Mata Feodora membulat saat ia memasuki perpustakaan universitas terkenal yang ada di St. Petersburg. Langkahnya terhenti di ambang pintu perpustakaan. Ia menatap punggung seseorang yang tengah membaca buku yang tebalnya kira-kira 2000 halaman.
Sementara itu, orang yang sedang membaca merasa terganggu dengan suara langkah seseorang. Ia pun menoleh. Feodora tersenyum, namun orang itu menanggapinya dingin, tidak bersahabat.
"Pr-pri... Priv-yet," kata Feodora, kaku. Seseorang itu beranjak dari tempat duduknya, "Duduklah!" Feodora senang mendengar kata-kata itu, tapi seseorang itu hendak akan pergi, "Jangan, jangan pergi!" Seseorang itu diam, tanpa menatap lawan bicaranya. "Mau apa kamu kesini?" tanyanya sinis. "Aku hanya ingin melihat keadaanmu." Orang itu pun membalikan badannya, "Lihat, aku baik-baik saja, sehat. Seperti yang kamu lihat." Feodora mendekati seseorang itu, "Yalencha...," suaranya parau, "Setiap orang harus punya makam normal berukuran normal untuk mengubur kesalahan temannya." Yalencha mengangkat sebelah alis matanya, "Henry Ward Beecher? Pendeta asal Amerika yang menonjol pada abad 19? Sejak kapan kamu suka sastra? Sejak aku masuk sastra?" jawabnya dengan sinis. "Yal--"
"Sudahlah," potong Yalencha, "Lebih baik kamu syukuri apa yang kamu dapat. Lihat, banyak orang yang menginginkan apa yang sekarang kamu miliki, tapi kamu malah menyianyiakannya."
"Apa kamu tidak bisa memaafkanku tentang Vienna State Opera?" tanya Feodora, dengan mata berkaca-kaca. "Apa kamu tidak bisa menghargai perjuanganku?" tanya Yalencha, matanya menatap Feodora lekat-lekat, "Apa kamu tau, aku membeli senar biola itu disaat salju melanda Anadyr? Apa kamu tau aku selesai memperbaiki biolamu 1 jam sebelum keberangkatan kita? Dan apa kamu tau aku menginginkan sekali tampil di Vienna State Opera. Dan... Dan..., " Yalencha ragu melanjutkan kalimatnya. "Dan kamu yang mengajariku biola, kamu yang membuat aku suka biola..., " lanjut Feodora dengan berderai air mata. "Dan, kamu terpilih lalu meninggalkan konser itu dengan mudahnya? Ga hanya itu, kamu juga ninggalin aku sendiri, kamu biarin aku bangkit sendiri, padahal aku butuh bantuan kamu."
"Cukup!" kata Feodora, "Aku memang salah. Pertama aku ninggalin gitu aja, kedua aku punya kesempatan tampil di Vienna State Opera sedangkan kamu ga padahal semua yang aku dapetin sekarang, ilmunya dari kamu. Ketiga, aku baru nyamperin kamu sekarang," tangis Feodora semakin membludak dan secarik kertas jatuh dari jaket Feodora. Yalencha melihat kertas itu, sakit, sederet huruf di kertas itu bagaikan pedang yang membelah hatinya. "Dan sekarang kamu menang, ya, kamu selalu menang dariku, dan aku hanya dapat menyaksikan kemenanganmu.
Pozdravlenie," ujar Yalencha mencoba menahan tangisnya dan pergi meninggalkan Feodora.
- Setiap orang harus punya makam berukuran normal untuk mengubur kesalahan teman- temannya > Henry Ward Beecher
- Kalau anda menginginkan musuh ungguli kawan- kawan anda; namun kalau anda ingin punya kawan biarkan kawan anda mengungguli anda > L. Rochefoucauld
st. Petersburg, salah satu universitas terkenal di rusia, right?
ReplyDeletebetul, tapi kalo di top 100 dunia, yg bagus di rusia universitas moskow. :)
Delete