

Kehilangan

Kenapa kamu mesti pergi sih?
Cuma sama aku aku suka cerita, nggak tau kenapa kamu itu nyaman buat jadi tempat cerita. Setiap ada kejadian yang lucu aku nggak sabar cerita sama kamu. Oya, terus cuma kamu yang suka nyemangetin aku buat terus sama Rezha.

Tiap online aku selalu nungguin knight.thewhite online tapi sekarang sampai kapan ku menunggu id itu tak kan online. Id itu akan tertidur selamanya seperti pemiliknya.

Taun lalu, aku nanya-nanya ke dia tentang rokok. waktu itu aku ngeceng sama "Ferly" dan dia tuh termasuk perokok berat. Aku ceritain dari awal sampai akhir gimana aku suka sama dia. Bermula dari acara malam kebersamaan, hingga pindah kelas ke kelas 11 dan dia sering menyapaku. Aku bilang padaya kalau aku nggak suka sama "Ferly" yang ngerokok. Dan dari situ dia bilang kalau aku harus ngeberhentiin Ferly ngerokok soalnya dia bilang rokok itu berbahaya. Dan aku baru tahu kalau ternyata dirinya juga merokok, sama seperti "Ferly" kurang lebih perharinya 1 bungkus rokok. Aku jadi teringat, dahulu sekitar bulan april dia send all dalam Ym meminta doa agar operasinya lancar. Aku pun menaruh curiga padanya kalau dia waktu itu di operasi paru-paru. Kemudian, aku menyakan gimana sih rasanya operasi? Terus dia kenapa sampai operasi paru-paru gitu. Waktu itu dia bercerita kalau di paru-parunya terdapat flek dan harus dibersihkan. Nah, aku berpikir dia adalah orang yang tepat untuk menjadi narasumberku. Dia pernah punya pengalaman merokok, dioperasi, dan satu lagi, dia hobi banget sama maen basket.

Waktu itu, terinspirasi dari "Ferly" aku ingin membuat cerita mengenai rokok, basket dan dampaknya. Tapi aku nggak tahu tentang semuanya. Dan tanpa dicari, hanya berawal dari pertanyaan yang sedrhana, aku pun mendapat narasumber yang tepat, yaitu kamu. Dari situ aku mulai deket sama dia, dan suka cerita-cerita. Setiap ada kejadian, aku ingin menceritakan padanya, tapi mengingat dia sudah pergi, aku harus ccerita sama siapa?

Kayak waktu itu pergi ke rancaekek. Disana aku punya pengalaman seru dari naik kereta, naik becak. Terus pas mau pulang ke Bandung lalu menunggu kereta, aku jadi teringat ingin cerita, tapi dia kan udah nggak ada. Terus waktu kemarin aku makan di angkot, dengan tiisnya aku makan nasi di angkot. Aku nunggu dia online dan baru inget kalau dia tuh nggak akan pernah online lagi. Terus satu lagi. Saat aku niatnya manas-manasin kagin sama mantannya, sebenarnya aku takut karma. Dan satu lagi, jujur aja sih, waktu kagin cerita tentang ada yang nembak dia aku penasaran sama orang itu. Sampai sekarang malah. Tapi aku juga nggak tahu kenapa aku bisa penasaran sama dia. Dan kemarin aku baru tahu kenapa aku bisa penasaran sama dia, karena dia tuh namanya ada unsur Rezha nya. Heh aku jadi mikir, kalau kamu ada kamu nyemangetin aku nggak ya buat nggak nyerah sama orang itu. Atau kamu bakal nyuruh aku sama Rezha yang dulu?

Aku butuh jawaban yang lucu dan khas dari kamu. AAAhhhh, aku kangen kamu....

Friday 22 July 2011

Gurun Bercerita CintaGurun Bercerita Cinta

Waktu berjalan begitu cepat. Belajar dari masa lalu, ia tak boleh melepaskan apa yang telah hadir di tangannya

~Epilog - 17 Tahun Kemudian -Hal 318 - by Diyah Ratna~

Gurun Bercerita Cinta

Cinta selalu membutuhkan pengorbanan atau pengakuan

~Bab 9 - Gita - Hal 303 - Diyah Ratna~

Gurun Bercerita CintaGurun Bercerita Cinta

Bahagia itu harus diperjuangkan

~Bab 8 - Mario - Hal 269 - by Diyah Ratna~

Gurun Bercerita CintaGurun Bercerita Cinta

Cinta tak dapat dipaksa. Dan aku senang jika orang yang aku cintai juga merasa senang. Aku tak dapat hidup bersamanya. Ia akan tersiksa dan aku tak ingin dia begitu.

