"Aku ga punya banyak waktu lagi buat ngejar mimpiku," kata Yalencha sambil meremas kertas ditangannya. "Jadi kamu putus asa ngegunain nyawa kamu yang tinggal 1 itu?" kata Romocha. Yalencha menatap lawan bicaranya lalu menunduk. "Kamu mau mati sia-sia?" kata Romocha lagi. Yalencha menatap mata Romocha lekat-lekat, "234 hari lagi! Sedangkan aku cuma punya 1 kesempatan lagi!" Yalencha tertunduk lemas dan menangis, "Saat kamu dapet mimpi baru yang kamu mau, dan bener bener kamu mau. kamu ga bisa dapetin itu semua. Apa perasaan kamu?" Romocha melepaskan Yalencha dari matanya lalu melipat tangannya di dada, "Semua kembali ke rencana semula kan?"
Yalencha terdiam, "kenapa aku cuma dikasih waktu 366 hari sih? Dan dalam 366 hari itu aku cuma dapet 4 kesempatan buat bernapas. Dan sekarang aku cuma punya 1 napas lagi, dan 3 napas yang lain udah lenyap dan aku belum dapet 1 pun mimpiku." Yalencha menghembuskan napasnya dengan berat, "Aku bakal nyerahin napas aku buat orang." Romocha melepaskan lipatan tangannya di dadanya, dan menatap Yalencha. Yalencha beranjak dari tempat duduknya, dan menatap Romocha lalu pergi.
"Terus kamu mau ngebuang perjuangan kamu mempertahankan 3 napas yang udah kebuang itu?" kata Romocha yang berbicara sambil menatap ujung sepatunya. Hening, tidak ada yang berbicara, tidak ada derap langkah yang terdengar, hanya bisikan angin yang disampaikan gesekan dedaunan di tengah rindangnya pepohonan. Dalam hati Romocha, ia mengharapkan Yalencha membalikkan badannya, dan menatap dirinya.
Yalencha menarik napas dan hingga terdengar cairan yang disedot masuk ke hidungnya. Romocha merasa lega mendengarnya, lalu mengangkat kepala melihat Yalencha yang bersikukuh pada posisinya. "kamu ga pernah ngerasain gimana rasanya kehilangan napas," kata Yalencha. Yalencha membalikan badannya, rambutnya diterpa angin sehingga menutupi wajahnya, "Kamu tau? Saat kamu susah payah mempertahankan SATU napas kamu, dan akhirnya kamu juga mesti menghembuskan 1 napas kamu tanpa dapet 1 mimpi yang kamu mau. Tau rasanya gimana? SAKIT. Kamu ga pernah ngerasain gimana rasanya ngehembusin napas terakhir lo," kaki Yalencha tidak mampu menopang tubuhnya, ia jatuh dan terduduk dengan berderai air mata. "Hembusan napas pertama, ga terlalu sakit, karena kamu ga ngerasain yang namanya perjuangan. Hembusan napas ke-2, kamu mulai ngerasain sakit karena kamu udah kenal sama yang namanya mimpi. Hembusan yang ke-3, itu sakit banget apalagi kamu udah kenal sama yang namanya harapan. Dan, hembusan ke-4 ...," Yalencha menggeleng, "Aku gamau ngerasainnya. Lebih baik aku ngasihin ke orang yang bener-bener pengen hidup."
Romocha melangkahkan kakinya mendekati Yalencha sambil menahan air matanya, "Aku emang gatau gimana rasa sakitnya, tapi dibalik itu aku ngeliat banyak senyuman dari orang yang kamu sayangi. Mungkin kamu ga sadar, tapi hari ini aku pengen nyadarin kamu, 1 hembusan napas kamu udah ngebuat orang yang kamu sayang tersenyum, napas kamu ngebantu mereka buat hidup. Bukannya kamu pengen orang-orang yang kamu sayang tersenyum karena kamu? Kamu mau kan ngegunain 1 napas kamu lagi?" Romocha mengulurkan tangannya dan berharap Yalencha menerima uluran tangannya. "Kalo kamu emang ga bisa gapai mimpi kamu dan bersinar di mimpi kamu, Kamu tetep bersinar di hati orang-orang yang tersenyum karena hembusan napas kamu." Yalencha menatap Romocha, dan akhirnya dia menerima uluran tangan Romocha dan memeluknya erat lalu berjinjit agar mulutnya menggapai telinga Romocha. "Ya tebya lyublyu," kata Yalencha selirih hembusan angin sore.
- Kita akan kembali kepada cinta sejati > chocoréto - prisca primasari
- Orang yang bercita-cita tinggi adalah orang yang menganggap teguran keras baginya lebih lembut daripada sanjungan merdu seorang penjilat yang berlebih-lebihan > Thales
- Semua kembali ke rencana awal > Mandaw
ini... bikin mata saya berkaca-kaca. gak tau mau komen apa, sepertinya ditulis dengan menumpahkan curhatan(?) *peluk eva*
ReplyDeletegitu ya? Hahaha. Berkaca-kaca dari mananya coba, -.-"
Delete*bisik-bisik* tau ga nuyu? Aku di protes sama MANDAW, gara-gara nama yang eksotis itu bisa bicara, gue, elo. :'(
tetep semangat evaaaa :') yoo ayo semangaaaaat....
ReplyDeleteoyaa betewe eva ganti no?
ok, makasih yance :)
Deletega ko, aku lagi di gunung, jadi sinyalnya jelek banget, jadi orang yang ngirim pending terus.