Friday 3 June 2011

Biologi

Biologi

1. Sistem pencernaan (uji makanan)

2. Sistem penafasan ( struktur paru-paru)

3. Sistem ekresi (Struktur nefron, proses, tahap, hormon ADH)

4. Sistem koordinasi ( Sistem saraf [output, input, integrasi], pembentuk saraf [neuron, dendrit] + fungsinya, refleks, sadar, kelainan)

5. Sistem saraf + hormon (perbedaannya)

6. Sistem hormon (letaknya)

7. Sistem indera (bagian mata, struktur kulit, kecuali telinga)

8. Sistem reproduksi ( Pembentukan spermatogenesis, oogenesis, menstruasi, KB, sterilisasi, IUD)

9. Sistem imun (Respon spesifik, respon non spesifik)


BAB 9

A. 1. B 6. B 11. E 16. D 21. D 26. B

2. A 7. A 12. A 17. A 22. B 27. A

3. A 8. B 13. A 18. B 23. B 28. E

4. D 9. D 14. C 19. C 24. B 29. C

5. C 10. B 15. A 20. B 25. A 30. D

B. SISTEM SARAF

1. Sistem saraf, sistem indera, system hormon

2. Memberikan respon terhadap rangsangan dari lingkungan eksternal maupun internal kemudian meneruskannya melalui neuron, mengolah, dan meneruskan hasil olahan rangsangan ke efektor, memberikan reaksi terhadap rangsangan

3. Neuron, badan sel, tidak mengandung selubung miclin ataupun neurolema, menghantarkan impuls ke arah badan sel, tipis dengan bentuk panjang dan mengandung neurofibril tetapi tidak mengandung badan nissi, mengantarkan impuls menjauhi badan sel

4. Mengantarkan impuls saraf dari alat indera menuju otak atau sumsum tulang belakang; membawa impuls dari otak atau sumsum tulang belakang menuju otot atau kelenjar tubuh, meneruskan rangsangan dari nekron sensorik ke neuron matriks, sinaps

5. Refleks, lengkung refleks

6. Otak, sumsum tulang belakang, system saraf aferen, system saraf eferen

7. Meninges, durameter, arachnoid, piameter, substansi grisea, badan neuron, substansi alba, serabut saraf

8. Cerebrospinal, cerebrum, thalamus, hipotalamus, infundibulum, mesencephalon, cerebellum

9. Lanjutan dari neuron yang bertugas membawa impuls saraf menuju ke dan dari system saraf pusat; yang membawa impuls saraf dari reseptor menuju ke system saraf pusat, yang membawa impuls saraf dari system saraf pusat ke efektor, 31 pasang, 12 pasang

10. Saraf yang memiliki serabut pra ganglion pendek dan serabut pascaganglion panjang, saraf yang memiliki serabut praganglion panjang dan serabut pascoganglion pendek

SISTEM INDERA

1. Hidung, lidah, mata, telinga, kulit, pembau, saraf olfaktori

2. Pengecap, papilo filiformis, papilo fungiformis, papilo sirkumsalata, pangkal lidah, ujung lidah, sisi lidah

3. Penglihatan, cahaya, otot luris, menggerakkan bola mata, siklera, kornea, memberikan zat makanan pada retina, memperlebar dan memperkecil pupil, mngatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam bola mata, retina, batang, kerucut

4. Keseimbangan, telinga luar, telinga tengah, tulang martil, tulang landasan, tulang sanggurdi

5. Peraba, tekanan, panas, dingin, nyeri

SISTEM HORMON

1. Zat kimia dalam bentuk senyawa organic yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, kelenjar endokrin, dalam pembuluh darah

2. Kelenjar hipofisis mampu mensekresikan bermacam-macam hormon yang mengatur bermacam-macam kegiatan dalam tubuh, kelenjar hipofisis, STH, GH, TSH, ACTH, LTH, FSH, LH, ICSH

3. Tiroksin, triyodotironin, meningkatkan kecepatan reaksi kimia dalam sel tubuh sehingga meningkatkan metabolisme tubuh, parathormon, mengatur konsentrasi ion kalium dan fosfor dalam cairan ekstraseluler

4. Kortison; mineralokortikoid, membantu metabolisme garam natrium dan kalium serta menjaga keseimbangan hormon seks, glukokortikoid, membantu metabolisme karbohidrat adrenlin; mening-katkan denyut jantung, kecepatan pernapasan, dan tekanan darah, noradrenlin, menurunkan tekanan darah dan denyut jantung; pulau-pulau Langerhansl insulin; merangsang hati untuk menyerap glukosa dan mengubahnya menjadi glikogen; glukogan mengubah glikogen menjadi glukosa

5. Ovarium, estrogen, menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita; Progesteron; mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima ovum yang sudah dibuahi; testis; testosterone; merangsang pematangan sperma dan pembentukan tanda-tanda kelamin sekunder pria; plasenta

C. 1. Bagian-bagian neuron beserta fungsinya:

a. Badan sel

- badan Nissi, mengandung protein yang digunakan untuk mengganti protein yang habis selama metabolisme

- neurofibril, berperan dalam pengangkutan nutrient dan penyokong sel

b. Dendrit, berfungsi untuk menghantarkan impuls ke arah badan sel

c. Akson, berfungsi untuk menghantarkan impuls menjauhi badan sel

2. Tidak semua neuron memiliki selubung mielin. Bagian neuron yang memiliki selubung mielin adalah akson, namun beberapa akson tidak berselubung myelin

3. Proses terjadinya penghantaran impuls: dalam keadaan istirahat, serabut saraf berada dalam keadaan polarisasi, artinya permukaan luar membran bermuatan positif

4. Bagian otak yang merasakan lapar adalah otak besar. Impuls saat melihat makanan: cahaya masuk ke mata-kornea-pupil-lensa-retina-saraf-saraf-terbentuk bayangan makanan. Impuls saat mengambil makanan: rangsangan (bayangan makanan)-neuron sensorik-sarf pusat-neuron mototik-efektor (makanan)

5. Aktivitas manusia yang melibatkan saraf simpatik dan saraf parasipatetik contohnya, sewaktu mata kita berada di tempat gelap, saraf parasimpatetik akan memperkecil pupil, tetapi apabila tiba-tiba mata kita disinari cahaya, saraf simpatetik akan memperlebar pupil

6. Pada tengkuk terdapat orak kecil yang tidak dilindungi dengan tengkorak. Oleh karena itu, pukulan pada tengkuk akan mencederai otak kecil. Orang akan pingsan bila otak kecil dicederai karena otak kecil berfungsi mengatur gerakan otot dan keseimbangan tubuh. Cedera pada otak kecil dapat mengganggu keseimbangan mekanisme tubuh (koordinasi sistem gerak tubuh). Cedera yang parah bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan fungsi gerak tubuh.

7. Proses terjadinya gerak berkaitan dengan neuron berdasarkan fungsinya:

Gerak biasa: reseptor-neuron sensorik-pusat saraf -neuron motorik-efektor

Gerak refleks: reseptor-neuron sensorik-neuron konektor- neuron motorik-efektor

8. a. Lobus frontalis merupakan bagian dahi, lobus parietalis merupakan bagian ubun-ubun, lubus temporalis merupakan bagian pelipis, dan lebus oksipetalis merupakan bagian belakang kepala

b. · Daerah dahi berhubungan dengan kemampuan berpikir

· Daerah pelipis dan ubun-ubun mengendalikan kemampuan berbicara dan sahara

· Daerah belakang kepala merupakan pusat penglihatan dan dapat menyampaikan memori tentang apa yang dilihat

· Daerah pelipis terdapat pusat bicara dan juga terdapat pusat pendengaran

· Daerah ubun-ubun, selain pusat berbicara dan juga pusat untuk merasakan dingin, panas, dan rasa sakit

9. Telinga dapat mendengar jika ada gelombang suara. Gelombang suara adalah suatu perubahan rapatan dan renggangan melekul udara yang disebabkan oleh bergetarnya suatu benda. Keras lemanya suara bergantung pada besarnya getaran (amplitude). Sedangkan tinggi rendahnya suara bergantung pada frekuensi. Daun telinga berfungsi seperti corong yang mengumpulkan gelombang suara, kemudian disalurkan ke saluran telinga luar. Gelombang suara akan diteruskan ke tulang-tulang pendengaran. Getaran pada tulang sanggurdi akan menyebabkan tingkat oval bergetar sehingga prilimfe pada skala vestibule juga bergetar. Pada tingkat over terjadi penguatan getaran sekitar 20 kali. Getaran fenilimfe pada skala vestibule akan melintasi membran vestibules sehingga menggetarkan membran berselaris. AKibatnya rambut pada sel rambut akan bergetar terhadap membran tektoria dan menimbulkan impuls yang akan dijalankan ke saraf otak VIII lalu ke karteks otak bagian pendengaran untuk di interprestasikan

10. (a.) Proses melihat dapat terjadi karena adanya cahaya yang dipantulkan dari objek-objek benda yang dipandang. Bayangan objek ini kemudian akan akan masuk melalui pupil dan menembus empat media refraksi, yaitu kornea, aqueous humor, lensa, dan vitreous humor. Bayangan kemudian akan jatuh tepat di retina. Pada retina terdapat neuron-neuron sensori yang akan membawa informasi bayangan objek ke otak. Di otak informasi bayangan objek akan ditransformasi menjadi sensasi.

(b.) Pada orang bermata minus (miopi), lensa mata terlalu cembung sehingga bola mata memanjang. Sebagai akibatnya, bayangan objek yang dekat akan jatuh tepat di retina tetapi bayangan objek yang jauh akan jatuh di depan retina sehingga penglihatan menjadi kabur.

(c.) Lensa kaca mata negatif (cekung) akan membelokkan bayangan objek dan memfokuskan bayangan objek sehingg jatuh tepat di retina.

