“True friends are like diamonds,  precious and rare. False friends are like leaves, found everywhere,”  pesan itulah yang ingin di sampaikan  Prisca Primasari lewat bukunya  yang terbaru Éclair: Pagi Terakhir di Rusia.
Prisca Primasari lahir di Surabaya, 22  Februari 1986. Sekarang berdomisili di Bandung. Hobinya adalah  mendengarkan K-Pop, musik klasik, membaca novel dan manga, menonton  film, anime, dan menulis. Éclair adalah novel keempatnya.
Éclair sendiri adalah sebuah kisah  cantik mengenai persahabatan, pengampunan, persaudaraan dan cinta.  Cerita unik antara sang detektif, businessman, chef, fotografer dan  sastrawan.
Dan kini, gagas akan berbagi cerita pada pembaca tentang Prisca Primasari dan Éclair. Yuk, bareg-bareng ;)
Mengenai Éclair
1. Tema novel Éclair sangat unik,  mengenai persahabatan dan cinta serta kisah perjalanan. Dari mana anda  mendapatkan ide cerita ini? Bagaimana kisah dibalik pembuatan novel  Éclair?
Sebenarnya novel ini lahir karena  paksaan :”) Sekitar tahun 2009, saya mengalami writer’s block akut dan  sudah lama sekali tidak menulis karya orisinal. Lalu saya membuat  semacam perjanjian dengan seorang teman: saya harus bisa menyelesaikan  satu novel dalam kurun waktu satu bulan. Kalau tidak, akan ada denda :D  Mulailah saya menulis, dengan setting, tema, dan kerangka karangan yang  perlahan-lahan terbentuk di kepala. Awalnya memang sangat sulit, tetapi  lama-kelamaan alhamdulillah saya bisa menulis dengan lancar, mengalir,  dan dapat menghayati karakter-karakternya dengan baik.
Settingnya, seperti yang sudah saya  sebutkan, terinspirasi dari ketertarikan pada tragedi Romanov, dan  temanya timbul dari keinginan untuk menulis kisah persahabatan yang  retak (yang sebenarnya bisa terjalin lagi bila masing-masing sahabat  dapat memaklumi kesalahan satu sama lain :) Tahun 2010 saya ditelepon  Mas Christian dan diminta melakukan revisi—saya menyadari draft awal  novel saya memang terlalu sederhana. Lumayan banyak kendala ketika saya  merevisinya, tetapi saya tetap menikmati setiap prosesnya.
Ada  satu hal menarik—karena dikejar-kejar waktu dan tidak sempat menulis di  kamar kos seperti biasanya :D, saya menulis bagian terakhir bab Finale  dan Epilogue di kereta api, dalam perjalanan dari Jakarta ke Surabaya :D
Saya belum pernah ke Rusia, tetapi punya impian ke sana  :D Saya memilih Rusia karena saat itu saya sangat tertarik dengan  sejarah tragedi Romanov di St. Petersburg, dan tergerak untuk menjadikan  Rusia (beserta sekelumit sejarahnya) sebagai setting novel.
3. Berapa lama anda melakukan  riset-riset untuk penulisan Éclair? Apa saja kendala-kendala yang anda  hadapi ketika sedang menulis Éclair? 
Saya tidak ingat pasti berapa lama,  tetapi riset berjalan berbarengan dengan penulisan. Setelah draft awal  selesai pun saya tetap meriset, juga ketika merevisi. Jadi bisa dibilang  riset itu tidak pernah berhenti sebelum buku terbit :D Kendala mungkin  seperti lampu mati :D, laptop rusak sehingga saya harus tulis tangan  dulu, baru mengetik di warnet :D, beberapa kali writer’s block. But  that’s the way the writer is :) It was hard, but fun.
4. Di novel ini banyak sekali mengungkit tentang sastra, terutama sastra asing. Apakah anda adalah seorang penggemar sastra?
Bukan kritikus atau penggemar sejati,  hanya penyuka yang masih terus belajar :) Kebetulan background  pendidikan saya adalah Sastra Inggris, di mana saya sering berkutat  dengan sastra asing, tetapi saya paling tertarik dengan poetry.
5. Kalau iya, siapa? Dan bagaimana dia (atau mereka) mempengaruhi gaya penulisan anda?
Saya sangat menyukai Robert Frost dan  poets dari era Romantik (Wordsworth, Keats, dan sebagainya). Bahasa  mereka sederhana, tetapi sangat menyentuh dan penuh imagery.
6. Pesan dan kesan seperti apa yang anda harapkan, timbul dari pembaca setelah membaca Éclair?
True friends are like diamonds, precious  and rare. False friends are like leaves, found everywhere. :)  Selebihnya adalah mengenai masa lalu dan masa kini. “Bila ada hal yang  membahagiakan sekaligus menyedihkan, itu adalah masa lalu yang indah.  Tapi masa lalu akan selalu tertinggal, dan masa kini akan terus  berjalan.”
Mengenai Prisca Primasari
1. Siapa Prisca Primasari menurut anda? Sosok seperti apakah Prisca Primasari yang ingin anda kenalkan ke fans-fans anda?
Hanya sosok sederhana yang suka  berkumpul bersama keluarga dan sahabat lama—tapi sangat penyendiri bila  bertemu orang baru—and treasure every moments I could spend with them :)
2. Apa yang biasa anda lakukan di waktu senggang anda ketika tidak sedang menulis?
Jalan-jalan, sendiri maupun bersama  sahabat; mendengarkan musik klasik, menonton dorama :D, mendengarkan  K-Pop, membaca, browsing, sketching, melakukan semua yang saya suka.
3. Apa yang biasanya anda lakukan ketika inspirasi datang menghantam anda?
Biasanya akan langsung saya tulis di  memo HP atau di kertas, karena kalau tidak, akan cepat sekali lupa  (maklumlah, pelupa sejati... TT.TT)
4. Siapa atau apa sumber inspirasi terbesar anda?
Semua hal, pengalaman, dan pesan-pesan  yang pernah saya temui dan saya pelajari, selebihnya adalah semua karya  literatur, mulai dari novel, musik, hingga manga.
5. Proyek anda selanjutnya adalah?
Sekarang sedang mengerjakan draft novel dengan setting dan karakter yang jauh berbeda, tetapi dengan tema yang setipe :)
6. Apakah masih ada mimpi anda sebagai seorang penulis yang belum terwujud? Kalau masih ada, apakah itu?
Setiap penulis pasti ingin sekali bukunya bermanfaat bagi semua pembacanya. Sekarang saya sedang menapakkan kaki untuk itu :)
7. Terakhir, apakah ada pesan atau sesuatu yang ingin anda katakan kepada pembaca Éclair dan fans-fans anda?
Jalan menuju rumah sahabat tidak pernah terlalu jauh. Begitu pula jalan untuk menggapai semua mimpimu. :)
Eclair: Pagi Terakhir di Rusia
- Prisca Primasari -http://blog.gagasmedia.net/Artikel/prisca-primasari-dan-eclair.html
No comments:
Post a Comment
Comment = respect = encourage ^^
Thank you ♥♥♥♥♥