Wednesday 13 March 2013

To be an "editor"


Hola guys, udah lama ya ga posting, ini udah masuk bulan Maret, bisa dibilang pertengahan bulan Maret, dan aku? Ya, aku baru posting satu. Kali ini aku mau cerita tentang kesibukan aku. Kalian boleh bilang aku emang sibuk apa emang so sibuk, tapi kenyataannya aku nggak punya waktu lagi buat cerita di blog. Aku Cuma bisa mantau gimana perkembangan blog aku dari statistik, komentar, atau sekedar cek dashboard ada lomba apa aja.

Kado terindah saat usia aku 19 tahun adalah ketika aku dinyatakan lulus menjadi edoitor majalah kampus. Dan nggak nanggung-nanggung aku ada di urutan pertama di daftar siapa aja yang masuk ke divisi editor, dan itu artinya akulah yang menjadi koordinator buat divisi editor. Cuma berhubung GUE CEWEK, dan “IT’S IMPOSSIBLE” so, aku diganti jadi sekretaris editor aja. Hmm, antara keberatan dan nggak juga sih. Keberatan karena, udah kita-cita aku bisa kesampaian dan ga tanggung-tanggungnya jadi koornya langsung gitu ya dan itu kesenangan yang nggak bisa digantikan oleh apapun. Kalau senengnya, akhitnya bukan aku yang harus laporan dan banyak omong ke dewan redaksi alias dosen-dosen. Itu kan udah degdegan banget kalo di introgasi sama dosen. OMG, dan parahnya GUE BELUM BACA UU PLAGIAT *males*. Selain itu juga, ada juga sih yang pengen ngajuin jadi editor, tanpa permisi bilang ke koor aslinya yang ditunjuk sama dewan redaksi. Sedih juga sih....

Oke, kali ini aku mau cerita. EDITOR EDITOR.... sempat terpikir, pengen jadi akuntan sekaligus jadi editor. Dan itu bisa terlaksana di tanggal 28 februari. Kadang suka heran sebenarnya aku lahir tanggal 27 apa 28 ya, ko kejutan selalu ada tanggal 28. Dulu pas smp, dapet surprise tanggal 28, dan sekarang juga. Entahlah.....

Dulu, ngebayangin bangga banget jadi seorang editor. Sekarang? Bisa dibilang kata itu kata yang paling aku benci sekaligus kata yang aku suka juga. Benci, benci banget karena ternyata jadi editor itu susah, ga gampang, nyita banyak waktu.  Berkecimpung di dunia pers itu ga gampang guys, sering rapat sambil ga ngehasilin apa-apa. Sering debat sambil gatau solusinya apa. Bahasa sederhananya BUKAN GUE BANGET.
Benci banget, waktu tau ternyata editor bikin artikel juga. Kirai Cuma ngedit doang, dan ternyata itu tugasnya proofreader. -.-“ disini aku juga sambil ngedit sih. Terus si editor juga bikin editorial. Tau editorial apa? Sejenis pendapat tentang topic yang lagi hangat. Berhubung ini majalah kampus, jadi seputaran mahasiswa. Dan harus tau, kali ini aku ditugasin bikin apa. Bikin artikel “Pecahkan Stagnasi Pemuda, Berkarya untuk Bangsa.” Oh man, artikel macam apa itu. Bukan jelek sih, tapi lebih ke GUE nya yang BEGO. Stagnasi? Bahasa mana pula itu. Bahasa DPR. Aduh, aku nggak suka politik, apalagi apatis bangetlah sama mahasiswa yang demo. Peduli gue gitu mereka mau ngapain juga. Dan mulai sekarang harus suka politik. Harus jeli liat berita apa yang lagi trend. Harus ikut bersua tentang aksi mereka. -.-“ intinya itu bukan GUE BANGET. :’(

Jujur, pengen nangis waktu dapet tugas kaya gini. Tapi inget, udah nanda tangan kontrak selama 1 tahun. Inget gimana perjuangan wawancara, gimana dewan redaksi mau nerima aku yang ga punya pengalaman sedikito pun di organisasi. Inget cita-cita yang berkecimpung di dunia jurnalistik, apalagi editor. Sekarang cita-cita udah di depan mata, terus harus aku sia-siain?