~Bab 9 - Gita - hal 304 - by Diyah Ratna~

Thursday 21 July 2011

ikan badut

Tau ikan badut kan? Itu loh si nemos yang unyu-unyu. Aku termasuk salah satu pencinta ikan. Di rumah, aku punya aquarium 2, 1 aquarium diisi ama arwana silver. Tp tu arwana persilangan silver ama yang golden red. Nah 1 aquarium lagi, banyak tumbuhan alga, atau rumput-rumput yang hidup di air tawar, dan ikannya beragam. Ikannya kecil-kecil banget, nah jumlahnya ada 10 spesies. Jadi di aquarium itu ada sekitar 25 ikan. Tapi itu belum cukup, masih kurang. Abis masih keliatan dikit, yang lain pada diem di balik batu dan di karang. Nah waktu aku ke palasari, kaka aku ngajak ke pasar ikan di tegalega. Dan disana ada ikan baduut... Lucunya ga ada dua.
E : a, pengen ikan badut
A : ah susah ngurusnya, itu harus pake air laut.

Aku cemberut deh.

Tadi, ngobrol ama kakak aku...
E : ih ikannya pada buncit, lucu
A : iya tar beli lagi biar banyak
T : ga bosen?
A : eh seneng tau
E : yang lucu tuh ikan badut teh!
T : oh ada?
E : ih banyak banget, ada yang orange, ada juga yang kemerahan. Gendut-gendutlah.
T : oh empuk de.
E : banget teh
T : eh aku mau dong
E : kata aa susah ngurus, harus pake air laut
T : ko pake air laut?
E : ya iya atuh dia kan ikan laut, kalo ga pake air laut mati
T : apa de, teteh ma pengen bonekanya.. .

-.- ' *krik.... Krik*

Tuesday 19 July 2011

perjuangan mendapatkan 1 buku

Aku heran deh, sebenarnya penerbit itu niat ga sih buat jualan buku? Yaaa tau diri kek sekarang udah masuk ajaran baru, so pasti banyak yang pada beli buku dan buku tuh udah pasti jadi kaya seleb aja yang dikejar2, dicari sana sini ampe dapet, ya stocknya diperbanyak gitu. Kaya yang ga pernah sekolah aja deh atau ga punya anak yang bersekolah. Masih mending yang gurunya baik ngasih kesempatan buat anak didiknya punya buku minggu depan, nah ini kalau mendadak? Harus besok gimana? Minjam itu ga semudah yang kita bayangkan. Lalu bagaimana jika ada pr? Nyatet soalnya sih masih mending, nah ini buat nyari materi? Syukur-syukur di internet ada + lengkap.

Hari ini, aku ngerasain banget gimana capenya nyari buku kimia terbitan grafindo. Itu buku ga ada dong di semua toko buku palasari yang emang gudangnya penjualan buku. Hhh... Jujur, aku pengen marah banget sama penerbitnya. Ngerjain orang aja deh. Jadi kan mesti balik lagi ke toko buku. Gatau apa, orang tuh lagi hemat ongkos, emangnya ga puas apa meronggoh keuntungan dari hasil percetakan tuh buku? Pokony tiap toko yang aku datangin ga ada buku yang aku cari, dan katanya baru datang stocknya besok.
E : ada buku kimia grafindo kelas 3?
M : yang mana? Yang lama apa yang baru?
E : lama
M : semesteran atau 1 taun?
E : semesteran
M : oh, adanya yang 3b
E : yang 3a nya ga ada?
M : ga ada. Dari tadi juga banyak yang nanyain 3a, tapi da belum dateng bukunya.

Hhh, yaiya atuh banyak yang nyari 3a orang sekarang semester 1, jadi ya ga heran atuh kalau banyak yang nyari 3a.

Friday 15 July 2011

Minjem Juga Tahu Diri Woy!!!

