Tuesday 5 July 2011

Lomba dunia maya - Ym Bercerita Rezha

Ym bercerita Rezha

2009. Tahun dimana semua anak muda demam online. Hal ini terbukti dengan tenarnya lagu saykoji yang berjudul “online”.

Berawal dari sebuah id novallova_love yang kubuat 11 Agustus 2009, aku pun dapat berkenalan dengan orang yang aku sendiri tak tahu siapa dia, bagaimana dia. Di id ini aku berusaha se “friendly” mungkin, karena aku ingin mempunyai banyak teman.

Keinginanku pun terpenuhi saat aku membantu sahabatku utuk mencarikan band yang ingin mengikuti audisi band untuk bazaar yang diselenggarakan oleh sekolahku. Sekolahku terkenal dengan bazarnya, baik dalam kota maupun luar kota. Persiapan menuju bazaar pun disiapkan jauh-jauh hari. Bazar ini adalah bazar pertamaku sebagai penyelanggara. Walaupun aku bukan panitia, tapi aku merupakan salah satu warganya.

Sejak MOS dan LDKS selesai, tidak bosan-bosannya kakak kelas mengunjungi ruangan kelas, terutama kelas 1 untuk mempromosikan kepanitiaan bazaar sesuai dengan divisi yang mereka ikuti. Jujur, aku tidak tertarik karena aku tidak mau terikat oleh organisasi dan takut mendapatkan tugas yang aneh-aneh. Dan benar saja, sahabatku, Tika yang mengikuti kepanitiaan bazaar divisi acara mendapatkan untuk mencarikan band untuk audisi bazar. Tika merupakan orang yang kurang pandai untuk bersosialisasi, sama sepertiku.

Pertama kali Tika meminta bantuanku, aku berpikir, sepertinya Tika salah meminta bantuanku, karena aku juga sama seperti Tika, tidak mempunyai banyak teman, apalagi yang mempunyai band. Namun, karena aku tidak tega dengan Tika, akhirnya aku mau membantu dia, walaupun aku juga ga tau mau cari band kemana? Dimana? Siapa? Sebenarnya ada sih temen SMP yang punya band, sekelas pula selama 3 tahun. Tapi sayanganya kami tidak dekat dengan dia, jadi mau minta tolong juga gimana gitu. Aku merekomendasikan Tika untuk mempromosikan lewat dunia, dan Tika sudah melakukan itu, di FB dan Ym, tapi hasilnya nihil. Dan yang bisa kulakukan sama seperti Tika, mempromosikan lewat dunia maya.

Aku memasang stat, “Ayo yang punya band daftarkan bandnya buat audisi bazaar 2. Buzz me!!!” Aku sadar, memasang stat saja tidak cukup, tidak semua orang mau dan rajin membaca stat orang lain. S.a? Aplikasi yang kugunakan, ebuddy tidak bisa send all. Dengan terpaksa aku pun menyapa orang yang online satu persatu. Dan kali ini, aku hartus berterimakasih pada yance yang telah mempromosikan Ym-ku.

“Hi!”

“Boleh tau ini siapa?”

“Anak mana?”

“Kelas Berapa?”

“Oh.. Punya band nggak?”

Begitulah topik chat-ku. Namun orang-orang hanya menjawab,

“Oh, nggak punya saya Cuma penikmat aja!” atau “Buat kapan?”

“Kapan audisinya?”

“Yah.. udah lebaran mah ga bisa, banyak job!”

NGGAK USAH BILANG PUNYA

Akhirnya suatu malam, aku chat dengan teman chat yang sudah aku kenal di id pertamaku. Aku membuat id itu hanya untuk memenuhi nilai tugaqsku, dan disitu aku terkenal sebagai eva yang judes, tertutup. Dan setiap ada yang meng-add selalu aku reject. Namun, lama kelamaan aku jadi tertarik untuk chatting, akhirnya aku membuat id baru.

Eva : Mulya…

Mulya : Eva…

Eva : punya band nggak?

Mulya : punya, kenapa gitu?

Akhirnya aku mendpatkan 1 band juga.

Eva : Please banget. Ikut audisi bazaar 2 ya!

Mulya : Ga ah

Eva : Kenapa?

Mulya : Beluim professional

Eva : Ayolah iktu. Bantuin temen aku. Selain niatnya ngebantu kan dampak positifnya buat band kamu juga!

Mulya : Yaudah tar dibicarain dulu sama anak-anaknya.

