Thursday 12 December 2013

#9

OSPEK....
Yup, kata yang cukup mengerikan bagiku. Kata yang membuatku menumbuhkan pikiran-pikiran negatif. Ya, miris memang kalau mendengar cerita mahasiswa yang meninggal gara-gara OSPEK, seperti yang sekarang sedang gempar-gemparnya. Disuruh ini itu, dengan bahasa kasarnya sih disiksa. Oke, di sini aku ingin bercerita tentang aku, kuliah-ku, dan OSPEK...

Aku bersyukur, karena kampusku tak pernah mengenal kata OSPEK jurusan yang memang lebih mengerikan dibandingkan OSPEK yang ditangani langsung oleh BEM kampus. Mereka tak pernah menyiksa, bahkan rangkaian OSPEK yang ditangani BEM lebih ke pengenalan kampus daaaaan, aku hanya duduk manis di aula saja, dan tertidur pulas saat mendengarkan pejabat kampus “mendongeng”.

Sebenarnya, kampus-ku mengenal kata ospek jurusan, tapi lain dengan kampus biasanya. Kami harus melakukan ospek itu selama 1 taun. Ya, 1 tahun lamanya. Di kampusku semuanya wajib mengikuti himpunan jurusan, kalau tidak dianggap nohim (non-himpunan) dan itu artinya terlepas dari ospek jurusan. Dan kalian tau? Aku adalah bagian dari itu, nohim. Menurutku, tak merugi jika aku tak ikut organisasi itu. Ya, walaupun banyak kerugian kalau dipandang oleh orang bijak. Pertama, aku tak akan mendapat atribut jurusan, seperti jaket, syal, dan baju jurusan, tapi bagiku itu tak masalah, aku lebih senang memakai pakaian-pakaianku ke kampus dan tentunya aku juga tidak ingin menunjukkan identitasku sebagai mahasiswa akuntansi. Apa pentingnya coba? Aku lebih suka inveisble. Kedua, aku tidak bisa menjadi panitia kampus, seperti panitia dalam acara Pengenalan kehidupan kampus (OSPEK yang diselenggarakan BEMA), itu juga tidak masalah bagiku. Sudah kubilang, aku tidak ingin dikenal banyak orang sebagai Eva. Tapi, aku ingin dikenal sebagai seseorang yang misterius, seperti Ilana Tan, aku suka cara dia menutupi identitasnya. Banyak orang yang mengenal dia, tapi tidak tau jelas siapa dia. Ketiga, aku tidak akan mendapatkan sertifikat bahwa selama aku kuliah aku mengikuti organisasi. Yang ketiga ini cukup membingungkan. Pernah dengan tidak? Saat kerja nanti keterlibatan kita dalam berorganisasi dipertanyakan. Katanya, kalau kalau tidak pernah ikut organisasi bisa sulit bekerja. Hmmm, aku was-was, karena selama 12 tahun aku bersekolah, tak satu pun aku organisasi yang pernah aku ikuti. Hmmm, tapi disaat kebingungan itu-lah teman-temanku datang dan memberi semangat, bahwa tidak semuanya seperti itu. Yeah, aku suka dengan teman-temanku. J Aku yakin, aku memiliki kempampuan yang baik dan bisa bersaing dengan orang-orang berorganisasi.

Baiklah, di sini aku akan bercerita sejarah aku memilih nohim....

Aku memiliki marga A (bergolongan darah A), aku memiliki komitemen yang kuat dan sebisa mungkin aku menepati janji-janjiku. Saat aku mengikuti himpunan, aku beberapa kali tidak masuk (ikut kumpul) karena teman-temanku seangkatanku sendiri. Mereka malas kumpul. Ya, aku pun begitu, tapi kumpul adalah kewajibanku dalam organisasi, dan aku tidak suka melakukan pekerjaan yang setengah-setengah. Hari-hari kulewati dengan beberapa kali aku tidak kumpul. Sampai memuncaknya, aku dan teman yang ikut kumpul dihukum gara-gara teman yang tidak ikut kumpul. Tidak hanya itu, senior dengan sinisnya memandangi kami semua dan memarah-marahi kami. Aku tidak suka dengan kepura-puraan mereka, cara mereka mengajarkanku. Aku tau, aku bukan orang yang sempurna, aku juga sering melakukan kesalaha, tapi aku tak suka diajari oleh orang yang dirinya sendiri saja tidak becus. Contoh, waktu kami tidak kumpul organisasi, kami dimarahi, tapi saat waktu santai, mereka malah menjerumuskan kami. Komitmen dikit kali. Aku kesal, mereka seolah-olah mengadu domba kami. Ya, mereka selalu bilang, mereka melakukan ini latian untuk menghadapi dunia kerja. Hmm, tapi aku bisa bertahan dengan caraku sendiri di jalan yang benar, karena aku yakin Tuhan akan selalu merestui langkahku jika aku benar. Ya, walaupun itu pahit, tapi aku senang menjadi diriku sendiri dan mengikuti apa yang menurutku benar.