Boleh dibilang kalau saya itu pelit, tapi saya jug kaya gini ada alasan. Saya sangat sayang ama semua milik saya. Saya nggak begitu peduli sama harga, tapi saya butuh barangnya. Kaya penggaris butterfly yang harganya 1500, penghapus joyko 500, tapi kalau ilang, tetep aja ga rela.

Jujur aja ya, kalau ada cowok yang pengen minjem, saya selalu bilang ga ada. Huft... Asal kalian tahu ya, ditempat pensil saya itu minimal ada pulpen 2, penghapus 1, pensil 2, pensil isi, paper clip, tissue 1 lembar kalo kalo ada pulpen yang bocor, dan satu lagi yang ga kalah pentingnya yaitu correction tape, semacam tip-x tapi yang dari kertas.

Aku tuh paling sebel sama orang yang pinjem correction tape sambil ngeluh
'eh ko ininya gini sih'
'ih ko dikit lagi'
'ih enakan yang kemarin'
'yang diliat tuh isinya apa luarnya sih?'
Ya udah beli aja sendiri. Terus ya, yang aku sebel dia tuh watados banget. Masih berani gitu ya minjem barang saya, sekaligus NGABISIN. Heu kenapa ga beli sendiri aja sih? Nyisihin uang buat beli yang berguna buat dirinya sendiri. Terus ya, kalo menurut aku, kalo ga punya ya ga usah maksainlah. Kaya misalnya pelajaran matematika yang dibolehin pake pensil. Nah kita punya pensil, pulpen, dan penghapus. Apa yang kamu pilìh? Kalo aku sih bakal milih pensil. Karena matematika itu berhubungan dengan angka yang nantinya bisa dicoret, dan kalau salah dikit ngerembet kesemuanya, maka aku milih pensil aja karena aku masih punya penghapus buat menghapus yang salah. Nah ai si orang itu mah kebalik, dia so so an pake pulpen merasa dirinya bener, dan ternyata dia banyak banget salahnya, dan dia ngabisin correction tape aku. Nyebelin ga sih? Ga selamanya ya barang itu milik kita bersama, walaupun kita menerapkan prinsip itu tapi ada batasan-batasannya, jangan kurang ajar, dan ya tau dirilah

Tuesday 5 July 2011

Lomba dunia maya - Ym Bercerita Rezha

Ym bercerita Rezha

2009. Tahun dimana semua anak muda demam online. Hal ini terbukti dengan tenarnya lagu saykoji yang berjudul “online”.

Berawal dari sebuah id novallova_love yang kubuat 11 Agustus 2009, aku pun dapat berkenalan dengan orang yang aku sendiri tak tahu siapa dia, bagaimana dia. Di id ini aku berusaha se “friendly” mungkin, karena aku ingin mempunyai banyak teman.

Keinginanku pun terpenuhi saat aku membantu sahabatku utuk mencarikan band yang ingin mengikuti audisi band untuk bazaar yang diselenggarakan oleh sekolahku. Sekolahku terkenal dengan bazarnya, baik dalam kota maupun luar kota. Persiapan menuju bazaar pun disiapkan jauh-jauh hari. Bazar ini adalah bazar pertamaku sebagai penyelanggara. Walaupun aku bukan panitia, tapi aku merupakan salah satu warganya.

Sejak MOS dan LDKS selesai, tidak bosan-bosannya kakak kelas mengunjungi ruangan kelas, terutama kelas 1 untuk mempromosikan kepanitiaan bazaar sesuai dengan divisi yang mereka ikuti. Jujur, aku tidak tertarik karena aku tidak mau terikat oleh organisasi dan takut mendapatkan tugas yang aneh-aneh. Dan benar saja, sahabatku, Tika yang mengikuti kepanitiaan bazaar divisi acara mendapatkan untuk mencarikan band untuk audisi bazar. Tika merupakan orang yang kurang pandai untuk bersosialisasi, sama sepertiku.

