Thursday 6 March 2014

Terdampar di Perpustakaan 2

Seperti biasa, oh tidak. Tepatnya aku baru melakukannya sekali, belajar di perpustakaan. Aku masuk ke perpustakaan tanpa membewa laptop seperti hari sebelumnya, selain karena tidak ada yang membawa laptop, niatku ke perpustakaan adalah mengerjakan tugas Auditing. Hal pertama yang aku lakukan saat masuk perpustakaan adalah, mencari dia. Dia tidak ada. Kulihat jam tangannya yang akan menunjukan pukul setengah 4. Aku baru menyadari, ternyata ia tidak akan ke perpustakaan jika hari mulai sore.

Aku mencari buku di deretan Akuntansi, dan ternyata tidak ada buku yang dimaksud oleh dosenku. Akhirnya aku membawa bukutahun 1983 yang sudah lapuk, lalu kubaca. Tahu tidak? Ada seseuatu yang mengganggu diriku. Aku tidak bisa fokus. Hal yang pertama kutahu penyebab aku tidak fokus adalah di ruangan ini terlalu banyak orang, dan yang kedua, tanpa kusadari aku mencari dia.. Sampai aku pulang, dia belum juga menunjukkan batang hidungnya.

Jam sudah mendekati pukul setengah 4, dan aku segera bergegas keluar perpustakaan sebelum petugas mengusirku. Aku pergi ke pustakawan. Rencananya aku ingin meminjam buku yang aku baca tadi. Kalian jangan salah kira. Buku yang aku pinjam buku Audit loh, bukan novel atau apapun.
Seingatku, jika kita ingin meminjam buku, kita perlu menyodorkan kartu perpustakaan. Kalian, salah mengira kalau aku pernah meminjam buku di sana. Ini adalah kali pertamanya aku meminjam buku di perpustakaan,dan aku tidak tahu tata caranya.

Setelah selesai memberikan kartu perpustakaan dan buku yang akan kupinjam, aku pun pergi menuju pintu keluar. Ternyata tidak sesulit yang aku kira. Tunggu. ada orang yang memanggilku. "Ini catat dulu bukunya disini," kata pustakwan laki-laki sambil menyodorkan buku.

Haruskah? Tadi kan sudah dicatat. Kenapa sih harus dcatat secara manual dan komputer. Hmmm, dengan terpaksa aku menuju meja dan mencatat buku yang aku pinjam.

Aku melihat buku itu. HEBAT.... aku tak mengerti apa-apa. Di sana kita hanya tinggal mengisi identitas buku yang kita pinjam, tapi aku tidak mengerti apa yang perlu diisi. Di sana tertera NIM, Nama lalu jurusan, dengan lancar aku isi. Kolom berikutnya adalah nomor barcode. Nomor barcode? aku mencari barcode buku yang aku pinjam. Yap, aku dapat nomor barcode itu, tapi, kenapa nomot barcode buku yang kupinjam banyak, sedangkan yang lain sedikit dan dimulai angka 1.

Seorang laki-laki berdiri di sebelahku. Ia menunggu giliran untuk menulis buku yang ia pinjam di buku. Akhirnya aku lewat dulu pengisian barcode. Dan aku mencari judul buku yang kupinjam. Buku yang kupinjam memiliki judul yang sangat panjang, Haruskah aku menulis sepanjang itu? Kuliha orang-orang menulis judul buku sebelumku. Ternyata sama panjang juga. Tak lama kemudian, buku yang ada di hadapanku sudah direbut oleh laki-laki yang ada di sebelahku. Healoo, apakah dia tidak tahu, aku sedang menulis di buku itu. Kubiarkan dia menulis terlebih dahulu.

"Nomor barcode-nya yang ini ya." kata pustakawan laki-laki sambil menunjukkan nomor barcode yang seharusnya ditulis.

Oh, ternyata yang itu nomor barcodenya. Aku terus memperhatikan laki-laki yang berdiri di sebelahku. Dan mataku pun membesar ketika melihat NIM-nya yang dimulai dengan 13, APA????  Dia masih 2013, laki-laki. Aku langsung bersumpah, dia bukan seseorang laki-laki "gentleman" yang membiarkan seorang perempuan lebih dulu melakukan semuanya, istilah kerennya, "ladies first". Jangan mentang-mentang dia anak teknik dan aku hanya anak akun lalu dia tidak menghormatiku sebagai kaka kelas.

Sebenarnya aku juga tidak mempermasalahkan umur atau senior dan junior, tapi rasanya sungguh menyebalkan bila sesuatu yang seharusnya giliran kita direbut oleh orang lain.

Akhirnya, dia pergi san aku pun mengisi buku itu, dan setelah itu P-U-L-A-N-G .......

1 comment:

  1. ngomong2 ladies first, aku jadi inget cerita ini... http://www.dakwatuna.com/2012/05/08/20340/asal-mula-istilah-ladies-first/#axzz33x9HKx7C

    Eh, tapi dulu aku pernah loh ketemu cowo yang menganut ladies first. Aku kalo naek angkot kan suka paling ujung, walhasil keluarnya juga suka paling terakhir. Suatu hari, seperti biasa aku nunggu semua orang turun, tapi cowo itu malah ga gerak2, kayak yang nungguin aku turun. Ya udah deh, aku turun duluan. Bener, pas aku udah turun, dia baru turun.

    ReplyDelete

Comment = respect = encourage ^^
Thank you ♥♥♥♥♥