11. Hormon bekerja atas perintah dari system saraf. Sistem yang mengatur kerjasama antara saraf dan hormon terdapat pula daerah hipotalamus. Daerah hipotalamus sering disebut daerah kendali saraf endakrin

12. Sistem saraf tangga tali pada cacing pipih terdiri dari dua ganglia yang terletak di daerah kepala. Di tiap ganglion terdapat seberkas saraf yang memanjang di bagian lateral tubuhnya. Sistem saraf tangga tali pada cacing tanah berupa dua buah ganglion otak dan serabut saraf yang memanjang disepanjang poros tubuhnya.

Sistem saraf tangga tali serangga terdiri dari serabut saraf yang memanjang di bagian ventral tubuhnya

13. Bagian-bagian mata dan fungsinya:

- Alat tambahan mata: alis mata, kelopak mata, bulu mata, apparatus lakrimali (berfungsi dalam kecantikan dan melindungi bola mata)

- Otot ekstrinsik bol mata: untuk menggerakkan bola mata

- Bola mata terdiri dari:

Kornea: tempat masuknya cahaya untuk diteruskan ke pupil

Iris: mengatur jumlah cahaya yang masuk

Pupil: menerima cahaya

Retina: tempat jatuhnya bayangan dan membentuk impuls untuk dihantarkan ke saraf

14. Telapak tangan lebih sensitive dibandingkan punggung tangan, sebab pada telapak tangan terdapat banyak reseptor dengan serabut saraf sensorik. Sendangkan daerah punggung merupakan daerah yang miskin akan reseptor

15. Penyerapan kalsium oleh tubuh tidak selalu efektif pada tiap tingkat usia. Hal tersebut disebabkan karena penyerapan kasium diatur oleh kelenjar parathormon dengan cara mengatur absorpsi kalsium dalam usus, ekskreasi kalsium oleh ginjal, dan pelepasa kalsium dari tulang

16. Perbedaan system saraf dan system hormon:

Sistem saraf

Sistem hormon

Pengaruh

Sistem saraf

Dapat terjadi

Sangat cepat

Pengaruh system Hormon pada

umumnya terjadi

cukup lambat

17. Hormon yang dihasilkan hifofisis lobus anterior:

- Hormon somatrotopin (hormon pertumbuhan /GH): merangsang pertumbuhan

- TSH (Hormon tirotropsin) perkembangan kelenjar godok; sekresi trikoksin

- ACTH: mengontrol perkembangan aktivitas kelenjar ginjal

- Prolaktin: memelihara korpus luteum dalam memproduksi progesterone dan ASI

- FSH: pada wanita merangsang pematangan folikel dan menghasilkan estrogen pada pria merangsang terjadinya spermatogenesis

- LH: mempengaruhi pematangan folikel dalam ovarium dan menghasilkan progesterone

- ICTH: merangsang sel-sel interstial sestis memproduksi testosterone dan androgen

18. Hubungan insulin dan glukagon saling berlawanan untuk mengatur kadar glukosa. Bila kadar glukosa dalam darah tinggi, pancreas akan mensekresikan hormon insulin, insulin merangsang hati untuk menyerap glukosa dan mengubahnya menjadi glikogen, sebaliknya jika kadar glukosa dalam darah menurun, hormon glukogen akan mengubah glikogen menjadi glukosa

19. Karena tubuh tidak bisa menghasilkan hormon insulin, sehingga glukosa dalam jumlah tinggi tidak dapat diubah menjadi glikogen di dalam hati. Oleh karena itu diperlukan suntikan hormon insulin

20. Peranan hormon dalam proses metamorfosis serangga:

Serangga memiliki hormon otak, hormon tersebut berperan dalam metamorfosis. Hormon otak diekskresikan oleh bagian otak. Adanya hormon otak menyebabkan sekresi hormon eksdison dan memacu otak meningkatkan sekresi hormon juvenile. Hormon eksdison berfungsi pada pergantian kulit (ekdisis). Sedangkan hormon juvenile berperan untuk menghambat proses metamorfosis

Kinerja Ilmiah

1. a. Kulit akan terangkat ke atas

b. · gerak refleks

· karena dilakukan secara tidak sadar

· Bio 2 hal 206

2. a. Bisa

b. Indera perasa, indera pencium

c. Menggunakan perasa sari buah sintetik yang dibuat melalui proses kimia

BAB 10

A. 1. A 6. E 11. E 16. 21. D 26. A 31. C

2. C 7. A 12. B 17. 22. C 27. A 32. D

3. B 8. B 13. E 18. A 23. A 28. E 33. E

4. E 9. A 14. B 19. D 24. C 29. A 34. D

5. E 10. D 15. D 20. 25. A 30. A 35. D

B. 1. Melestarikan jenisnya agar tidak punah, jantan, betina

2. Penis, adanya rangsangan yang menyebabkan rongga-rongga jaringa erektil terisi penuh oleh darah, skrotum, testis, sperma, hormon kelamin jantan. Tubulus semini ferus, epithelium germinal, pembentukan pserma

3. Epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi, uretra, vesikula seminalis, kelenjar prostate, kelenjar cowper

4. Vulva, mons pubis, labium mayor, labium minor, saluran uretra, saluran kelamin, ovarium, ovum, oviduk, menyalurkan ovum dari ovarium menuju uterus, sebagai tempat perkembangan zigot apabila terjadi fentilisasi, vagina; saluran akhir dari saluran reproduksi dalam wanita, menstruasi, peluruhan endometrium

5. Fertilisasi, zigot, endometrium, kehamilan (gestasi)

C. 1. Testis berada di luar rongga rubuh, sebab proses pembentukan sperma atau spermatogenesis membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah dari pada suhu tubuh

2. Isi cairan yang terdapat pada semen yaitu mengalami penambahan berbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris, getah-getah dari kelenjar asesoris berfungsi untuk mempertahankan hidup dan pergerakan sperma. Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikulas seminalis, kelenjar prostate, dan kelenjar cowper

3. Faktor yang mengakibatkan perubahan tersebut adalah sebagai akibat stimulasi hormon gonadotropin hipofisis anterior. Sejumlah hormon yang dihasilkan oleh hipofisis anterior berperan pada pubertas. Caranya dengan merangsang testis untuk mengeluarkan testosterone. Hormon testosterone merangsang perkembangan seks sekunder dengan ciri-ciri tersebut

4. Siklus menstruasi

- Fase menstruasi: terjadi bila ovum tidak dibuahi sperma. Kadar estrogen dan progesterone menurun sehingga ovum terlepas dari endometrium dan terjadi juga peluruhan endmetrium.

- Fase praovulasi: Hipofisis mengeluarkan FSH yang merangsang pembentukan folikel. Selama pertumbuhannya, folikel mengeluarkan estrogen sehingga terjadi pembentukan kembali endometrium

- Fase ovulasi: peningkatan kadar estrogen menyebabkan penghambatan pelepasan FSH dan LH sehingga merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel

- Fase pasca-ovulasi: peningkatan hormon estrogen menyebabkan meningkatnya penebalan endometrium

5. a. Saat memasuki masa pubertasi anak perempuan akan mengalami perubahan hormon yang menyebabkan obsit primer menlanjutkan milosis tahap pertamanya. Oosit yang mengalami melosis akan menghasilkan dua sel yang tidak sama ukurannya. Sel oosit pertama merupakan oosit yang berukuran normal (besar) yang disebut oosit sekunder, sedangkan sel yang yang berukuran lebih kecil disebut badan polar pertama (polosit primer). Selanjutnya, oosit sekunder meneruskan tahap meiosis II. Namun pada melosis II, oosit sekunder tidak langsung diselesaikan sampai tahap akhir, melainkan berhenti sampai terjadi ovulasi. Jika tidak terjadi fertilisasi, oosit sekunder akan mengalami degenerasi. Namun jika ada sperma masuk ke duduk, melosis II pada oosit sekunder akar dilanjutkan kembali. Akhirnya melosis II pada oosit sekunder akan menghasilkan satu sel besar yang disebut ootid dan satu sel kecil yang disebut badan polar kedua (polosit sekunder). Badan polar pertama juga membelah menjadi dua badan polar kedua. Akhirnya pada tiga badan polar dan satu ootid yang akan tumbuh menjadi ovum dan oogenesis setiap satu ogonium

b. Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang mengandung ovum dibuahi oleh sperma. Fertilisasi umumnya terjadi segera setelah oosit sekunder memasuki oviduk. Namun, sebelum sperma dapat memasuki oosit sekunder, sperma harus menembus tiga lapisan, yaitu korona radiota, zona pelusida, dan membran fertilizing. Segera setelah sperma memasuki oosit sekunder, inti atau nucleus pada kepala sperma akan membesar, ekor sperma akan berdegenesis. Kemudian akan terbentuk zigot. Zigot akan ditanam pada endometrium uterus

6. Setelah sperma memasuki oosit sekunder. Inti atau nucleus pada kepala sperma akan membesar. Sebalikya, ekor sperma akan berdegenerasi. Kemudian, inti sperma yang mengandung 23 kromosom (haploid) dengan ovum yang mengandung 23 kromosom (haploid) akan bersatu menghasilkan zigot dengan 23 pasang kromosom (Zn) atau 46 kromosom

7. “LH merupakan hormon pada system reproduksi pria” Lisa menjawab salah untuk pernyataan tersebut, Sebab LH lebih berperan pada siklus mentruasi wanita. LH berfungsi untuk merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf sehingga mengakibatkan terjadi ovulasi

8. LH dengan konstrasi rendah akan menyebabkan tidak terjadinya ovulasi karena fungsi LH pada wanita adalah untuk merangsang pelepasan oosit primer dari folikel de Graat

9. Menstruasi tidak terjadi jika ovum dibuahi sperma karena endometrium tidak meluruh (menebal) untuk menyiapkan penanaman zigot pada uterus.