Oke, begitulah kira-kira yang membuatku malas untuk bertahan di himpunan. Aku memutuskan keluar kita salah satu atribut angkatanku diambil (waktu itu aku baru mendapat syal). Diambil karena kami dihukum. Nah, disana semua orang berdalih yang membuatku muak dengan omongan-omongan mereka. Please gitu ya, tujuanmu kuliah ya belajar, kalau kau sudah becus dengan belajarmu, langkahkan ke prioritas kedua, atau ya, utamakanlah prioritas utamamu. Di situ aku ingin keluar. Dan tibalah saatnya ketika pengambilan atribut. Ya, kita harus datang di saat musim hujan. Waktu itu bulan januari 2013. Yup, musim hujan itu dingin sekali, dan jujur saja, aku tak kuat dengan musim dingin. Yang kurasakan adalah, kedinginan tentunya, gatal-gatal, dan sakit perut yang bisa membuatku bulak-balik ke wc. Saat pengambilan atribut, aku memutuskan tidak ikut, dan aku tak bilang pada sang koordinator. Aku sudah menjadi seseorang yang cuek. Yep, dan saat ada pengambilan susulan atribut, aku tidak ikut. Aku takut. Aku tau senior tak akan memberikan dengan semudah itu, pasti banyak syarat, dimarahi di depan umum, dan yaaaa dipermalukan. Oh man, harga diriku lebih tinggi dibandingkan atribut itu. Tanpa atribut itu aku bisa hidup dan mungkin hidupku jauh lebih tenang.

Percaya tidak? Awalnya aku juga ragu untuk keluar dari sana, tapi hal yang membuatku yakin keluar adalah, aku menemukan organisasi yang merupakan hobi-ku. Majalah kampus. Yeah, aku ikut itu dan mengikuti serangkaian wawancara, dan aku diterima. Ya, aku fix tidak ikut himpunan.

Atribut kedua pun akan segera dibagikan, ada rumor kalau yang tak memiliki atribut pertama boleh ikut, tapi sayangnya, aku tak tergiur itu. Aku yakin, tak mungkin tak apa-apa, pasti nanti aku akan dipermalukan. Aku putuskan tidak. Waktu itu yang memutuskan nohim adalah Aku dan Anggi. Awalnya aku dan dia tidak begitu dekat. Aku mulai dekat, semenjak dia nohim. Kami berdua berkeliaran di gedung jurusan tanpa atribut dan itu sudah cukup menyita dan membuat senior geram.

Dulu, aku hanya dekat dengan Asti, Puput, dan Nuridha saja. Ya, waktu ditanya mau ikut ospek untuk dapat atribut, aku jawab aku tidak ikut dengan alasan atribut pertama dan aku kesal dengan senior yang terlihat so di depan junior. Tak disangka mereka pun memutuskan tidak ikut karena “ada teman” ditambah mereka juga punya alasan tersendiri. Setelah itu, Fini yang cukup dengan Puput nanya dan akhirnya Fini juga ga ikut dengan alasan dia sendiri. Winda yang dekat dengan Fini pun sama..... Akhirnya, aku, Asti, Puput, Fini, Anggi, Winda, Nuridha memutuskan tidak ikut ospek itu. Ya pendukungnya sih “teman juga ada yang ga ikut”. Nah, dari situ kami mulai bercerita, apa sih alasan yang ngebuat kami ga ikut. Kita dengarkan satu persatu, lalu ada yang bertanya juga, bagaimana kalau senior nanya ini, kalian jawab apa. Sampai akhirnya tiba, kami dipanggil oleh ketua himpunan dan tentunya diintrogasi. Ya, begitulah. Semenjak itu, kami jadi objek bagi senior, senior menatap kami semakin geram, dan bisa dibilang kami terkenal di jurusan. Terkenal dengan aksi berontak kami, dan kekompakkan kami melawan mereka. Yeah, dari situlah kami mulai dekat. Dekat dan dekat. Sebenarnya ada 3 orang teman dekat kami yang memilih himpunan, dan tentu saja kami juga tidak mempengaruhi mereka untuk menjadi pengikut kami. Kami menghargai perbedaan, malah mendukung teman kami yang masih bertahan. Itu juga yang membuatku kagum pada teman-temanku. Ketiga teman kami itu Aya, Mamih, dan Ilma.

