Tuesday 26 September 2017

Tentang Dia

Kali ini... lagi bad mood banget....
Entahlah.. mungin menulis bisa mengobati bad mood nya aku....

Kali ini.... Aku ingin menceritakan tentang pertemuanku dengan dia.
Pertemuan singkat yang terjadi di Rumah Sakit....

Saat itu, tanggal 19 Mei 2017, tepat di hari jumat sekitar jam 11an. Aku membawa “pasien” ku ke Rumah Sakit terdekat karena dia butuh dirujuk akibat luka bakar ditangannya. Aku membawa ke UGD, yang pada saat itu sedang penuh. Pintu UGD kubuka, aku masuk bersama “pasien” ku, dan semua orang yang berada di sana, termasuk dia melihat ke arahku, seperti mengatakan “Siapa lagi yang datang, kenapa lagi?”. Karena UGD penuh, seorang suster menyuruh “pasien” ku duduk di bangkar fleksibel yang kosong. Suster pun bertanya kepadaku, pasien ini kenapa? Ko bisa terjadi seperti ini? Dan bertanya mengenai administrasi lainnya. Aku bersama suster berada di sebuah meja yang tidak jauh dari bangkar.

Aku melihat dia datang ke arah pasien ku, dan menanyakan mana keluarganya. Aku pun menjawab bahwa akulah keluarganya. Dia bertanya kepada “pasien” ku mengenai kronologis kejadian dan mana yang sakit. Entahlah.... pertanyaan-pertanyaan tak bisa kujawab.... aku jadi salah tingkah, padahal, itu adalah kali pertamanya aku bertemu dengan dia. Akhirnya dia hanya mengobrol dengan pasienku.

Yang membuatku kagum tentangnya adalah cara dia berkomunakasi dengan “pasien” ku. Dia bisa mencairkan suasana, dan dia berbicara menggunakan bahasa Sunda. Ada kata kata yang tak bisa kulupakan:
Sok kang kieu keun.... Tiasa teu? Nyeri? Dimana? Di dieu. Sok, ayeuna paksakeun... leuleuskeun... sok paksakeun....

Dia begitu sabar, dan baru kali ini aku melihat kesabaran seorang dokter yang luar biasa seperti dia. Teleponku berbunyi... dan ternyata itu dari spv ku.... dan ada masalah kecelakaan lain, jujur saja, aku malas sekali menanggapinya.... untuk pertama kalinya... aku benci dengan orang sakit. Aku keluar dari UGD, tapi tak lama kemudian dia mencariku. Aku melihat ada keraguan dari dia saat berbicara denganku. Aku tau... banyak yang mengira aku belum cukup umur untuk mengurus hal seperti ini. Haha... maklumlah.. tubuhku kecil dan itu tidak mencerminkan berapa umurku.

Dia menjelaskan mengenai kondisi “pasien” ku, dan dia memintaku untuk mengurus administrasi rontgen. Setelah selesai mengurus administrasi rontgen, aku menemani pasien ke ruang rontgen. Setelah proses rontgen selesai, aku pun kembali ke ruang UGD, dan perawat menyuruh “pasien” ku berbaring untuk dilakukan suntik nyeri. Tapi “pasien” ku menolak dengan alasan takut jarum suntik. Aku pun membantu membujuknya dan.................... dia mendekati aku dan “pasien” ku. Dia tertawa setelah wejanganku untuk pasien selesai. Dia menambahkan.....
Itu sakit ga? Tuh katanya sakit... kalo sakit sok atuh disuntik.. itu suntik anti nyeri....

“Pasien” ku akhirnya mau disuntik. Kami pun tinggal menunggu hasil rontgen. Tapi, aku melihat dia berbicara dengan dokter lain dan menunjuk ke arahku. Dokter lain pun memanggil dia dan meminta dia untuk menunggu hasil rontgen dulu, tapi dia memasang muka memelas dan menunjuk jam tangannya...
Waktu... Please... udah siang mau Jumatan dulu.. Ya....

Seketika itu aku melihat... wibawa dokternya hilang...

Itu adalah hal yang tidak pernah aku lupakan....

Dan entahlah... Jujur saat ini aku kangen dengan dia. Rasanya ingin bertemu lagi... Terkadang aku penasaran .... apa dia masih praktek di sana? Kalau iya, kenapa aku jarang melihatnya? Aku yakin, dia masih praktek disana, karena beberapa kali aku sering melihat resume medis yang ia buat....