Eva : Ikut ya! Please banget. Terus ajakin juga temen kamu yang punya band. YANG BANYAK

Mulya : Udahlah kamu hubungin aja leader aku. Ini nomornya 0856xxx dan ini id ym nya dxxxx

Aku pun mencatat nomor itu, dan meng-add id-nya. Aku memberikan nomor Hp-mnya kepada Tika, namun Tika tidak berani menghubunginya dan dia meminta aku saja yang menghubunginya. Jujur saja, aku juga tidak berani menghubunginya, jadi aku hanya menunggu dia online. Dan setelah dia online jawabannya adalah “Gimana anak-anak aja saya ma! Tar aku tanyain lagi”

3 September 2009, aku memohon pada Mulya untuk ikut audisi dan minta id teman dia yang mempunyai band. Mulya bilang id yang akhir-akhir ini sering dia promoin mempunyai band. Tapi aku enggan untuk meng-add id itu karena id itu sangat menyeramkan, mengingatkan kita pada hari kiamat. Aku tak peduli Mulya berkata apa tentang dia, yang jelas aku nggak mau. Namun, setelah dipikir-pikir, demi 1 band akhirnya aku meng-add id itu. Dan akhirnya aku berkenalan. Rezha namanya, dan dia siap untuk mengikuti audisi karena kebetulan band-nya sedang mencari jam terbang.

9 September 2009 sms Rezha untuk menanyakan kepastiannya. Namun saat itu Rezha berkata, “Temen-temen band aku nggak siap va! Jadi kayaknya nggak jadi”. Aku pun menarik nafas pertanda aku kecewa. Namun sore hari, Rezha memberikan kabar apadaku, “Setelah dipikir-pikir kayaknya band aku mau audisi va! Besok bisa ketemu kan?” oh sangat bisa.

10 September 2009. Ini adalah hari dimana aku akan bertemu dengan Rezha. Entah mengapa, aku senang sekali akan bertemu dengan Rezha, dan aku merasa degdegan akan bertemu Rezha. Namun semuanya itu pudar ketika aku menelepon dia karena band dia nggak siap. Menyedihkan banget. Aku merasa bersalah pada Tika, karena aku belum menghasilkan apa-apa. Lain halnya dengan Ica. Hari ini, teman ym-nya Ica akan datang untuk daftar band

Sebagai gantinya karena aku nggak bisa ngajak orang buat ikut audisi, akhirnya aku menggantikan Tika untuk menemui teman ym-nya Ica karena pada saat itu tepat teman ym-nya Ica akan datang ke sekolahku, Tika ada rapat acara. Ada rasa degdegan juga, karena aku tidak pernah chat atau ngobrol dengan dia, lain halnya dengan Tika dan Ica. Dan lucunya, dia temen ymnya Ica, terus dikenalin ke Tika, tapi aku duluan yang ketemu. Hahaha.

Sedikit cerita mengenai pertemuan aku dan teman ym-nya Ica. Aku menungu di gerbang selama 1 jam. Dan akhirnya dia datang bersama 3 temannya. Dan aku kaget karena aku melihat ada teman SMP diantara 3 pengikutnya itu. Aku memang tidak kenal tapi aku tahu. Dan aku menyayangkan Ica tidak ada disampingku. Karena orang itu adalah teman Ica dan sempat dekat karena pernah 1 kelas dan 1 eskul.

Seorang laki-laki tinggi, berjaket hitam pudar, berkacamata mengahampiriku, dan 3 pengikutnya duduk tak jauh dari kami bediri, dengan ragu-ragu dia berkata, “Ini… yang… mau daftar… band”

“Oh iya.. Kamu….” Kataku sambil menunjuk dia dan berpikir siapa namanya dan aku lupa menanyakan namanya pada Tika.

“Ridalfi..” katanya, ragu-ragu mengulurkan tangan ke arahku.

Aku ragu, tapi ya sudahlah kalau salah pun berarti itu rezekinya Tika. “Oh iya, yang dari SMA….” Aku lupa tadi Tika bilang SMA mana?Oya liat badge. Semua pada pake jaket, liat kaos kaki. Celana pada panjang. Yes, dia pake lencana. Oow, aku tak tahu itu lencana mana? “Dari SMA…”

“19” katanya mantap.

