Friday, 27 July 2012

Masa Lalu

Yalencha gusar menyusuri tepi sungai Smolenka, kepalanya tertunduk. Bukan tertunduk malu, tetapi sedang mencari sesuatu.

'Ayo Yalencha. Ingatlah sesuatu. Dimana kau menaruh flashdisk-mu, atau dimana kau meronggoh sakumu hingga flashdisk-mu terjatuh. Dimana-dimana?' kata Yalencha dalam hati, telunjuknya mengetuk-ngetuk bibirnya, dan kepalanya menunduk mencari sesuatu.

Tak terasa, langkahnya membawanya kembali ke Universitas St. Petersburg. Otaknya terus berputar memikirkan flashdisknya.

"Auuw," pekik Yalencha saat tubuhnya bertabrakan dengan seseorang. Yalencha memejamkan matanya, namun ia merasakan ada yang menangkap tubuhnya. Perlahan ia membuka mata. Matanya langsung berhadapan dengan mata seseorang yang sudah tidak asing lagi baginya. Romocha.

Yalencha segera menguasai diri. Ia berdiri tegak, dan perlahan Romocha melepaskan tangannya yang dipakai menahan tubuh Yalencha. Romocha memperbaiki letak ear muff Yalencha. Yalencha menatap mata Yalencha. Begitu pun sebaliknya. Romocha mengangkat alis matanya. "Spasibo," kata Yalencha gugup.

Romocha tersenyum sambil menyingkirkan rambut yang menutup wajah Yalencha, "Kenapa jalan tidak lihat ke depan?"

"Kamu juga, sampai-sampai kamu menabrakku."

Romocha tertawa, "Kamu sadar tidak? Dari tadi kamu menunduk terus. Jadi, siapa yang tidak melihat jalan?"

"Kalau aku tidak melihat, kamu kan melihat jalan, jadi tidak sampai menabrakku."

"Bagaimana aku bisa melihatmu berjalan ke arahku? Ini pertigaan."

Yalencha terdiam. Perkataan Romocha benar. Ia baru sadar kalau ia sedang berada di pertigaan. "Kamu kenapa?" tanya Romocha.

Yalencha menggeleng lalu menunduk. Romocha mengangkat kepala Yalencha. "Aku mencari barangku yang hilang," jawab Yalencha.

"Dimana hilangnya?" tanya Romocha. Yalencha menggeleng. "Sudah dicari di kelas? Mungkin tertinggal," kata Romocha. Yalencha mengangguk. "Kita cari sama-sama ya," tawar Romocha.

"Tapi ini sudah sore. Sudahlah mungkin flashdisk-ku memang harus hilang," kata Yalencha.

"Tapi kan di flashdisk-mu berisi data-data penting."

"Harus bagaimana lagi?" kata Yalencha sambil mengangkat bahunya.

"Sudah-sudah, lebih baik kita mencari bersama-sama."

Akhirnya mereka berdua pergi mencari flashdisk Yalencha.

Senja nautical sudah hadir ditengah pencarian flashdisk Yalencha. Yalencha duduk di bangku taman setelah ia keluar dari gedung fakultasnya.

"Sepertinya, aku harus melupakan masa laluku," kata Yalencha

"Maksudmu?"

"2 bulan yang memory card-ku rusak. Tidak terbaca oleh ponsel ataupun PC, sekarang flashdisk-ku hilang entah dimana."

"Apa hubungannya, kenangan dengan semua itu?"

"Semua kenanganku ada disana. Kenanganku bersama ... saha...," Yalencha menggeleng lalu cepat-cepat mengkoreksinya, "Bersama teman-temanku. Ya teman-teman saat sekolah menengah penuh."

"Kalau begitu kita harus menemukannya."

"Sudahlah, mungkin aku harus melupakannya."

"Tapi, itu semua berisi kenanganmu semasa sekolah menengah penuh. Masa-masa indah, surga remaja."

"Sekolah menengah penuh kan hanya 2 tahun. Apa yang aku bisa perbuat selama 2 tahun? Itu hanya kenangan yang tidak penting," kata Yalencha lalu tertunduk. 'Tidak penting?' batin Yalencha. Yalencha menghembuskan nafas. Otaknya memutar kembali masa lalunya. Saat mereka mengikuti perlombaan di universitas moscow, saat mereka berlibur bersama menikmati sungai Volga, dan saat mereka terbang ke Austria, berfoto bersama di Vienna State Opera. Dan itulah terakhir kenangan mereka, berfoto bersama di Vienna State Opera.

Yalencha tidak menyadari, kepalanya berada di pundak Romocha. Setelah sadar, ia beranjak. "Lebih baik kita pulang. Besok ada test. Aku harus belajar."

Akhirnya mereka pulang. Romocha mengantar Yalencha dan memastikan gadis itu masuk ke dalam apartemennya.


- Masih banyak hal lain yang tidak akan terhapus oleh apa pun dan tak akan pernah hilang walaupun orang yang kita sayangi sudah pergi untuk selamanya > Yoana Dianika - Till We Meet Again

No comments:

Post a Comment

Comment = respect = encourage ^^
Thank you ♥♥♥♥♥