Mentruasi tidak akan terjadi bila ovum dibuahi sperma sebab korpus luteum akan terus memproduksi hormon estrogen dan progesterone. Meningkatnya kadar estrogen dan progesterone menyebabkan ovum tetap menempel pada dinding uerus yang menebal. Kemudian, ovum dan sperma tersebut akan berkembang menjadi zigot dan akan ditanam (dimplantaskan) pada endometrium uterus

10. Pada persalinan, uterus secara perlahan menjadi lebih peka sampai akhirnya berkontraksi secara berkala hingga bayi dilahirkan. Penyebab peningkatan kepekaan dan aktivitas uterus sehingga terjadi kontraksi dipengaruhi oleh faktor-faktor hormonal dan mekanis hormon-hormon yang berpengaruh terhadap kontraksi uterus, yaitu estrogen, aksitosin, prostonglandin, dan relaksin. Faktor-faktor mekanis yang mempengaruhi kontraksi uterus, yaitu peregangan atau relaksasi otot-otot uterus dan serviks

11. Darah ibu dan janin bercampur di uterus melalui pembuluh darah

12. Keuntungan pemberian ASI baik terhadap anak maupun ibu menyusui:

a. Bagi bayi

- pemenuhan kebutuhan gizi

- mengandung antibody yang merupakan perlindungan alami bagi bayi yang baru lahir

- dapat meningkatkan IQ anak

- terbentuk ikatan emosional yang kuat antara ibu dan bayinya

b. Bagi ibu

- memudahkan ibu yang melahirkan utuk mengurangi berat badan yang bertambah saat kehamilan

- merangsang uterus berkontraksi untuk kembali pada bentuknya semula

- tidak ada botol yang harus dicuci

- sebagai kontrasepsi alami

- ekonomis

13. Jenis kelamin laki-laki karena laki-laki terus memproduksi sel-sel gametnya sepanjang hidupnya.

Sedangkan jenis kelamin perempuan memproduksi sel-sel gamet yang terbatas dalam suatu siklus.

14. - Spermatogenesis merupakan proses pembentukan sperma yang terjadi di dalam testis. Pada spermatogenesis, satu spermatogonia menghasilkan empat spermatozoa, waktu yang dibutuhkan dalam spermatogenesis sekitar 75 hari.

- Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Oogenesis telah dimulai saat bayi perempuan masih di dalam kandungan. Pada oogeneis, satu oogenesis akan menghasilkan satu ovum

15. Gangguan pada system reproduksi wanita:

a. Gangguan mentruasi, terdiri dari amenare, primer danamenare sekunder

b. Kanker genitalia, pada wanita dapat terjadi pada vagina, serviks, dan ovarium

c. Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di luar uterus, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk, atau jatuh di luar uterus, misalnya di paru-paru

d. Infeksi vagina

Gangguan pada system reproduksi pria:

a. Hipogonadisme, yaitu penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interkasi hormon, seperti hormon androgen dantesfosteron

b. Kriptordikisme yaitu kegagalan dari satu atau kedua testis untuk kurun dari rongga nadomen ke dalam skrotum pada waktu bayi

c. Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis, dan sering buan air kecil

d. Prastatitis adalah peradangan psrotat

Kinerja Ilmiah

1. a. Tidak tepat

Yang benar seperti gambar

(Lihat lagi Gambar 10.8c)

b. Pria yang mengalami siklus reproduksi seperti halnya menstruasi pada wanita, tetapi siklus reproduksi pada pria hanya sebatas produksi sperma, kemudian sperma matang, apabila jumlah sperma yang diproduksi sudah banyak akan dikeluarkan melalui mimpi basah

2. a. Ada

b. Adanya proses pembuahan pada telur

c. Gambar dari siswa

BAB 11

A. 1. C 6. D 11. A

2. C 7. B 12. C

3. E 8. A 13. D

4. D 9. C 14. A

5. C 10. A 15. C

B. 1. Imun, penangkal benda asing yang masuk ke dalam tubuh, untuk keseimbangan fungsi tubuh, pendeteksi sel-sel abnormal

2. Kulit; hidung; kelenjar lakrimal; kelenjar saliva’ kelenjar keringat; lisozim; populasi alam bakteri tidak berbahaya, fagositosis, melepaskan senyawa kimia seperti histamine, dalam reaksi alergi, fagositosis, sebagai system imun

3. Respon yang timbul terhadap jaringan tubuh yang rusak, bukan terhadap penyebab kerusakan itu sendiri; inflamasi, fogositosis, respon yang timbul untuk melindungi tubuh dari serangan pathogen dan juga memastikan pertahanan tubuh tidak berbalik melawan jaringan tubuh sendiri; antibody, mediated immunity; antibody; imun primer, respon imun sekunder; yang menyerang langsung organism asing, sel limfosit T.

4. Timbul ketika seseorang menjadi kebal untuk sementara terhadap suatu antigen, karena menerima antibody dari orang lain; kekebalan tubuh pasif alami, kekebalan tubuh pasif buatan; kekebalan tubuh yang dihasilkan karena limfosit teraktivitas oleh antigen yang terdapat dipermukaan sel pathogen, kekebalan tubuh aktif alami; kekebalan fubuh aktif buatan

5. Mikjroorganisme mematikan yang dimatikan, strain hidup yang tidak mematikan; toksin yang dimodifikasi, antigen hasil isolasi; antigen hasil rekayasa genetic, senyawa kimia yang dihasilkan suatu mikroorganisme yang dapat membunuh mikroorganisme lain; mematikan atau menghambat pertumbuhan bakteri lain, tetapi menyebabkan sedikit atau tidak ada kerusakan bagi jaringan tubuh; anti biotic spectrum luas; antibiotic spectrum kecil; antibiotic spectrum kecil yang spesifik

C. 1. 4 mekanisme tubuh alami terhadap pathogen:

a. Pertahanan fisik

Pertahanan fisik berupa kulit, yang mnghalangi jalan masuknya pathogen ke dalam tubuh, kulit juga mensekresi berbagai zat yang menghambat pertumbuhan bakteri, yaitu air mata, sebum (minyak) dan mucus

b. Pertahanan mekanik

Rambut hidung berfungsi sebagai filter udara yang melewati saluran hidung

c. Pertahanan kimia

Air mata, mucus, saliva, dan keringat semuanya mengandung zat kimia yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme

d. Pertahanan biologis

Terdapat populasi alami bakteri tidak berbahaya yang hidup di kulit dan membran mukosa yang menghambat pertumbuhan banyak bakteri pathogen

2. Kita memiliki pertahanan tubuh alami berupa pertahanan fisik, pertahanan kimia, pertahanan biologis, dan juga pertahanan tubuh oleh sel darah putih. Oleh karena itu tubuh kita tidak mudah terserang penyakit

3. Jika tubuh kita terluka maka akan timbul respon imun non-spesifik. Respon tersebut berupa pembengkakan jaringan (inflamasi). Tanda-tanda munculnya inflamasi yaitu:

- Timbul warna kemerahan. Hal tersebut disebabkan pembuluh darah membesar, meningkatkan aliran darah ke area jaringan yang rusak

- Timbul panas. Hal tersebut juga disebabkan aliran darah yang lebih cepat

- Terjadi pembengkakan. Aliran darah yang meningkat menyebabkan makin banyak cairan jaringan yang masuk ke dalam jaringan yang rusak, menyebabkan jaringan membengkak

- Timbul rasa sakit. Jaringan yang membengkak menekan reseptor dan saraf. Selain itu, zat kimia yang dihasilkan oleh sel-sel di area jaringan rusak juga menstimulasi saraf.

Daerah yang terluka juga terkadang sering bernanah. Hal tersebut merupakan sel-sel darah putih yang kalah melawan pathogen, sehingga keluar dari jaringan

4. Pertahanan tubuh alami mencegah masuk ke dalam tubuh, sedangkan jika pathogen telah ada di dalam tubuh terutama di dalam pembuluh darah maka sel darah putih yang berperan untuk melawan patogen

5. Respon imun non-spesifik yaitu respon imun yang timbul terhadap jaringan tubuh yagn rusak atau terluka, bukan terhadap penyebab kerusakan itu sendiri. Respon umun spesifik adalah respon imun yang melindungi tubuh dari serangan pathogen dan memastikan pertahanan tubuh tidak berbalik melawan jaringan tubuh sendiri

6. Sel-sel B memori yang telah “mengingat” pathogen yang menginfeksi, missal tetap hidup untuk beberapa tahun dalam tubuh. Jika pathogen yang sama berusaha menginfeksi kembali, sel B tersebut akan membelah dengan sangat cepat menghasilkan sel-sel B aktif dalam jumlah yang lebih besar lagi, yang semuanya memiliki kemampuan mensekresi antibody spesifik. Respon tersebut dinamakan respon imun sekunder

7. Antibody-mediated immunity, respon imun yang diperantai antibody tidak melibatkan sell-mediated immunity, respon imun yang melibatkan sel-sel yang menyerang langsung organism easing, yaitu sel limfosit T.

8. Fungsi jenis sel limfosit T respon imun:

a. Sel T pembantu (helper T cell) berfungsi untuk menstimulasi sel B untuk membelah an memproduksi antibody, mengaktivasi dua jenis sel T lainnya, dan mengaktivasi makrofag untuk menfagosit pathogen dan sisa-sisa sel

b. Sel T pembunuh (killer T cell) berfungsi untuk menyerang sel tubuh yang terinfeksi dan sel-sel pathogen yang relatif besar (parasit) secara langsung

c. Sel T supresor (suppressor T cell), berfungsi untuk menurunkan dan menghentikan respon imun

9. Antibody dihasilkan oleh sel limfosit dan teraktivitas bila mengenai yang terdapat pada permukaan sel pathogen, dengan bantuan sel limfosit T

10. Saat kita disengat lebih, kulit kita membengkak dan memerah. Hal tersebut disebabkan terjadinya kerusakan jaringan pada kulit yang disengat. Terjadi pembengkakan karena aliran darah meningkat, sehingga cairan jaringan yang masuk ke dalam jaringan yang rusak makin banyak, sedangkan warna kemerahan disebabkan pembuluh darah membesar, meningkatkan aliran darah ke area jaringan rusak.