Akhirnya aku menyerahkan formulir padanya, dan dia banyak menayakan tentang audisi yang aku sendiri tak tahu jawabannya, akhirnya aku menelepon Tika dan memberikan HP-ku padanya. Dan dia tidak jadi ikut audisi karena salah satu temannya tidak siap. 1 band pun melayang. Namun pada sore hari, Ridalfi memberi kabar kepada Tika bahwa dia jadi mengikuti audisi band. Dan aku merekomendasikan pada Tika bahwa sebaiknya kita samperin mereka ke sekolahnya, dengan begitu seharusnya mereka mempunyai rasa malu dan ngerasa bersalah kalo kita yang datangin. Akhirnya kita pun mendapatkan 1 band.

Aku memang kecewa dan kesal dengan Mulya terutama dengan leadernya. Namun, entah mengapa aku tidak kecewa terhadap Rezha. Malah aku semakin dekat denganRezha ditambah dia memberikan id pribadinya, dan aku tambah senang. Sejak saat itu, entah kenapa aku sangat senang jka mngobrol dengan Rezha walaupun hanya chat. Aku suka memanggil dirinya “Mister” karena id prbadinya mr_xxxx

Suatu hari aku sangat senang karena Rezha memasang stat, “Yah, eva ga ol” aku sangat senang dan saat itu aku ingin teriak, ngeremes-remesin sesuatu dan pastinya sangat senang. Aku pun menyapa dia. Dan tak semenit dia segera membalas chat-ku. Aku masih tidak percaya Rezha memasang stat itu, akhirnya aku mengecek kembali, dan ternyata stat-ya menjadi “available” padahal aku saja sering memasang stat “yah mister ga ol” ga peduli orangnya old an baca stat aku.

Semenjak 1 minggu setelah lebaran Rezha jarang online, bahkan dia tidak pernah online. Dan aku menyesali perkataanku padanya.

Rezha : Knp km jrg ol?

Eva : Iya dimarahin mama. Mungkin ini juga online terakhirku

Semenjak itu dia tidak pernah online kembali. Aku menyesal telah berkata seperti itu, kenyataannya aku mash bias online walaupun mengumpat dan aku dibebaskan online semenjak aku dibagi rapor dan mendapat peringkat ke 1.

Aku tidak pernah mendapat kabar dari Rezha, dan itu tidak membuatku melupakannya. Aku sering mencari tahu kabar Rezha dari teman satu sekolahnya.

Eva : Gimana kabarnya Rezha sa?

Alisa : Baik.

Kenapa kamu nanyain kabar dia terus?

Eva : hehehe… :D

Alisa : Jangan-jangan…. :-o

Eva : Iya, aku suka Rezha

Knp? Salah?

Alisa : ga kok

Eva ; Lalu?

Alisa : Dia banyak yang ngecengva

Eva : Wah seriusan?

Alisa : Iya dia kan cowo idaman. Putih, tinggi, jago basket, gitaris, anak keamanan, baik pula

Semenjak aku masuk SMP temen-temen aku pada ngeceng dia va

Wah banyak saingan. Tapi aku tak peduli, aku tidak ingin bersaing, biar saja Rezha yang memilih karena aku yakin hati itu cuma 1.

Suatu hari, 16 November 2009, Rezha online dan aku sangat senang, namun dia online sebentar dan mempromosikan id pacarnya. Hah? Rezha sudah punya pacar? Aku kaget Rezha sudah memiliki pacar, aku ingat Rezha pernah bilang “Hah? Pacar? Aku nggak mau pacaran dulu sebelum UN beres, lagian ngapain nyari pacar, nanti juga datang sendiri” Dan sekarang pacar itu telah datang. Aku segera meng-add id pacarnya itu. Aku ingin dekt dengan pacarnya agar aku bisa mencari tahu tentang Rezha dan bagaimana keadaannya, tapi aku tak bermaksud untuk merebut Rezha dari Rai, pacarnya.

Seiring dengn bumi berputar pada porosnya, aku pun dekat dengan Rai, tapi aku tidak pernah menanyakan secara langsung mengenai Rezha, paling hanya dari curhatan Rai, tapi yang baik-baik saja. Aku takut menanyakan kabar Rezha karena waktu aku membahas kata R-E-Z-H-A, Rai berkata, “Oh, jadi kamu suka sama pacar aku?” Nah loh ketahuan. Akhirnya aku pun membbuat Rezha khayalan. “Nggak kok! Lagian aku punya kecengan namanya Rezha tapi anak smansa” 100% bohong. Aku cuma suka sama Rezha, ya Rezha pacar kamu, dan hebatnya dia nggak bisa pergi dari hati aku dan pikiran aku.