Pertama kali Tika meminta bantuanku, aku berpikir, sepertinya Tika salah meminta bantuanku, karena aku juga sama seperti Tika, tidak mempunyai banyak teman, apalagi yang mempunyai band. Namun, karena aku tidak tega dengan Tika, akhirnya aku mau membantu dia, walaupun aku juga ga tau mau cari band kemana? Dimana? Siapa? Sebenarnya ada sih temen SMP yang punya band, sekelas pula selama 3 tahun. Tapi sayanganya kami tidak dekat dengan dia, jadi mau minta tolong juga gimana gitu. Aku merekomendasikan Tika untuk mempromosikan lewat dunia, dan Tika sudah melakukan itu, di FB dan Ym, tapi hasilnya nihil. Dan yang bisa kulakukan sama seperti Tika, mempromosikan lewat dunia maya.

Aku memasang stat, “Ayo yang punya band daftarkan bandnya buat audisi bazaar 2. Buzz me!!!” Aku sadar, memasang stat saja tidak cukup, tidak semua orang mau dan rajin membaca stat orang lain. S.a? Aplikasi yang kugunakan, ebuddy tidak bisa send all. Dengan terpaksa aku pun menyapa orang yang online satu persatu. Dan kali ini, aku hartus berterimakasih pada yance yang telah mempromosikan Ym-ku.

“Hi!”

“Boleh tau ini siapa?”

“Anak mana?”

“Kelas Berapa?”

“Oh.. Punya band nggak?”

Begitulah topik chat-ku. Namun orang-orang hanya menjawab,

“Oh, nggak punya saya Cuma penikmat aja!” atau “Buat kapan?”

“Kapan audisinya?”

“Yah.. udah lebaran mah ga bisa, banyak job!”

NGGAK USAH BILANG PUNYA

Akhirnya suatu malam, aku chat dengan teman chat yang sudah aku kenal di id pertamaku. Aku membuat id itu hanya untuk memenuhi nilai tugaqsku, dan disitu aku terkenal sebagai eva yang judes, tertutup. Dan setiap ada yang meng-add selalu aku reject. Namun, lama kelamaan aku jadi tertarik untuk chatting, akhirnya aku membuat id baru.

Eva : Mulya…

Mulya : Eva…

Eva : punya band nggak?

Mulya : punya, kenapa gitu?

Akhirnya aku mendpatkan 1 band juga.

Eva : Please banget. Ikut audisi bazaar 2 ya!

Mulya : Ga ah

Eva : Kenapa?

Mulya : Beluim professional

Eva : Ayolah iktu. Bantuin temen aku. Selain niatnya ngebantu kan dampak positifnya buat band kamu juga!

Mulya : Yaudah tar dibicarain dulu sama anak-anaknya.

Eva : Ikut ya! Please banget. Terus ajakin juga temen kamu yang punya band. YANG BANYAK

Mulya : Udahlah kamu hubungin aja leader aku. Ini nomornya 0856xxx dan ini id ym nya dxxxx

Aku pun mencatat nomor itu, dan meng-add id-nya. Aku memberikan nomor Hp-mnya kepada Tika, namun Tika tidak berani menghubunginya dan dia meminta aku saja yang menghubunginya. Jujur saja, aku juga tidak berani menghubunginya, jadi aku hanya menunggu dia online. Dan setelah dia online jawabannya adalah “Gimana anak-anak aja saya ma! Tar aku tanyain lagi”

3 September 2009, aku memohon pada Mulya untuk ikut audisi dan minta id teman dia yang mempunyai band. Mulya bilang id yang akhir-akhir ini sering dia promoin mempunyai band. Tapi aku enggan untuk meng-add id itu karena id itu sangat menyeramkan, mengingatkan kita pada hari kiamat. Aku tak peduli Mulya berkata apa tentang dia, yang jelas aku nggak mau. Namun, setelah dipikir-pikir, demi 1 band akhirnya aku meng-add id itu. Dan akhirnya aku berkenalan. Rezha namanya, dan dia siap untuk mengikuti audisi karena kebetulan band-nya sedang mencari jam terbang.

9 September 2009 sms Rezha untuk menanyakan kepastiannya. Namun saat itu Rezha berkata, “Temen-temen band aku nggak siap va! Jadi kayaknya nggak jadi”. Aku pun menarik nafas pertanda aku kecewa. Namun sore hari, Rezha memberikan kabar apadaku, “Setelah dipikir-pikir kayaknya band aku mau audisi va! Besok bisa ketemu kan?” oh sangat bisa.