11. Tubuh dalam keadaan tidak sehat

12. Antibiotik penisilin efektif terhadap penyakit yang disebabkan oleh bakteri tetapi tidak efektif untuk penyakit yang disebabkan oleh jamur, sebab penisilin bekerja dengan cara mencegah pembentukan struktur peptidoglikan yang merupakan komponen penting bagi dinding sel bakteri sehingga dinding sel akan melemah dan pecah. Sementara itu jamur tidak memiliki struktur petidoglikan seperti bakteri.

13. Kekebalan tubuh aktif adalah kekebalan tubuh yang dihasilkan karena limfusit teraktivasi oleh antigen yang terdapat di permukaan sel pathogen.

Kekebalan tubuh pasif adalah kekebaln tubuh yang timbul ketika seseorang menjadi kebal untuk sementara terhadap suatu antigen, karena menerima antibody dari orang lain

14. Vaksinasi adalah pemberian vaksin yang dimasukkan ke dalam tubuh

15. Lima sumber vaksin yaitu:

- mikroorganisme mematikan yang dimatikan

- strain hidup yang tidak mematikan

- toksin yag dimodifikasi

- antigen hasil isolasi

- antigen hasil rekayasa genetic

Kinerja Ilmiah

1. serangan serangga (pentagon)

Masuk ke dalam tubuh


Masuk ke jaringan atau sel-sel dalam tubuh

Patogen dapat menghancurkan system imun dalam tubuh dan menggandakan diri dalam tubuh

Petagon menghancurkan jaringan-jaringan dalam tubuh dengan melepaskan racun



Apabila kekebalan tubuh kita dikalahkan pathogen, tubuh menjadi bengkak, apabila kekebalan tubuh kita mengalahkan patogen, tubuh kita akan baik-baik saja


2. a. Di media A tidak ada bakteri yang tumbuh, sedangkan di media B ada pertumbuhan bakteri

b. Tidak adanya bakteri pada medium A ditunjukkan adanya zonasi disekeliling penisilin, sedangkan di medium B tidak ada zonasi

c. Penisilin berfungsi sebagai penghambat pertumbuhan bakteri. Sehingga bakteri tidak dapat hidup di media A

Semester 1

A. Pilihan Ganda

1. B 6. A 11. B 16. A 21. E 26. E

2. A 7. B 12. B 17. A 22. B 27. B

3. C 8. E 13. C 18. E 23. B 28. C

4. E 9. E 14. A 19. D 24. B 29. D

5. D 10. D 15. C 20. C 25. B 30. B

B. Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas

1. Struktur membran plasma tersusun dalam bentuk fosfolipid bilayer sebab membran plasma bersifat dinamis karena memiliki struktur seperti fluida (zat cair), sehingga molekul lipid dan protein dapat bergerak sisi kepala merupakan sisi hidrifilik (suka air) yang menghadap ke luar membran plasma. Sisi ekor merupakan sisi hidrofolik (tidak suka air) yang bersembunyi di bagian dalam membran plasma

2. · Sesuai gambar siswa

· Fungsi bagian-bagiannya:

- membran dalam merupakan penghalang utama antara sitosol dan enzim nitokondria

- krista mengandung molekul penting untuk menghasilkan ATP

- matriks merupakan ruang yang dikelilingi oleh membran dalam, mengandung beberapa enzim yang digunakan untuk vespirasi seluler, juga mengandung ribosom dan DNA

3. Jaringan meristem menurut asal pembentukannya:

a. Promeristem adalah jaringan meristem yang telah ada ketika tumbuhan masih dalam tingkat embrio

b. Meristem primer adalah jaringan meristem yang ditemukan pada tumbuhan dewasa dan masih membelah diri

c. Meristem sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari jaringan meristem primer

4. a. Selomen merupakan lapisan sel mati di bagian dalam jaringan epidermis pada akar jantung (akar udara) tumbuhan anggrek

b. Sel kipas merupakan alat tambahan pada epidermis bagian atas daun, terutama pada tumbuhan fanili gramineral dan cyperaleare

c. Sel kersis merupakan sel epidermis yang berisi kristal kersik (silica/ SIO)

5. a. Ribosom merupakan butiran kecil nukleopratein yang tersebar di dalam stoplasma. Bahan penyusun ribosom adalah protein dan DNA ribosomal (RNA). Ribosom berfungsi untuk melangsungkan sintesis protein

b. RE tersusun dari kantung pipih dan tabung dua lapis membran yang meluas dan menutupi sebagian besar stoplasma. Ada dua macam RE, yaitu RE kasar (bergranula) dan RE halus (tidak bergranula). RE kasar berfungsi sebagai tempat sintesis protein yang akan ditetapkan di membran sel dan diluar sel. RE halus berfungsi sebagai tempat sintesis lipid. Metabolisme karbohidrat, dan detoksifikasi obat-obatan

c. Badan golgi merupakan kantung pipih bertumpuk yang tersusun dari ukuran besar hingga ukuran kecil dan terikat membran. Badan golgi berfungsi untuk memproses protein dari molekul lain yang akan dibawa ke luar sel atau ke membran sel

6. Pada dasarnya, cairan sitoplasma bersifat hipertonik terhadap lingkungannya sehingga terjadi peristiwa osmosis, yaitu vakrola menyerap air. Akibatnya vakuola membesar dan meningkatkan tekanan air di dalamnya (tekanan turgor) serta mendesak membran vakuola (tanoplas) kea rah sitoplasma.

7. Proses asifikasi yang terjadi pada tulang pipa: Mula-mula pembuluh darah masuk ke perikondrium dibagian tulang diafise. Keadaan ini merangsang sel perikondrium berkembang menjadi osteoblas dan memproduksi tulang keras di bagian lengan. Bagian tengah tulang lengan kemudian terisi pembuluh darah dan osteoklas. Bagian tengah tulang lengan mengalami pengikisan oleh osteoklas sehingga tulang membentuk rongga sumsum. Tulang rawan terus tumbuh memanjang, yang kemudian digantikan oleh tulang spons

8. Jantung reptil terdiri dari empat ruang, yaitu atrium kiri dan atrium kanan, serta ventikel kiri dan ventrikel kanan. Atrium kiri dan kanan dipisahkan oleh sekat yang sempurna, disebut sekat atrium . Sebaliknya, antara ventrikel kiri dan kanan terdapat sekat tidak sempurna, disebut sekat ventrikel. Pada buaya, sekat ventrikelnya hampir sempurna, disebut foramen panizzae.

Jantung burung terbagi dalam empat ruang, yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan, dan ventrikel kiri. Atrium kiri dan atrium kanan dibatasi oleh sekat atrium. Demikian pula ventrikel kiri dan kanan dibatasi oleh sekat ventrikel.

9. Akar terdiri dari beberapa bagian, yaitu leher pangkal akar, ujung akar, batang akar, cabang akar, serabut akar, rambut akar, dan tudung akar.

- leher atau pangkal akar merupakan bagian akar yang bersambungan dengan pangkal batang.

- ujung akar merupakan bagian akar termuda yang terdiri dari jaringan-jaringan yang masih dapat mengadakan pertumbuhan (jaringan meristem).

- batang akar merupakan bagian akar yang terdapat di antara leher akar dan ujung akar.

- cabang-cabang akar merupakan bagian yang tidak langsung bersambungan dengan pangkal batang tetapi keluar dari akar pokok.

- serabut akar merupakan cabang-cabang akar yang halus dan berbentuk serabut.

- rambut-rambut atau bulu-bulu akar merupakan penonjolan sel-sel kulit luar (epidermis) yang sesungguhnya.

- tudung akar (kaliptra) merupakan bagian akar yang terletak palig ujung sebagai pelindung ujung akar yang muda.

10. Ciri-ciri strutur jaringan ikat:

Jaringan ikat merupakan jaringan yang paling banyak terdapat di dalam tubuh. Jaringan ikat berkembang dari mesenkim yang berasal dari mesoderm (lapisan tengah embrio). Jaringan ikat terdiri dari matriks dan sel-sel penyusun jaringan ikat.

11. Liposuction adalah salah satu teknik bedah dengan cara menyedot sejumlah lemak dari beberapa bagian tubuh.

12. Saluran Volkman adalah saluran yang menghubungkan dua saluran Havers.

Saluran Havers adalah saluran yang berisi pembuluh darah dan saraf.

13. Sebab, cairan sinovial merupakan cairan pelumas pada ujung-ujung tulang yang terdapat pada bagian kapsul sendi

14. Otot polos terdiri dari sel-sel otot yang berbentuk gelondong dengan satu inti sel yang terletak di tengah. Aktivitasnya lambat, namun geraknya beruntun.

Otot Jantung memiliki satu inti sel dengan setiap satu sel otot jantung yang membentuk anyaman dengan percabangan. Otot jantung mampu berkontraksi secara ritmis dan terus menerus sebagai akibat dari aktivitas sel otot jantung yang berpautan.

15. Berdasarkan ada atau tidaknya aglunitogen, golongan darah dikelompokkan menjadi golongan darah A, B, AB, dan O.

- golongan darah A, yaitu jika entriosit mengandung aglunitogen-A dan aglutinia-b dalam plasma darah.

- golongan –B dan agluntinin –a dalam plasma darah

- golongan darah AB, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen –A dan B, dan plasma darah tidak memiliki agglutinin.

- golongan darah O, yaitu jika entrosit tidak memiliki aglutinogen –A dan B, dan Plasma darah memiliki aglutinin –a dan b.