Sudah 4 bulan aku suka dengan Rezha, dan itu membuat Fina, sahabatku yang berada di Lanmpung penasaran seperti apa Rezha yang aku suka dan mengapa aku bisa menyukainya hingga 4 bulan lamanya. Awalnya aku enggan untuk memberikan nomor Rezha pada Fina karena aku bad feeling terhadap Rezha. Fina malah berkata “Justru itu, biar aku pastiin kenapa apa yang terjadi pada dia.” Akhirnya aku memberikan nomor Rezha pada Fina.

Aku mendapat laporan dari Fina tentang Rezha pada tanggal 2 Januari. Dan hasilnya adalah Fina tidak setuju aku menyukai Rezha. Fina tidak suka dengan Rezha karena Rezha judes dan dia berkata, “Kalau perlu aku bisa beli counter HP sekalian cewek penjaganya”. Fina ilfeel dengan perkataan Rezha tersebut. Namun, kata-kata tersebut tidak membuatku ilfeel, aku malah berpikiran positif, aku bilang pada Fina, “Mungkin kamu aja yang nggak ramah sama dia, atau dia lagi ada masalah. Dia nggak kayak gitu kok Fin!” Dan sore harinya Fina mendapat kabar bahwa Rezha memang sedang ada masalah, dia baru putus dengan Rai tepat di malam pergantian tahun baru 2009.

3 Januari 2010, aku mendapat sms dari Rai, dan dia menceritakan apa yang sedang terjadi pada dia dan Rezha. Rai memutskan hubungan dengan Rezha karena ternyata selama ini Rezha tidak mencintai Rai,dia hanya saying pada Rai sebagai sahabat. Entah mengapa aku tidak ilfeel mendenganr itu semua dari Rai, aku malah salut dengan kejujuran Rezha. Lebih baik Rai tahu dari awal. Memang sempat disayangkan juga, padahal mereka pacaran baru 3 bulan.

Semenjak kejadian itu, aku jadi semangat mencari tahu tentang Rezha. Tapi aku juga tidak bermaksud langsung merebut Rezha, terlebih menjadi pacar Rezha, aku hanya sekedar suka dengan Rezha. Hingga suatu hari aku pun mengetahui dimana Rezha tinggal, di Cisaranten. Walaupun tidak mendapat alamat lengkap karena orang itu tidak tahu, aku tetap senang dan memasang stat “Ayo ayo ke Cisaranten’’ Dan Stat ku di komentarin oleh Rifa, sahabatku.

Rifa : mau ngapain va ke cisaranten?

Eva : Mau ketemu Rezha

Rifa : Ngapain ketemu Rheza?

Eva : Ih, aku mau ketemu Rezha

Rifa : Cie mau ketemu Rheza

Eva : Ih, aku mau ketemu Rezha fa, bukan Rheza. R-E-Z-H-A.

Rifa : Iya iya saya tau. Tapi masalahnya dia juga rumahnya di sana juga. Di cisaranten Kulon.

Eva : Wah? Itu tuh Rheza yang digosipin ama temen-temen kamu?

Rifa : Ih va, kita ga ada apa-apa.

Eva : Kamu sering ke rumah Rheza?

Rifa : Ngapain? Nggak lah, dokter gigi aku juga prakteknya disana

Dan aku mengganti stat ku, “Va punya Rezha, Fa punya Rheza. Ayo kita ke cisaranten” Dan stat ku pun ada yang mengomentari.

Mulya : Kamu udah jadian sama Rezha?

Eva : Gosip darimana?

Mulya : Itu stat. Saya bilangin loh!

Eva : Terserah kamu

Aku pun segera off karena tidak mau berurusan dengan Mulya. Besoknya aku pun online kembali, baru saja masuk, Mulya sudah member pesan kepadaku.

Mulya : Eva, kata Rezha ga usah ganggu dia lagi

Eva : Eh, nggak usah so tau lah Mul, Rezha yang aku suka bukan temen kamu

Mulya : Itu Cisaranten

Akhirnya aku berkata Cisaranten Kulon, sama dengan rumah Rheza.

Eva : Rezha aku di cisaranten kulon

Mulya : Dia juga, saya sering main ke rumahnya.

Eva : Udah lah bukan urusan kamu

Mulya : Kamu nomon apa aja sama Alisa tentang saya?

Eva : Dia nanya gimana aku bisa kenal sama kamu dan aku certain

ga ada unsur ngejelekin kamu

Mulya : alah..