10 September 2009. Ini adalah hari dimana aku akan bertemu dengan Rezha. Entah mengapa, aku senang sekali akan bertemu dengan Rezha, dan aku merasa degdegan akan bertemu Rezha. Namun semuanya itu pudar ketika aku menelepon dia karena band dia nggak siap. Menyedihkan banget. Aku merasa bersalah pada Tika, karena aku belum menghasilkan apa-apa. Lain halnya dengan Ica. Hari ini, teman ym-nya Ica akan datang untuk daftar band

Sebagai gantinya karena aku nggak bisa ngajak orang buat ikut audisi, akhirnya aku menggantikan Tika untuk menemui teman ym-nya Ica karena pada saat itu tepat teman ym-nya Ica akan datang ke sekolahku, Tika ada rapat acara. Ada rasa degdegan juga, karena aku tidak pernah chat atau ngobrol dengan dia, lain halnya dengan Tika dan Ica. Dan lucunya, dia temen ymnya Ica, terus dikenalin ke Tika, tapi aku duluan yang ketemu. Hahaha.

Sedikit cerita mengenai pertemuan aku dan teman ym-nya Ica. Aku menungu di gerbang selama 1 jam. Dan akhirnya dia datang bersama 3 temannya. Dan aku kaget karena aku melihat ada teman SMP diantara 3 pengikutnya itu. Aku memang tidak kenal tapi aku tahu. Dan aku menyayangkan Ica tidak ada disampingku. Karena orang itu adalah teman Ica dan sempat dekat karena pernah 1 kelas dan 1 eskul.

Seorang laki-laki tinggi, berjaket hitam pudar, berkacamata mengahampiriku, dan 3 pengikutnya duduk tak jauh dari kami bediri, dengan ragu-ragu dia berkata, “Ini… yang… mau daftar… band”

“Oh iya.. Kamu….” Kataku sambil menunjuk dia dan berpikir siapa namanya dan aku lupa menanyakan namanya pada Tika.

“Ridalfi..” katanya, ragu-ragu mengulurkan tangan ke arahku.

Aku ragu, tapi ya sudahlah kalau salah pun berarti itu rezekinya Tika. “Oh iya, yang dari SMA….” Aku lupa tadi Tika bilang SMA mana?Oya liat badge. Semua pada pake jaket, liat kaos kaki. Celana pada panjang. Yes, dia pake lencana. Oow, aku tak tahu itu lencana mana? “Dari SMA…”

“19” katanya mantap.

Akhirnya aku menyerahkan formulir padanya, dan dia banyak menayakan tentang audisi yang aku sendiri tak tahu jawabannya, akhirnya aku menelepon Tika dan memberikan HP-ku padanya. Dan dia tidak jadi ikut audisi karena salah satu temannya tidak siap. 1 band pun melayang. Namun pada sore hari, Ridalfi memberi kabar kepada Tika bahwa dia jadi mengikuti audisi band. Dan aku merekomendasikan pada Tika bahwa sebaiknya kita samperin mereka ke sekolahnya, dengan begitu seharusnya mereka mempunyai rasa malu dan ngerasa bersalah kalo kita yang datangin. Akhirnya kita pun mendapatkan 1 band.

Aku memang kecewa dan kesal dengan Mulya terutama dengan leadernya. Namun, entah mengapa aku tidak kecewa terhadap Rezha. Malah aku semakin dekat denganRezha ditambah dia memberikan id pribadinya, dan aku tambah senang. Sejak saat itu, entah kenapa aku sangat senang jka mngobrol dengan Rezha walaupun hanya chat. Aku suka memanggil dirinya “Mister” karena id prbadinya mr_xxxx

Suatu hari aku sangat senang karena Rezha memasang stat, “Yah, eva ga ol” aku sangat senang dan saat itu aku ingin teriak, ngeremes-remesin sesuatu dan pastinya sangat senang. Aku pun menyapa dia. Dan tak semenit dia segera membalas chat-ku. Aku masih tidak percaya Rezha memasang stat itu, akhirnya aku mengecek kembali, dan ternyata stat-ya menjadi “available” padahal aku saja sering memasang stat “yah mister ga ol” ga peduli orangnya old an baca stat aku.