Semester 2

A. Pilihan Ganda

1. B 6. B 11. E 16. E 21. C 26. A

2. C 7. D 12. A 17. B 22. A 27. D

3. E 8. A 13. C 18. C 23. B 28. C

4. A 9. D 14. E 19. B 24. C 29. C

5. C 10. C 15. D 20. E 25. D 30. B

B. Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas

1. Akibat defisiensi Vitamin A = xeroftalmia, rabun senja, kulit kasar, kelelahan

Vitamin D = rakhitis, osteomalasia

Vitamin E = penimbunan lemak pada otot, kemandulan, pecahnya eritrosit

2. Burung memiliki saluran pencernaan yang terdiri dari mulut, kerongkongan, tembolok, lambung kelenjar, empedal, usus halus, usus besar, dan kloaka. Makanan dari mulut masuk menuju ke tembolok melalui kerongkongan. Di tembolok makanan disimpan sementara, setelah itu makanan masuk ke dalam lambung kelenjar yang mengeluarkan getah lambung. Di empedal, makanan dihancurkan dengan bantuan pasir atau kerikil. Dari empedal, pencernaan dilanjutkan di usus halus. Pancreas dan hati menghasilkan enzim-enzim pencernaan yang dialirkan ke usus halus. Hasil pencernaan diserap oleh pembuluh darah pada dinding usus halus. Sisa pencernaan dialirkan ke usus besar, kemudian ke rectum dan akhirnya dikeluarkan melalui kloaka.

Reptil memiliki saluran pencernaan yang terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan kloaka. Mangsa yang tertangkap langsung ditelan. Lender yang dihasilkan kelenjar ludah membantu mempermudah penelanan mangsa.

3. Alat pernapasan pada reptile adalah paru-paru. Mekanisme pernapasan reptile terdiri dari fase inspirasi dan fase ekspinasi. Saat fase inspirase, tulang rusuk merenggang dan volume rongga dada meningkat, sehingga paru-paru yang kosong akan terisi oleh udara yang banyak mengandung oksigen. Pada fase ekspirasi tulang rusuk akan merapat, sehingga udara yang mengandung karbon dioksida dan uap air akan terdesak keluar dari paru-paru.

4. Proses pengeluaran zat sisa pada cacing pipih, misalnya Planaria, dilakukan melalui pembuluh bercabang-cabang yang memanjang pada bagian samping kiri dan kanan di sepanjang tubuhnya. Setiap cabang berakhir pada sel-sel api (solenosit) yang dilengkapi dengan silia (bulu getar). Saluran tersebut adalah protonefidium. Silia pada setiap sel api akan selalu bergerak. Akibat gerakan silia tersebut, air atau cairan tubuh dan zat sisa yang sudah disaring di dalam sel api akan terdorong masuk ke dalam saluran ekskresi. Dari saluran ekskresi, cairan tubuh dan zat sisa kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui suatu lubang yang disebut nefridiofer.

5. Cacing pipih, contohnya Planaria memiliki sepasang binting mata pada bagian anterior tubuhnya. Cacing tanah memiliki indera penerima rangsangan di permukaan tubuhnya dan hanya mampu membedakan gelap dan terang sel-sel yang sensitive terhadap rangsangan cahaya terdapat di lapisan kulit bagian dorsal, terutama pada bagian anterior. Cacing tanah cenderung bergerak menjauhi cahaya. Cacing tanah juga peka terhadap rangsangan sentuhan, zat-zat kimia, dan suhu.

6. Cara menjaga kesehatan system reproduksi pria:

- melakukan pemeriksaan organ reproduksi secara rutin

- melindungi testis selama beraktivitas, contohnya tidak menggunakan pakaian terlalui ketat

- mengurangi kebiasaan mandi dengan air panas

- menjalankan pola hidup sehat

- menghindari minuman beralkohol dan rokok

Cara menjaga kesehatan system reproduksi wanita:

- selalu membersihkan mulut vagina bagian luar setalah buang air

- menggunakan obat antiseptic cukup dua minggu sekali, yaitu di pertengahan siklus mentruasi

- tidak menggunakan calana dari nilon

- tidak memberikan bedak pada daerah vagina

- menghentikan kebiasaan menahan air kecil

- segera memeriksakan diri ke dokter apabila ada keluhan

7. Antibiotik harus memiliki sifat foksisitas spesifik, yaitu antibiotik tersebut harus mampu mematikan atau menghambat pertumbuhan bakteri, tetapi menyebabkan sedikit atau tidak ada kerusakan bagi jaringan tubuh.

8. Antibodi akan menyerang bakteri sebelum pathogen tersebut masuk ke dalam sel tubuh. Antibodi dihasilkan oleh sel limfosit B dan teraktivitas bila menghenal antigen yang terdapat pada permukaan sel pathogen, dengan bantuan sel limfosit T. ketika suatu pathogen mencoba menyerang tubuh untuk pertama kalinya, masing-masing antigen yang dimiliki pathogen tersebut akan mengaktivasi satu sel B, yang akan membelah dengan sangat cepat untuk membentuk populasi sel yang besar. Semua sel baru tersebut identik dan mereka semua kemudian mensekresikan antibodi yang spesifik terhadap pathogen yang sedang menyerang tersebut. Aksi antibody terhadap antigen adalah sebagai berikut:

- menyebabkan antigen saling melekat (aglutinasi)

- menstimulasi fagositosis oleh neutrfil

- berperan sebagai antitoksin dan menyebabkan pengendapan toksin bakteri

- mencegah bakteri pathogen melekat pada membran sel tubuh

9. Fungsi protein bagi tubuh adalah sebagai zat pembangun dan pelindung tubuh

10. Makanan yang masuk ke dalam lambung tersimpan selama 2-5 jam. Selama makanan berada di dalam lambung, makan dicerna secara kimiawi dan bercampur dengan getah lambung. Proses pencampuran tersebut dipengaruhi oleh jarak bergelombang yang bergerak di sepanjang lambung setiap 15-25 detik.

11. Oksigen yang berada pada alveolus berdifusi ke kapiler arteri paru-paru.

Oksigen dengan hemoglobin membentuk oksi hemoglobin, kemudian di dalam jaringan oksihemoglobin dipecah sehingga oksigen berdifusi dari kapiler arteri ke jaringan selanjutnya hasil respirasi berupa karbon dioksida dibawa oleh eritrosit menuju paru-paru. Di paru-paru terjadi difusi CO2 dari kapiler vena menuju alveolus. Karbon dioksida akhirnya akan dikeluarkan dari tubuh melalui ekspirasi.

12. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan urin adalah hormon antidiurek (ADH), hormon insulin, dan sejumlah air yang diminum.

13. Karena jantung memiliki otot jantung yang dapat bergerak (berkontraksi) secara ritmis dan terus-menerus dan dikendalikan oleh saraf tak sadar (otot) sehingga pada saat tidur jantung tetap berdetak. Pada saat tidur juga kita melakukan pernapasan secara tidak sadar dan dilakukan secara otomatis dan dikendalikan oleh saraf di otak, sehingga kita tetap bernapas pada saat tidur.

14. Perkembangan seks sekunder pada pria ditandai dengan tumbuhnya rambut pada alat kelamin luar dan ketiak, suara berat dan besar, serta melebarnya bahu karena perkembangan otot dan pertumbuhan tulang.

Perkembangan seks sekunder pada wanita ditandai dengan ciri pengendapan lemak pada kelenjar mamae, tumbuh rambut di alat kelamin luar dan di ketiak, suara melengking, serta kulit menjadi halus.

15. Sistem imun memiliki fungsi:

- penangkal “benda” asing yang masuk ke dalam tubuh

- untuk keseimbangan fungsi tubuh terutama menjaga keseimbangan komponen tubuh yang telah tua

- sebagai pendeteksi adanya sel-sel abnormal, termutasi, atau ganas, serta menghancurkannya.

KUNCI JAWABAN LKS

BAB 9

SISTEM KOORDINASI

PETA KONSEP

Sistem Hormon, Kelenjar, Penglihatan, Pembau, Pendengaran, Pengecap, Peraba, Saraf pusat, Input sensori, Output motoris.

LKK 9.1

saraf, hormon, indera.

A. Sistem Saraf

1. - menerima rangsangan dari lingkungan.

- mengatur dan mengendalikan semua aktivitas tubuh.

- memberi respon terhadap rangsangan.

2. neuron.

Bagian-bagian neuron (dari paling atas, searah jarum jam): Badan Nissl, Anak inti sel/Nukleolus, Inti sel/Nukleus, Nukleus sel Schwann, Nodus ranvier, Selubung mielin, Akson, Badan sel, Dendrit.

3. sistem saraf pusat, sistem saraf tepi.

4. otak, sumsum tulang belakang.

5. Bagian-bagian sistem saraf pusat (dari paling kanan atas, searah jarum jam): Lobus parietalis, Lobus oksipetalis, Cerebellum (otak kecil), Sumsum tulang belakang, Lobus temporalis, Lobus frontalis.

6. Sistem saraf spinal, sistem saraf kranial.

7. sistem saraf yang bekerja di bawah kontrol kesadaran kita, sistem saraf yang bekerja tanpa di atur oleh kesadaran kita.

8. sistem saraf yang kerjanya berlawanan dengan saraf simpatik, sistem saraf yang kerjanya berlawanan dengan saraf parasimpatik.

B. Indera

1. menerima berbagai rangsangan dari lingkungan di sekitarnya.

2. indera penglihatan, pembau, pendengaran, pengecap, peraba.

C. Sistem Endokrin

1. zat kimia dalam bentuk senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin dan berfungsi mengatur aktivitas metabolisme tubuh.

2. - kelenjar.

- organ target.

3. a. (Dari atas ke bawah): Kelenjar hipofisis, Kelenjar paratiroid, Kelenjar tiroid, Kelenjar adrenal, Kelenjar pankreas,

Ovarium, Plasenta, Testis.

b. 1. Kelenjar hipofisis; somatotropin, GH, TSH, ACTH, prolaktin, FSH, LH/ICTH, MSH, oksitosin,

vasopresin.