Udah stress, denger kata-kata aneh. Mendadak jadi linguis, ahli bahasa. :’(. Inget banget, pertama kali denger kata civitas. Kalau dari kalimat sih ngerti civitas itu kaya ke mahasiswa gitu lah. Tapi bukan itu yang jadi permasalahan. Itu kata asing apa kata dalam negeri? Ini berpengaruh buat tulisan miring apa nggak. Stress nyari itu kata. Waktu search di KBBI, nggak ada kata civitas. Mungkin kata asing. Coba search di kamus cambridge. Ga ada juga. Jadi itu kata dari mana coba. Eh, pas di search di kamus offline, ada dong artinya. Artinya tuh pelajar, mahasiswa. Aneh ya, bukannya kamus cambridge yang english to english yang lengkap? Gatau lah. Sebenarnya ga yakin itu dari bahasa inggris, karena biasanya bahasa inggris tuh suka pake ies, kaya civities ya kalian juga tau lah ya. Terus googling, dari mana itu kata. Dan nemu, ternyata tu kata dari BAHASA ROMAWI, -.-“ artinya semua yang ada di universitas, seperti dosen, mahasiswa, mereka masuk civitas. Lega, pecah telor jugaaaa....

Guys, jadi editor tuh nggak gampang, apalagi jadi editor kaya aku, ngedit sesuatu yang nggak aku kuasai materinya. Kaya dunia politik. Aku pengen jadi editor, tapi lebih ke proofreader, pengen baca karya sastra orang. SASTRA ya, kaya novel, cerpen dkk, bukan kaya gini -.-“ tapi, ya jalanin aja sih ya, semoga ini jalan menuju karir J Amiiiin J SEMANGAT.

7 comments:

  1. waaa, selamat yah :D

    stagnasi? apakah itu? tapi emang yah, kalo artikel2 gitu suka pake istilah2 khusus..

    oooh, jadi editor itu harus nulis editorial.. editor, editorial.. hihihi, ternyata editor ama editorial itu ada hubungannya ya? *plak*

    sebenernya aku agak heran juga sih ama artikel yang pake bahasa penuh istilah khusus gitu.. artikel itu dibuat untuk memberikan informasi ke orang2 kan? tapi kenapa artikel2 itu suka pake bahasa yang belum tentu dimengerti banyak orang?

    ReplyDelete
    Replies
    1. kan biar pembacanya terpukau sal, "gila, nih orang kosakatanya keren abis." gitu...
      iya nih, strees sal. Aku emang suka baca, suka nulis, tapi lebih ke fiksi gitulah. Bukan kaya ginian.

      Delete
  2. jadi nulis artikel teh untuk `tebar pesona`? =))

    jadi kamu mah sekarang belajar ngetranslate istilah umum ke istilah khusus ya?

    klo di bidang farmasi mah si apotekernya malah harus bisa nge-translate istilah2 aneh dunia farmasi ke orang2 awam ._.

    hahaha, welcome to the real world, di mana dunia tak seindah di dalam novel...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya sal, tebar pesona mempertunjukan seberapa besar orang itu pintar. -.-"
      yah, sal aku justru ga kaya pembuat artikel kebanyakan, aku PD aja dengan gaya bahasa aku *masa*. tapi sal, aku ga suka sama kosakata yang menjelimet gitu. justru semakin bahasanya tinggi, semakin males orang baca, iya ga?
      makannya, aku buat se-sederhana mungkin

      Delete
    2. iya, kalo kosakatanya terlalu menjelimet, orang yang bacanya malah ga ngerti apa yang dia baca *pengalaman* -.-"
      yaaaay~ baguslah kalo sederhana~ ntar liat yah~ *plak*

      Delete
    3. Kamu mau liat tulisan-tulisan aku?
      Tar aku kirim via email deh ya. Btw aku belum nge add kamu di fb loh. :D
      Ngalem yak!!!

      Delete
    4. mau~ siapa tau bisa menginspirasi aku untuk menulis laporan anfisman.. *apa hubungannya anfisman sama politik?* =))

      zzzz... cepet add sebelum masa peng-add-annya abis.. =_=

      Delete

Comment = respect = encourage ^^
Thank you ♥♥♥♥♥