Semenjak 1 minggu setelah lebaran Rezha jarang online, bahkan dia tidak pernah online. Dan aku menyesali perkataanku padanya.

Rezha : Knp km jrg ol?

Eva : Iya dimarahin mama. Mungkin ini juga online terakhirku

Semenjak itu dia tidak pernah online kembali. Aku menyesal telah berkata seperti itu, kenyataannya aku mash bias online walaupun mengumpat dan aku dibebaskan online semenjak aku dibagi rapor dan mendapat peringkat ke 1.

Aku tidak pernah mendapat kabar dari Rezha, dan itu tidak membuatku melupakannya. Aku sering mencari tahu kabar Rezha dari teman satu sekolahnya.

Eva : Gimana kabarnya Rezha sa?

Alisa : Baik.

Kenapa kamu nanyain kabar dia terus?

Eva : hehehe… :D

Alisa : Jangan-jangan…. :-o

Eva : Iya, aku suka Rezha

Knp? Salah?

Alisa : ga kok

Eva ; Lalu?

Alisa : Dia banyak yang ngecengva

Eva : Wah seriusan?

Alisa : Iya dia kan cowo idaman. Putih, tinggi, jago basket, gitaris, anak keamanan, baik pula

Semenjak aku masuk SMP temen-temen aku pada ngeceng dia va

Wah banyak saingan. Tapi aku tak peduli, aku tidak ingin bersaing, biar saja Rezha yang memilih karena aku yakin hati itu cuma 1.

Suatu hari, 16 November 2009, Rezha online dan aku sangat senang, namun dia online sebentar dan mempromosikan id pacarnya. Hah? Rezha sudah punya pacar? Aku kaget Rezha sudah memiliki pacar, aku ingat Rezha pernah bilang “Hah? Pacar? Aku nggak mau pacaran dulu sebelum UN beres, lagian ngapain nyari pacar, nanti juga datang sendiri” Dan sekarang pacar itu telah datang. Aku segera meng-add id pacarnya itu. Aku ingin dekt dengan pacarnya agar aku bisa mencari tahu tentang Rezha dan bagaimana keadaannya, tapi aku tak bermaksud untuk merebut Rezha dari Rai, pacarnya.

Seiring dengn bumi berputar pada porosnya, aku pun dekat dengan Rai, tapi aku tidak pernah menanyakan secara langsung mengenai Rezha, paling hanya dari curhatan Rai, tapi yang baik-baik saja. Aku takut menanyakan kabar Rezha karena waktu aku membahas kata R-E-Z-H-A, Rai berkata, “Oh, jadi kamu suka sama pacar aku?” Nah loh ketahuan. Akhirnya aku pun membbuat Rezha khayalan. “Nggak kok! Lagian aku punya kecengan namanya Rezha tapi anak smansa” 100% bohong. Aku cuma suka sama Rezha, ya Rezha pacar kamu, dan hebatnya dia nggak bisa pergi dari hati aku dan pikiran aku.

Sudah 4 bulan aku suka dengan Rezha, dan itu membuat Fina, sahabatku yang berada di Lanmpung penasaran seperti apa Rezha yang aku suka dan mengapa aku bisa menyukainya hingga 4 bulan lamanya. Awalnya aku enggan untuk memberikan nomor Rezha pada Fina karena aku bad feeling terhadap Rezha. Fina malah berkata “Justru itu, biar aku pastiin kenapa apa yang terjadi pada dia.” Akhirnya aku memberikan nomor Rezha pada Fina.

Aku mendapat laporan dari Fina tentang Rezha pada tanggal 2 Januari. Dan hasilnya adalah Fina tidak setuju aku menyukai Rezha. Fina tidak suka dengan Rezha karena Rezha judes dan dia berkata, “Kalau perlu aku bisa beli counter HP sekalian cewek penjaganya”. Fina ilfeel dengan perkataan Rezha tersebut. Namun, kata-kata tersebut tidak membuatku ilfeel, aku malah berpikiran positif, aku bilang pada Fina, “Mungkin kamu aja yang nggak ramah sama dia, atau dia lagi ada masalah. Dia nggak kayak gitu kok Fin!” Dan sore harinya Fina mendapat kabar bahwa Rezha memang sedang ada masalah, dia baru putus dengan Rai tepat di malam pergantian tahun baru 2009.