2. Kelenjar paratiroid; parathormon.

3. Kelenjar tiroid; tiroksin, triyodotironin.

4. Kelenjar adrenal; kortison, adrenalin (epinefrin), noradrenalin (norepinefrin).

5. Kelenjar pankreas; insulin, glukagon.

6. Ovarium; estrogen, progesteron.

7. Plasenta; gonadotropin korion, estrogen, progesteron, somatotropin.

7. Testis; testosteron.

LKK. 9.2

Kegiatan I

Pertanyaan

1. Macam-macam reseptor: Reseptor sentuhan lembut, Reseptor tekanan, Reseptor sentuhan, Reseptor panas, Reseptor sakit (nyeri), Reseptor dingin.

2. Ada. Seharusnya, respon ketika ditetesi lelehan lilin pada saat mata terbuka terjadi sebelum tetesan mengenai kulit sedangkan respon ketika ditetesi lelehan lilin pada saat mata tertutup terjadi saat tetesan telah mengenai kulit. Hal tersebut disebabkan, reseptor mata telah lebih dahulu menerima rangsangan berupa melihat lelehan lilin yang akan diteteskan dan telah mengolah rangsangan tersebut dan diartikan sebagai rasa panas yang harus dihindari.

3. Respon terhadap panas lelehan lilin saat mata terbuka: reseptor pada mata menerima rangsangan berupa melihat lelehan lilin yang akan di teteskan. Rangsangan di bawa oleh saraf sensorik ke otak untuk diolah. Otak kemudian memerintahkan tubuh untuk merespon melalui saraf motorik yang akan terhubung ke organ efektor.

Respon terhadap panas lelehan lilin saat mata tertutup: Reseptor pada kulit menerima rangsangan berupa rasa panas akibat tetesan lilin. Rangsangan di bawa oleh saraf sensorik ke pusat saraf dan langsung diteruskan ke saraf motorik yang akan terhubung ke organ efektor untuk memberi respon.

4. Respon pada saat mata terbuka merupakan gerak yang disadari, sedangkan respon saat mata tertutup merupakan gerak refleks.

Kegiatan II

Pertanyaan

1. Ada, indera yang digunakan saat menangkap bola dengan mata terbuka adalah penglihatan, sedangkan saat menangkap bola dengan mata tertutup adalah pendengaran.

2. (Dari paling kanan atas, searah jarum jam): Otot bola mata (otot siliaris), Kornea, Pupil, Iris, Lensa, Sklera, Retina, Koroid, Otot bola mata (otot rektus lateral), Ruang vitreus, Bintik kuning, Bintik buta, Serabut saraf optik.

Proses melihat: cahaya masuk melalui pupil. Jumlah cahaya yang masuk diatur oleh iris dengan cara membesarkan atau mengecilkan diameter pupil. Cahaya diteruskan ke lensa. Lensa berakomodasi sehingga cahaya jatuh pada retina. Sel-sel reseptor cahaya pada retina akan menerima rangsangan cahaya dan meneruskan impuls rangsangan ke saraf pusat. Di saraf pusat, rangsangan diterjemahkan sebagai benda yang dilihat.

3. Seharusnya respon terhadap arah datangnya bola saat menangkap dengan mata terbuka lebih tepat/sesuai dibandingkan saat mata tertutup.

4. Hal tersebut terjadi karena respon otak terhadap perubahan arah datangnya bola lebih lambat dibandingkan kecepatan datangnya bola.

Kegiatan III

Pertanyaan

1. Bisa, karena pada umumnya aroma buah tersebut telah pernah kita kenali. Pada indera pembau terdapat reseptor-reseptor yang dapat mengenali aroma yang ditimbulkan buah-buahan tersebut. Rangsangan berupa bau akan diteruskan ke otak, dan otak akan menyocokkan bau yang tercium dengan memori terhadap jenis buah yang memiliki bau serupa yang telah tersimpan di otak.

2. Bagian-bagian indera pembau manusia: Sel reseptor olfaktori, Rambut olfaktorius, Saraf otak.

Proses membau: Aroma suatu zat menguap dan memasuki hidung. Sel reseptor yang ada pada hidung akan menerima rangsangan aroma tersebut, dan meneruskan rangsangan ke otak melalui saraf otak. Di otak rangsangan diterjemahkan sebagai bau yang tercium.

Kegiatan IV

Pertanyaan

1. Reseptor asin : di kiri dan kanan ujung lidah.

Reseptor manis: di ujung lidah.

Reseptor asam : di kiri dan kanan bagian tengah lidah.

Reseptor pahit : di pangkal lidah.

2. Rasa pedas yang kita rasakan sebenarnya merupakan rasa “terbakar” akibat sel-sel reseptor pengecap kita terluka oleh zat

yang kita makan. Rasa terbakar yang ditimbulkan diartikan otak sebagai rasa pedas.

Kegiatan V

Pertanyaan

1. Seharusnya ada, sebab memori terhadap nada pada otak pemain musik lebih sering digunakan dibandingkan yang bukan pemain musik.

2. Bisa, dengan sering melatih indera-indera tubuh dalam mengenali musik dan menggunakan alat musik.

3. (Dari paling kiri atas atas, serah jarum jam): Telinga luar, Telinga tengah, Telinga dalam, Tulang martil, Tulang landasan, Koklea, Tulang sanggurdi, Membran timpani, Saluran telinga luar, Daun telinga.

Proses mendengar: getaran bunyi ditangkap oleh daun telinga dan masuk melalui saluran telinga luar. Bunyi akan menggetarkan membran timpani dan melewati tulang pendengaran dan tingkap oval. Selanjutnya, tingkap oval akan bergetar sehingga menyebabkan cairan perilimfe ikut bergetar. Di tingkap oval terjadi penguatan getaran sampai 20 kali. Getaran perilimfe akan diteruskan ke koklea. Di dalam koklea terdapat organ korti yang akan menerima getaran sebagai impuls dan disalurkan ke otak melalui saraf otak. Di otak getaran diterjemahkan sebagai bunyi yang didengar.

LKK 9.3

Pertanyaan

1. Seharusnya, suhu tubuh sesaat sesudah aktivitas meningkat/lebih tinggi dibandingkan suhu tubuh sebelum aktivitas, kemudian beberapa saat setelah aktivitas suhu tubuh akan turun lagi atau kembali normal seperti sebelum aktivitas.

2. Seharusnya meningkatnya proses metabolisme akan mengakibatkan suhu tubuh meningkat juga, sebab metabolisme menghasilkan energi yang akan melepaskan panas.

3. Seharusnya, semakin tinggi peningkatan suhu tubuh, keringat yang dikeluarkan semakin banyak, sebab pengeluaran keringat merupakan salah satu cara tubuh menurunkan suhu tubuh.

4. Ketika suhu tubuh meningkat, hormon akan memerintahkan tubuh untuk mengeluarkan lebih banyak keringat agar panas ikut menguap sedangkan ketika suhu tubuh menurun, hormon akan mengurangi pengeluaran keringat untuk menyimpan panas.

Tugas Kelompok

Contoh penyakit pada sistem koordinasi:

- Sistem saraf : epilepsi, neuritis, Alzheimer

- Sistem hormon : kretinisme, gigantisme, diabetes melitus

- Sistem indera : miopi, hipermetropi, presbiopi, tuli, tumor rongga hidung

LEMBAR EVALUASI

A. Pilihan ganda


1. b

2. e

3. d

4. d

5. c

6. c

7. e

8. c dan e

9. a

10. b


B. Esai

1. (skema sesuai pekerjaan siswa), Mekanismenya: Kenaikan suhu tubuh merupakan rangsangan yang akan menyebabkan hipotalamus memerintahkan efektor merespon. Perintah tersebut diteruskan oleh saraf-saraf tubuh ke organ-organ efektor seperti pembuluh darah dan kelenjar keringat. Pembuluh darah akan membesar sehingga pengeluaran keringat oleh kelenjar keringat juga semakin banyak. Keringat keluar melalui penguapan sehingga menurunkan suhu tubuh. Penurunan suhu tubuh kemudian akan dianggap sebagai rangsangan lagi oleh hipotalamus untuk mememerintahkan respon berupa pengecilan pembuluh darah dan mengurangi pengeluaran keringat. Akibatnya panas dalam tubuh terkumpul dan suhu akan kembali meningkat, dan demikian seterusnya sehingga kestabilan suhu tubuh tetap dipertahankan.

2. (Dari paling atas, searah jarum jam): Tulang martil, Tulang sanggurdi, Koklea, Membran timpani, Saluran telinga luar, Daun telinga.

Proses mendengar: Getaran bunyi ditangkap oleh daun telinga dan masuk melalui saluran telinga luar. Bunyi akan menggetarkan membran timpani dan melewati tulang pendengaran dan tingkap oval. Selanjutnya, tingkap oval akan bergetar sehingga menyebabkan cairan perilimfe ikut bergetar. Di tingkap oval terjadi penguatan getaran sampai 20 kali. Getaran perilimfe akan diteruskan ke koklea. Di dalam koklea terdapat organ korti yang terdiri atas membran basilaris dan membran tektorial. Getaran yang diterima koklea akan menggetarkan membran basilaris dan membran tektorial sehingga menimbulkan impuls. Impuls akan disalurkan ke otak melalui saraf otak dan diterjemahkan sebagai bunyi yang didengar.

3. a. Respon memukul, bergerak menghindar atau usaha menyingkirkan benda tersebut.

b. Respon gerak yang terjadi adalah gerak refleks. Mekanismenya adalah: rasa sakit akibat atau sengatan atau rasa sentuhan benda yang menempel diterima oleh sel-sel reseptor pada kulit. Reseptor kemudian meneruskan rangsangan melalui serabut-serabut saraf sensori ke sistem saraf pusat. Karena diperlukan respon cepat, rangsangan langsung diteruskan ke saraf motorik dan ke organ efektor, dalam hal ini otot, untuk merespon berupa gerakan.

4. Indera menerima rangsangan dari lingkungan dan meneruskan impuls ke otak melalui saraf. Otak menerjemahkan rangsangan sebagai sesuatu yang menakutkan atau mencekam. Hasil penerjemahan berupa respon yang diteruskan oleh saraf ke efektor. Dalam hal ini, efektor berupa perintah bagi kelenjar hipoifisis untuk mensekresikan hormon ACTH yang akan merangsang kelenjar adrenal mengeluarkan hormon adrenalin. Hormon adrenalin akan menuju organ target berupa jantung, dan menyebabkan jantung berdetak lebih cepat.