Akhirnya di ruang chat itu kami bertengkar dan kami sepakat untuk menghapus id kami masing-masing. Aku harus segera member tahu pada Rai tentang ini semua, aku tak ingin dia salah paham, aku tidak bermaksud merebut Rezha dari dia. Ya, aku harus segera member tahu Rai tentang ini semua sebelum Mulya member tahunya, karena kata Alisa Mulya memang bawel.

15 Januari, sepulang sekolah, aku menceritakan pada Rai apa yang terjadi. Tentunya aku tak ingin memberi tahu bahwa sebenarnya aku suka Rezha, mantan pacarnya. Sebelum sms Rai, aku meminta alamat lengkap Rheza pada Rifa agar tidak salah lagi, namun Rifa tidak memberi tahu alamat lengkap Rheza, dia hanya memberi alamat praktek dokter giginya dan itu pun tidak lengkap. Rifa hanya memberi tahu apa yang haus aku katakana “Bilang aja rumah rezha kamu tuh di komplek baru yang ada di Cisaranten kulon, rumah Rheza juga sekitar sana”

Rai : Kenapa Mulya bisa bilang kamu suka sama rezha mantan aku?

Eva : Karena rumah Rezha aku di Cisaranten kulon

Rai : Wah, dia juga disitu kali va

Eva : Tapi rumah Rezha aku tuh di komplek baru yang ada di cisaranten kulon.

Rai : Wah? Kok bisa sih. Rezha juga disitu va. Baru aja 1 bulan yang lalu pindah kesana.

OMG, aku mau bilang apalagi. Terus aja yang aku bilang sama semua.

Eva : Tapi kan Rezha aku sekolahnya di smansa

Rai : Udah gini aja deh. Rezha udah terlanjur percaya sama Mulya, nah kamu kasih Rezha pengertian dan jelasin Rezha kamu itu kaya apa soalnya Rezha juga punya banyak kenalan di Smansa.

Subhanallah, aku harus berkata apalagi? Kenapa semua yang aku katakana adalah gambaran dai Rezha, ditambah dia punya banyak kenalan di smansa, bagaimana jika dia mencari tahu?

Akhirnya Rai membantu masalahku dengan Rezha dan, sudah tidak ada lagi masalah dengan Rezha. Hhh… aku mengira masalah ini sudah selesai, tapi tidak ini belum selesai karena ada Kania.

23 Januari aku senang karena Rezha online, dan setelah aku tahu dari Rai, ternyata Rezha online hanya untuk Kania, seseorang misterius yang Rezha sendiri tak tahu siapa dia. Katanya Rezha akan tahu tentang dirinya jka saja dia online jam 19.00 dan dia menginginkan Rezha menjadi pacarnya. Dan yang terparah Rezha menaruh curga padaku, karena gaya bahasa Kania mirip denganku ditambah, aku online pukul 19.00 disuruh Fina.Tapi ternyata Fina tidak tahu menahu mengenai Kania.

Sampai akhirnya aku meminta bantuan temanku yang mempunyai indera keenam. Dia berkata bahwa Kania itu tidak ada, dan Kania itu salah satu temannya Mulya yang niatnya baik untuk mempersatukanku dengan Rezha. Namun itu tidak mungkin.

Masalahku dengan Rezha sudah selesai, dan aku tak menyangka, ada Reza 1 lagi nih, dia yang suka Yance. Begini silsilahnya. Aku suka Rezha, aku punya temen namanya Rifa dan dia deket sama Rheza, Rheza punya sahabat namanya Reza dan dia suka sama Yance. Yance adalah teman aku dan Rifa ya lumayan dekat. Dan Rezha, Rheza, dan Reza makhluk cisaranten, kecuali Reza yang sudah pindah. Tapi belum lama pindahnya. Pertanyaannya adalah apakah Rezha, Rheza dan Reza punya ikatan saudara? Aku tidak tahu dan aku malas membahasnya. Sudah pusing dengan nama Rezha. Dan aku sudah tidak lagi suka pada Rezha saat 3 Desember 2010.

2 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. kisahnyataku yang dimulai pada saat bulan ramadhan 2 tahun yang lalu. Kisah ini diikutsertakan dalam lomba dunia maya

    liya715.blogspot.com/2011/05/lomba-menulis-kisah-nyata-dunia-maya.html

    ReplyDelete

Comment = respect = encourage ^^
Thank you ♥♥♥♥♥