3 Januari 2010, aku mendapat sms dari Rai, dan dia menceritakan apa yang sedang terjadi pada dia dan Rezha. Rai memutskan hubungan dengan Rezha karena ternyata selama ini Rezha tidak mencintai Rai,dia hanya saying pada Rai sebagai sahabat. Entah mengapa aku tidak ilfeel mendenganr itu semua dari Rai, aku malah salut dengan kejujuran Rezha. Lebih baik Rai tahu dari awal. Memang sempat disayangkan juga, padahal mereka pacaran baru 3 bulan.

Semenjak kejadian itu, aku jadi semangat mencari tahu tentang Rezha. Tapi aku juga tidak bermaksud langsung merebut Rezha, terlebih menjadi pacar Rezha, aku hanya sekedar suka dengan Rezha. Hingga suatu hari aku pun mengetahui dimana Rezha tinggal, di Cisaranten. Walaupun tidak mendapat alamat lengkap karena orang itu tidak tahu, aku tetap senang dan memasang stat “Ayo ayo ke Cisaranten’’ Dan Stat ku di komentarin oleh Rifa, sahabatku.

Rifa : mau ngapain va ke cisaranten?

Eva : Mau ketemu Rezha

Rifa : Ngapain ketemu Rheza?

Eva : Ih, aku mau ketemu Rezha

Rifa : Cie mau ketemu Rheza

Eva : Ih, aku mau ketemu Rezha fa, bukan Rheza. R-E-Z-H-A.

Rifa : Iya iya saya tau. Tapi masalahnya dia juga rumahnya di sana juga. Di cisaranten Kulon.

Eva : Wah? Itu tuh Rheza yang digosipin ama temen-temen kamu?

Rifa : Ih va, kita ga ada apa-apa.

Eva : Kamu sering ke rumah Rheza?

Rifa : Ngapain? Nggak lah, dokter gigi aku juga prakteknya disana

Dan aku mengganti stat ku, “Va punya Rezha, Fa punya Rheza. Ayo kita ke cisaranten” Dan stat ku pun ada yang mengomentari.

Mulya : Kamu udah jadian sama Rezha?

Eva : Gosip darimana?

Mulya : Itu stat. Saya bilangin loh!

Eva : Terserah kamu

Aku pun segera off karena tidak mau berurusan dengan Mulya. Besoknya aku pun online kembali, baru saja masuk, Mulya sudah member pesan kepadaku.

Mulya : Eva, kata Rezha ga usah ganggu dia lagi

Eva : Eh, nggak usah so tau lah Mul, Rezha yang aku suka bukan temen kamu

Mulya : Itu Cisaranten

Akhirnya aku berkata Cisaranten Kulon, sama dengan rumah Rheza.

Eva : Rezha aku di cisaranten kulon

Mulya : Dia juga, saya sering main ke rumahnya.

Eva : Udah lah bukan urusan kamu

Mulya : Kamu nomon apa aja sama Alisa tentang saya?

Eva : Dia nanya gimana aku bisa kenal sama kamu dan aku certain

ga ada unsur ngejelekin kamu

Mulya : alah..

Akhirnya di ruang chat itu kami bertengkar dan kami sepakat untuk menghapus id kami masing-masing. Aku harus segera member tahu pada Rai tentang ini semua, aku tak ingin dia salah paham, aku tidak bermaksud merebut Rezha dari dia. Ya, aku harus segera member tahu Rai tentang ini semua sebelum Mulya member tahunya, karena kata Alisa Mulya memang bawel.

15 Januari, sepulang sekolah, aku menceritakan pada Rai apa yang terjadi. Tentunya aku tak ingin memberi tahu bahwa sebenarnya aku suka Rezha, mantan pacarnya. Sebelum sms Rai, aku meminta alamat lengkap Rheza pada Rifa agar tidak salah lagi, namun Rifa tidak memberi tahu alamat lengkap Rheza, dia hanya memberi alamat praktek dokter giginya dan itu pun tidak lengkap. Rifa hanya memberi tahu apa yang haus aku katakana “Bilang aja rumah rezha kamu tuh di komplek baru yang ada di Cisaranten kulon, rumah Rheza juga sekitar sana”

Rai : Kenapa Mulya bisa bilang kamu suka sama rezha mantan aku?