5. Hal tersebut terjadi sebab rasa enak yang ditimbulkan makanan sebenarnya sebagian besar berasal dari aroma yang diterima indera pembau. Ketika sedang pilek, rongga hidung tertutupi banyak mukus (lendir) sehingga reseptor pembau menjadi lebih tidak peka terhadap aroma.

C. Ekstensi

1. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mekanisme hormon mengatur penyerapan dan pelepasan kalsium dari tulang.

2. Telinga sebagai indera pendengaran memiliki suatu struktur di bagian belakang telinga dalam yang berperan dalam keseimbangan. Struktur tersebut adalah utrikulus, sakulus, dan kanalis semisirkularis, yang terhubung ke saraf otak.

3. Sensasi misalnya rasa panas, dingin, nyeri. Persepsi misalnya indah, bagus, jelek.

BAB 10

SISTEM REPRODUKSI

PETA KONSEP

Organ reproduksi luar laki-laki: Skrotum, Penis.

Organ reproduksi dalam laki-laki: Testis, Epididimis, Vas deferens.

testis menghasilkan: Spermatozoa.

Kelenjar: Cowper/bulbouretra, Prostat.

Organ reproduksi luar wanita: Vulva, Klitoris, Labium mayor, Labium minor.

Organ reproduksi dalam wanita: Oviduk, Uterus, Vagina.

Ovarium menghasilkan: Ovum.

Oviduk tempat terjadi: Fertilisasi.

Uterus tempat tertanam: Zigot.

LKK 10.1

· pembentukan individu baru melalui proses fertilisasi (pembuahan) sel gamet betina dengan sel gamet jantan, pembentukan individu baru tanpa melalui proses fertilisasi.

· sel telur (gamet betina), sel sperma (gamet jantan).

· zigot.

A. Organ Reproduksi Pria

1. (Dari paling atas, searah jarum jam): Kelenjar vesikula seminalis, Saluran ejakulasi, Kelenjar Cowper, Vas deferens, Epididimis, Testis, Skrotum, Penis, Uretra.

a. penis, skrotum.

b. - testis, tubulus seminiferus, sel leydig.

- epididimis.

- vas deferens.

- uretra.

c. - vesikula seminalis

- prostat

- cowper/bulbouretra

2. (Dari atas ke bawah): Spermatogonium, Mitosis, Spermatosit primer, Meiosis I, Spermatosit sekunder, meiosis II, Spermatid, Spermiasi, Spermatozoa.

a. tubulus seminiferus (testis).

b. mitosis, spermatosit primer.

c. spermatosit primer, meiosis, spermatosit sekunder.

d. spermatosit sekunder, meiosis, spermatid.

e. spermatid, epididimis, spermatozoa.

3. a. Tudung akrosom.

b. Kepala sperma.

c. Leher.

d. Ekor.

4. a. pembuluh darah yang ada di sekitar jaringan erektil penis terisi penuh oleh darah.

b. keluarnya cairan sperma dari saluran kelamin pria (penis).

c. - sperma.

- kelenjar vesikula seminalis, prostat, Cowper/bulbouretra.

B. Organ Reproduksi Wanita

1. (Dari paling kiri atas, searah jarum jam): oviduk, ovarium, uterus, endometrium, vagina, labium minor, labium mayor, klitoris, mons pubis.

a. - vulva

- klitoris

- labium mayor

- labium minor

b. - ovarium

- oviduk

- uterus

- serviks

- vagina

2. ovum.

(Dari atas ke bawah): Oogonium, Mitosis, Oosit primer, Meiosis I, Badan polar

Pertama, Oosit sekunder, Meiosis II, Badan polar kedua, Ovum.

a. mitosis, oosit primer, bayi berusia sekitar 5 bulan dalam kandungan.

b. oosit primer, bayi berusia 6 bulan, pubertas.

c. oosit sekunder, badan polar pertama.

d. oosit sekunder, ootid, badan polar kedua, ootid, ovum.

3. dilepaskannya ovum dari ovarium, 28.

C. Pembuahan (Fertilisasi)

(Dari paling atas kanan, searah jarum jam): Oviduk, Fimbrae, Ovarium, Endometrium, Uterus, Serviks, Vagina, Ovarium.

1. fimbrae, oviduk.

2. vagina, oviduk.

3. dinding uterus, gestasi (kehamilan).

D. Menstruasi

1. ovum tidak dibuahi sperma, perdarahan karena peluruhan dinding endometrium yang mengandung

banyak pembuluh darah. Siklus menstruasi.

2. a. fase saat sel telur tidak dibuahi sehingga korpus luteum pada ovarium menghentikan produksi estrogen dan progesteron. Akibatnya, ovum lepas dari dinding endometrium dan keduanya meluruh.

b. fase saat hipotalamus menghasilkan gonadotropin yang merangsang ovarium untuk membentuk

ovum di dalam folikel ovarium dan memproduksi estrogen. Folikel kemudian masak, membentuk

folikel de graaf. Estrogen yang dihasilkan merangsang penebalan endometrium pada rahim.

c. fase saat ovum dilepaskan dari folikel de graaf dan ditangkap oleh fimbrae pada oviduk.

d. fase saat folikel de graaf berubah menjadi korpus luteum yang menghasilkan progesteron. Progesteron menyebabkan penebalan endometrium.

Skema siklus menstruasi (dari atas ke bawah): estrogen, progesteron, ovum lepas dari dinding endometrium, gonadotropin, FSH(Follicle Stimulating Hormone), ovum, folikel de graaf, korpus luteum, progesteron.

E. Kehamilan, Persalinan, dan Laktasi

1. Zigot, Blastula, Uterus. Embrio. Plasenta, Sakus vitelinus, Korion, Amnion. Organogenesis, empat, delapan. Janin/Fetus.

2. a. Estrogen, plasenta, kontraksi uterus.

b. Oksitosin, hipofisis, kontraksi uterus.

c. Prostaglandin, membran pada janin, meningkatkan intensitas kontraksi uterus.

d. Relaksin, korpus luteum dan plasenta, relaksasi/melunakkan serviks dan melonggarkan tulang panggul.

3. ASI. Prolaktin.

a. ASI mengandung antibodi untuk kekebalan tubuh bayi

b. ASI mengandung zat-zat yang diperlukan untuk perkembangan otak bayi

c. Meningkatkan ikatan emosional antara ibu dan bayi

d. Lebih ekonomis

F. Pencegahan Kehamilan dan Keluarga Berencana

1. a. Kontrasepsi mekanik yang digunakan oleh pria untuk mencegah sperma masuk ke alat kelamin pria.

b. Kontrasepsi mekanik yang digunakan oleh wanita untuk menutupi uterus sehingga sperma tidak masuk ke uterus.

c. Kontrasepsi hormon yang dimakan untuk mencegah ovulasi.

d. Kontrasepsi hormon yang disuntik, mengandung hormon progesteron asetat untuk menghambat sperma menembus ovum.

e. Kontrasepsi hormon yang diletakkan di bawah kulit, mengeluarkan hormon untuk mencegah ovulasi.

f. Kontrasepsi mekanik yang diletakkan dalam rahim untuk mencegah terjadinya implantasi embrio pada uterus.

g. Kontrasepsi permanen pada pria dengan melakukan sterilisasi, yaitu pemotongan dan pengikatan saluran kelamin pria (vas deferens).

h. Kontrasepsi permanen pada wanita dengan melakukan sterilisasi, yaitu pemotongan dan pengikatan saluran kelamin wanita (oviduk).

2. Dengan memperhatikan waktu hidup sperma setelah ejakulasi sekitar 48 jam, dan ovum dapat bertahan hidup setelah ovulasi sekitar 24 jam, maka untuk menghindari pembuahan, senggama tidak dilakukan sekurangnya selama 3 hari, yaitu 2 hari sebelum ovulasi dan 1 hari setelah ovulasi. Waktu ovulasi dapat ditentukan dengan menghitung siklus menstruasi dan pengukuran suhu basal badan.

Tugas Individu

Contoh penyakit pada sistem reproduksi: kanker rahim, kanker ovarium, endometriosis, hipogonadisme, prostatitis.

LEMBAR EVALUASI

A. Pilihan Ganda


1. b

2. c

3. d

4. d

5. b

6. d

7. a

8. b

9. a

10. b

11. c

12. d

13. b

14. (ralat) b, c, d, dan e benar semua tapi sebagian besar kasus terjadi di oviduk (jawaban e)

15. b


B. Esai

1. Perbedaan:

Spermatogenesis

Oogenesis

a. Terjadi di testis.

b. Dipengaruhi hormon testosteron.

c. Dimulai sejak masa pubertas.

d. Proses dari awal sampai akhir terbentuk

sperma terjadi terus menerus.

e. Dapat berlangsung seumur hidup.

f. Sperma yang dihasilkan dari setiap

spermatogonium berjumlah empat.

g. Sperma diproduksi bejuta-juta dalam satu siklus.

a. Terjadi di ovarium.

b. Dipengaruhi hormon estrogen.

c. Dimulai sejak masih dalam kandungan.

d. Proses meiosis di masa bayi terhenti sampai

masa pubertas, dan ovum baru terbentuk

sempurna setelah fertilisasi.

e. Berlangsung sampai usia tertentu saja (sampai

masa menopause).

f. Ovum yang dihasilkan dari setiap oogonium berjumlah

satu.

g. Satu ovum diproduksi dalam satu siklus.