Semakin hari, kami semakin dekat, mulai dari belajar, saling nge buli, dan diskusi tentang himpunan kalau-kalau suatu saat kami diintrogasi kembali. Percayalah, kami melakukan diskusi itu karena sebagian besar dari kami bukan orang pemberontak dan berani mengeluarkan pendapat. Disitulah kami berlatih. Bagian ini yang ahli adalah Fini, yang cukup berpengalaman dalam berorganisasi. Kami semakin dekat, saking dekatnya banyak yang iri kepada kami. Termasuk teman kelas kami. Mereka seperti anak SD, SMP, SMA yang begitu egois. Bayangkan permasalahan GAP, kubu dibahas. Apa ada yang salah dengan GAP ataupun kubu? Selama tidak saling menjatuhkan, tidak masalah. Ini hanyalah masalah kenyamanan saja. Ya, sudah kubilang tadi, kami memang dekat dan bisa dikatakan kompak. Kami selalu melengkapi satu sama lain. Nuridha yang pintar bisa mengajarkan kami semua hal-hal yang berbau akuntansi. Aku yang gila novel dengan hebohnya menceritakan tentang novel-novel yang kubaca dan menularkannya. Puput yang memiliki sifat polos sering bercerita bagaimana pertama kali ia masuk ke MAN dan harus beradaptasi dengan orang-orang muslim yang begitu taat. Fini yang sangat berpengalaman dalam beorganisasi akan dengan senang hati berbagi trik-trik atau kebiasan dalam berorganisasi, dan bagaimana cara menyelesaikannya. Winda yang pendiam, peka dan bijak, akan selalu menjadi penengah bagi kami saat kami sedang marahan, atau kondisi sedang memanas. Asti si K-Pop-ers yang unik adalah virus tawa, dia benar-benar penghibur bagi kami semua. Kepolosan mamih selalu mengundang gelak tawa kami. Ilma yang pendiam dan mengikuti arus kami membuat kami dengan mudah bekerja sama bila kami sedang jail. Aya yang narsis dan jago acting menambah kelengakapan kami semua. Kami tidak semuanya sama, banyak yang berbeda. Kami tidak semuanya memiliki keyakinan yang sama. Tapi bersama itu tidak harus selalu sama.

Aku senang dengan mereka, di saat kami semua sedang memanas dan dilanda konflik “Kubu dan GAP” ada yang selalu menjadi air. Inilah bedanya kami. Di saat ada asap, tidak semuanya menjadi kompor, ada yang menjadi air. Mungkin kami mendukung, tapi tidak sepenuhnya juga kami mendukung. Tidak seperti orang-orang yang sirik dengan kami dan menjelek-jelekan kami. Oke, di lain waktu akan kujelaskan masalah “GAP dan Kubu”, benar-benar pemikiran anak kecil banget loh....
kalau Jlo punya lagu Like A G6, like A G6, akau akan menciptakan lagu, Like a Childish like a childish

Guys, ini semua adalah cobaan.
Ingatlah 121212......
Dan ingatlah 121213.... Udah satu taun kita deket kaya gini. Selain deket karena sama-sama senasib di NOHIM.... kami juga dipersatukan oleh sebuah novel, I FOR YOU dan itu jugalah yang mendasari kenapa kami membuat klub buku.

Selamat tanggal 12 yang ke 1 temaaaaan :)

No comments:

Post a Comment

Comment = respect = encourage ^^
Thank you ♥♥♥♥♥