Eva : Karena rumah Rezha aku di Cisaranten kulon

Rai : Wah, dia juga disitu kali va

Eva : Tapi rumah Rezha aku tuh di komplek baru yang ada di cisaranten kulon.

Rai : Wah? Kok bisa sih. Rezha juga disitu va. Baru aja 1 bulan yang lalu pindah kesana.

OMG, aku mau bilang apalagi. Terus aja yang aku bilang sama semua.

Eva : Tapi kan Rezha aku sekolahnya di smansa

Rai : Udah gini aja deh. Rezha udah terlanjur percaya sama Mulya, nah kamu kasih Rezha pengertian dan jelasin Rezha kamu itu kaya apa soalnya Rezha juga punya banyak kenalan di Smansa.

Subhanallah, aku harus berkata apalagi? Kenapa semua yang aku katakana adalah gambaran dai Rezha, ditambah dia punya banyak kenalan di smansa, bagaimana jika dia mencari tahu?

Akhirnya Rai membantu masalahku dengan Rezha dan, sudah tidak ada lagi masalah dengan Rezha. Hhh… aku mengira masalah ini sudah selesai, tapi tidak ini belum selesai karena ada Kania.

23 Januari aku senang karena Rezha online, dan setelah aku tahu dari Rai, ternyata Rezha online hanya untuk Kania, seseorang misterius yang Rezha sendiri tak tahu siapa dia. Katanya Rezha akan tahu tentang dirinya jka saja dia online jam 19.00 dan dia menginginkan Rezha menjadi pacarnya. Dan yang terparah Rezha menaruh curga padaku, karena gaya bahasa Kania mirip denganku ditambah, aku online pukul 19.00 disuruh Fina.Tapi ternyata Fina tidak tahu menahu mengenai Kania.

Sampai akhirnya aku meminta bantuan temanku yang mempunyai indera keenam. Dia berkata bahwa Kania itu tidak ada, dan Kania itu salah satu temannya Mulya yang niatnya baik untuk mempersatukanku dengan Rezha. Namun itu tidak mungkin.

Masalahku dengan Rezha sudah selesai, dan aku tak menyangka, ada Reza 1 lagi nih, dia yang suka Yance. Begini silsilahnya. Aku suka Rezha, aku punya temen namanya Rifa dan dia deket sama Rheza, Rheza punya sahabat namanya Reza dan dia suka sama Yance. Yance adalah teman aku dan Rifa ya lumayan dekat. Dan Rezha, Rheza, dan Reza makhluk cisaranten, kecuali Reza yang sudah pindah. Tapi belum lama pindahnya. Pertanyaannya adalah apakah Rezha, Rheza dan Reza punya ikatan saudara? Aku tidak tahu dan aku malas membahasnya. Sudah pusing dengan nama Rezha. Dan aku sudah tidak lagi suka pada Rezha saat 3 Desember 2010.

Sunday 3 July 2011

Salah ga?

Salah ga sih kalo kita selalu mengingat orang yang udah meninggal?

Ga salah kan ya? Soalnya kita juga udah terima kepergiannya dan kita juga ga nangis menyesali. Kita hanya mengingat kejadian yang kita lalui dengan dia.

Kata guru agamaku, "orang yang sudah meninggalkan kita itu selalu mengingat kita dan mendoakan kita, yang salah itu kita, kita jarang mendoakannya dan sering melupakannya"

Aku ga mau termasuk orang yang melupakannya. Untuk itu aku selalu mengingat dia, mengingat kenangan yang kita lalui, dan berbagi pengalaman dengan orang yang pernah mengenalnya.

Kalau orang yang diajak berbagi pengalaman (disini bukan membahas kejelekannya, tetapi sesuatu yang berkesan dan kebaikannya) merasa keberatan maka dia belum bisa menerima kepergiannya.

"takut sedih", justru disini kita bisa mengetahui sisi baik alm yang tidak kita ketahui dan disini kita akan bangga dan terharu.

Friday 1 July 2011

takuut...

Saat kau ada aku takut tak mendapat kabar darimu
Saat kau dekat aku takut kehilanganmu
Saat kau pergi dan tak akan kembali aku takut melupakanmu...