2. a. (Dari paling atas, searah jarum jam): Kelenjar vesikula seminalis, Kelenjar prostat, Saluran ejakulasi, Kelenjar Cowper/Bulbouretra, Vas deferens, Epididimis, Testis, Skrotum, Penis, Uretra.

b. Proses spermatogenesis terjadi di dinding tubulus seminiferus yang ada di dalam testis. Sperma yang terbentuk kemudian dilepaskan ke lumen tubulus seminiferus dan dibawa ke epididimis. Di epididimis, sperma dimatangkan dan disimpan. Saat akan diejakulasikan, sperma bergerak ke saluran reproduksi, yaitu vas deferens, saluran ejakulasi, dan uretra. Di saluran tersebut sperma akan melewati tiga kelenjar aksesoris yang masing-masing mengeluarkan cairan dengan komposisi dan fungsi berbeda sehingga membentuk cairan semen. Kelenjar yang pertama adalah vesikulasi seminalis, selanjutnya kelenjar prostat, dan terakhir adalah kelenjar Cowper/bulbouretra yang menyemprotkan sekretnya langsung ke uretra. Sperma kemudian keluar dari uretra dalam bentuk cairan semen.

3. a. (Dari paling kiri atas, searah jarum jam): Oviduk, Ovarium, Uterus, Endometrium, Vagina, Labium minor, Labium mayor, Klitoris, Mons pubis.

b. Proses oogenesis terjadi di folikel yang ada di dalam ovarium. Folikel akan berkembang seiring dengan perkembangan sel gamet, dan akhirnya sel gamet akan lepas dari folikel dalam bentuk oosit sekunder melalui proses ovulasi. Oosit sekunder akan ditangkap oleh fimbrae pada oviduk, dan dibawa melalui oviduk ke uterus. Di oviduk, oosit sekunder yang bertemu sel sperma akan mengalami pembuahan, yaitu sperma masuk ke dalam sitoplasma sel oosit dan inti sel keduanya bersatu. Saat proses pembuahan itu oosit sekunder menyelesaikan perkembangannya menjadi ovum. Pembuahan akan menghasilkan zigot yang kemudian tertanam di dinding uterus dan akan berkembang menjadi embrio.

4. KB dengan sistem pantang berkala didasari oleh adanya suatu siklus dalam produksi ovum. Ovum diproduksi wanita setiap 28 hari sekali, sehingga melalui perhitungan dapat ditentukan saat ovulasi seorang wanita. Dengan juga memperhitungkan waktu hidup sperma setelah ejakulasi dan waktu hidup ovum setelah ovulasi, dapat ditentukan masa suburnya, yaitu masa saat pembuahan sangat mungkin terjadi. Jika tidak ingin terjadi pembuahan, maka pada masa subur tersebut dihindari melakukan senggama/kopulasi.

inti generatif pertama.

C. Ekstensi

1. Menstruasi tidak terjadi sebab selama kehamilan, korpus luteum pada ovarium terus memproduksi progesteron yang akan mempertahankan ketebalan dinding uterus. Ovulasi tidak terjadi sebab tidak ada produksi estrogen oleh ovarium sehingga folikel tidak berkembang.

2. Yang perlu diperhatikan adalah penyebab kemandulan istri atau suami. Keduanya sebaiknya berkonsultasi ke dokter ahli kandungan dan menjalani pemeriksaan lengkap agar dapat diketahui penyebab kemandulan atau penyebab tidak dapat hamil. Jika dimungkinkan, dapat dicoba menggunakan teknologi reproduksi seperti inseminasi buatan, fertilisasi in vitro (bayi tabung), atau ICSI (Intra Cytoplasmic Sperm Injection). Jika perlu, dapat menggunakan donor sperma atau donor ovum, namun kode etik harus sangat dipertimbangkan. Jika kemandulan tidak dapat diatasi dengan teknologi reproduksi, mengadopsi anak dapat menjadi alternatif.

BAB 11

SISTEM IMUN

PETA KONSEP

Mekanik, Kimia, Biologis, Spesifik, Nonspesifik, Eosinofil, Basofil, Limfosit, Limfosit T, Limfosit B

LKK 11.1

· Sistem imun, pertahanan fisik, pertahanan mekanik, pertahanan kimia, pertahanan biologis, pertahanan sel darah putih.

· Minyak, mukus, dan air mata; silia dalam saluran pernapasan; enzim pada saliva, keringat, dan asam lambung; populasi alami bakteri di kulit.

· Netrofil, monosit.

· Eosinofil.

· Reaksi inflamasi (pembengkakan).

· Nonspesifik.

· Limfosit, limfosit T, limfosit B, spesifik.

· B, antibodi, T.

Tugas Individu

Contoh mikroorganisme flora normal tubuh: berbagai spesies Lactobacillus di alat reproduksi wanita (vagina), Escherichia coli pada usus manusia.

LKK 11.2

A. Respon imun nonspesifik

1. a. pembengkakan akibat reaksi terhadap kerusakan jaringan.

b. basofil.

c. mencegah penyebaran infeksi ke jaringan lain, memberi informasi pada komponen sistem imun lain tentang adanya

infeksi, dan mempercepat proses penyembuhan.

2. a. penelanan dan pencernaan patogen atau benda asing oleh sel darah putih.

b. netrofil, monosit, menelan patogen atau benda asing lalu dibawa ke vakuola sel dan dicerna oleh enzim litik.

c. membantu menghancurkan patogen atau benda asing penyebab penyakit atau infeksi.

B. Respon imun spesifik

1. a. antibodi, sel limfosit B.

b. sel limfosit T.

c. - Sel limfosit B plasma, memproduksi antibodi dan mensekresikannya ke sistem sirkulasi tubuh.

- Sel limfosit B memori, mengingat suatu antigen spesifik untuk respon yang lebih cepat saat infeksi kedua.

- Sel limfosit B pembelah, menghasilkan lebih banyak sel limfosit B.

2. a. sel limfosit T

- Sel limfosit T pembantu, mengontrol komponen respon imun lain.

- Sel limfosit T pembunuh, menyerang sel patogen atau sel tubuh yang terinfeksi secara langsung.

- Sel limfosit T supresor, menurunkan atau menghentikan respon imun.

· Alami, aktivasi limfosit oleh antigen patogen yang menginfeksi tubuh atau benda asing, aktif alami, plasenta, ASI, pasif alami.

· Vaksinasi, aktif buatan, serum antibodi, pasif buatan.


LEMBAR EVALUASI

A. Pilihan ganda


1. e

2. c

3. d

4. b

5. b

6. b

7. a

8. e

9. c

10. a

B. Esai

1. Respon imun spesifik timbul sebagai reaksi terhadap antigen tertentu yang dikenali sebagai benda asing oleh tubuh. Respon imun nonspesifik timbul sebagai reaksi terhadap jaringan tubuh yang rusak, bukan terhadap antigen tertentu yang dimiliki patogen atau benda asing penyebab kerusakan tersebut.

2. Sel darah putih yang berperan dalam reaksi inflamasi adalah basofil sedangkan pada fagositosis adalah monosit dan netrofil. Reaksi inflamasi membantu pertahanan tubuh secara tidak langsung, artinya tidak langsung menghancurkan antigen atau benda asing namun memberi informasi pada komponen pertahanan tubuh lain yang dapat menghancurkan benda asing tersebut, sementara fagositosis langsung menghancurkan benda asing dengan cara menelan dan mencerna benda asing tersebut di dalam sel menggunakan enzim litik.

3. (bagan disesuaikan dengan pekerjaan siswa), mekanisme pertahanan tubuh adalah berupa pertahanan fisik, mekanik, kimia, biologis, dan sel darah putih. Masing-masing jenis pertahanan tersebut diberi contohnya dan disebutkan fungsinya.

4. Antibodi membunuh kuman penyakit dengan cara berikatan dengan antigen yang terdapat di permukaan sel kuman penyakit. Selanjutnya antibodi akan menyebabkan antigen saling melekat, mencegah pelekatan sel kuman dengan membran sel tubuh, serta menstimulasi fagositosis oleh sel darah putih. Antibodi juga dapat berfungsi sebagai antitoksin yang mengendapkan toksin kuman penyakit, jika ada.

5. Kekebalan tubuh buatan didapatkan dengan cara vaksinasi atau pemberian serum antibodi.

C. Ekstensi

1. Bersin merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh kita. Bersin umumnya terjadi apabila partikel yang dianggap benda asing oleh tubuh, misalnya debu, memasuki hidung dan menyentuh rambut hidung serta lapisan mukosa hidung. Partikel tersebut akan memicu dilepaskannya histamin, yang berperan sebagai sinyal menuju otak. Sinyal ini menyebabkan otak memerintahkan saraf dan otot tubuh untuk melakukan mekanisme bersin.

2. Kekebalan tubuh terhadap virus tertentu disebabkan sistem imun kita memiliki ingatan terhadap antigen yang dimiliki virus tersebut. Hal ini menyebabkan ketika virus dengan antigen yang sama menyerang tubuh kita lagi untuk kedua kalinya, sistem imun dapat segera merespon dengan cepat sehingga kita tidak sakit. Meski begitu, virus-virus tertentu, seperti virus influenza, memiliki kemampuan mutasi yang sangat cepat sehingga antigen yang dimilikinya berubah-ubah. Antigen yang berbeda akan menyebabkan sistem imun tidak mengenali kembali virus influenza tersebut dan akibatnya tidak dapat merespon dengan cepat sehingga kita dapat terserang influenza kembali.

3. Alergi merupakan salah satu gangguan sistem imun yang digolongkan dalam hipersensitivitas. Alergi timbul karena dipicu oleh benda atau zat yang kemudian disebut alergen. Alergen dapat berupa debu, serbuk sari, obat atau bahan makanan tertentu, dan lainnya. Alergi ditandai dengan aktivasi sel darah putih (basofil) yang sangat berlebihan sehingga menghasilkan respon inflamasi yang ekstrim. Penyebab alergi terutama adalah faktor genetis dan dapat juga dipicu oleh faktor lingkungan, sehingga dapat berbeda pada setiap orang.



No comments:

Post a Comment

Comment = respect = encourage ^^
Thank you ♥♥♥♥♥